dia jadian ya ?

159 14 0
                                    

Clarissa memulai aktifitas nya lagi seperti biasa. Kini ia mulai menerima akan pergi nya Danniel dengan alasan ada Verahees yang selama ini menemani nya.

Bilanglah Clarissa bodoh. Memang, ia sama sekali belum merasakan pahit manis nya percintaan namun ia telah belajar dari masalalu nya dengan cara mengikhlaskan.

Ia yakin tuhan punya seribu rencana akan jalan hidup nya. Dan maka dari itu ia selalu berbaik sangka atas apa yang selalu menimpa nya karna dibalik sebuah cobaan ada hikmah yang menanti.

Langkah kaki nya berjalan gontai melewati setiap koridor kelas. Ia bersama ketiga sahabat nya sedang berjalan menuju kantin. Terdengar banyak sekali yang sedang membicarakan nya dan yah.. Itu lah resiko berhubungan dengan seorang yang famous seperti Danniel, walaupun itu sudah berlalu.

"Udah Clar, ga usah di dengerin. Mereka ga pernah ada di posisi lo dan gue yakin mereka akan lebih parah dari yang lo rasain saat ini ketika mereka di posisi lo." ucap Delia yang telah duduk bersebrangan dengan Clarissa.

"Yakali gue dengerin mereka Del, gue punya banyak kegiatan yang lebih penting dari sekedar menanggapi seseorang yang bicarain gue. Biarin mereka berbuat sesuka mereka selagi mereka ga ngusik kehidupan gue, dan makasi buat saran nya del gue tau kok." Clarissa menampak kan senyum, namun yang ada hanya senyum palsu.

"Udah jangan lo paksain senyum yang ga ikhlas lo itu. Senyum tuh yang ikhlas kek gini nih." celetuk Relins dan menampakkan cengiran lebar nya dan memutar kepala nya kekanan dan kekiri.

Usaha mencairkan suasana pun berhasil mengundang tawa teman nya. "Bwahahah itu mah buka senyum ogeb, itu mah nyengir kek kuda." sahut Delia mengundang tawa lagi.

Sesaat Clarissa melupakan masalah nya untuk sejenak. Hanya sahabat konyol nya ini dan keluarga nya yang bisa mengembalikan tawa nya walau hanya sesaat.

"Udah, makan dulu ntar lanjutin aja ketawa nya." ucap Chelins menghentikan tawa mereka. Seaat mereka saling pandang lalu mengangguk mengiyakan perintah Relins karna perut merek sudah keroncongan sejak tertawa tadi.

Mereka makan dengan hening, tak ada pembicaraan pun sama sekali hingga suara seorang yang lewat menghentikan gerak sendok Clarissa.

"Ehh denger-denger kak Danniel udah jadian sama kak Verahees lho, dan ini tuh hot news banget. Gue tadi liat kak Danniel berangkat bareng kak Verahees boncengan pakek motor lagi, duhh so sweet banget." ucap seorang yang duduk tepat di belakang meja Clarissa dkk.

Chelins tau, apa yang Clarissa rasakan saat ini. Walau ia sudah belajar merelakan Danniel, namun rasa pasti masih ada kan ?. Ia mencoba berdehem agar orang tersebut menghentikan pembicaraan nya.

Namun apa yang terjadi tak sesuai ekspetasi Chelins, rombongan cabe itu masih melanjutkan pembicaraan nya hingga membuat kuping Chelins panas. Ia pun segera berdiri memberikan kode pada teman nya dan menggandeng Clarissa.

Clarissa dkk pun pergi dari kantin dan mulai berjalan ke taman belakang sekolah, tempat dimana Clarissa bisa menenangkan diri nya.

Seperti nya hari ini tak memihak pada Clarissa. Di tengah melewati koridor pun ia melihat dengan mata kepala nya sendiri Danniel sedang bermesraan dengan Verahees.

Sungguh ia tak mau terlihat menyedihkan seperti ini. Namun hati nya tak bisa membohongi perasaan nya. Ia pun segera melanjutkan jalan nya hingga sampailah di kursi panjang.

"Chel, Rel, del, kak Danniel bener jadian ya ? Kok gue sakit sih ? Kan gue udah coba ikhlasi dia ? Tapi kenapa gue kek gini ?" suara Clarissa tercekat dan mulai melemah.

Relins, Chelins, dan Delia langsung memeluk Clarissa memberikan ketenangan. "Udah, gue kan udah pernah bilang, semua butuh adaptasi dan lo lagi ada di tahap itu. Stop nangis gue sedih liat lo kek gini Clar." ucap Chelins

"Iya Clar, gue juga bisa ngerasain yang lo rasain saat ini. Udah ya.. Lo ka juga udah bilang mau berusaha dan mungkin ibi ujian buat usaha lo itu." timpal Delia dengan suara yang sama lemah nya.

"Kalau pun mereka jadian, dan yang kelak jadi jodoh nya elo ngapain elo harus bingung ? Tuhan udah punya rencana Clar, mungkin dia mau sama cinta yang salah buat dapat pelajaran untuk cinta yang sebenar nya." kini Relins yang berbicara.

Terkadang jika seseorang mempunyai seorang pacar ia akan melupakan sahabat nya. Namun jika seorang pacar meninggalkan nya sahabat lah yang pertama ia cari. Dan sekarang itu yang Clarissa rasa, ia menangis menumpahkan segala rasa pada sahabat nya berharap mengurangi beban yang ia punya.

Cinta itu seperti api, ia menghangatkan ku ketika kedinginan, Namun ia terlupa sewaktu-waktu ia bisa membakar
ku dengan api nya.
~ClarisaaIndra~

Beradaptasilah seperti bunglon, ia yang datang dan meninggalkan tempat sebelum nya selalu bisa menyesuaikan dengan lingkungan nya, begitu pun dengan mu kuharap kau bisa beradaptasi tanpa ada seorang pacar yang selalu bersamamu.
~Chelins~

🌸🌸🌸
Alhamdulillah publis lagi.
Maaf baru update, kemaren sempet hilang bagian ini
Nepatin omongan mau update cepet, udah kesampaian kan ? Hehehe.. Makasih udah baca ya.. 😊
Maaf jika typo bersebaran, maklum manusia ga ada yang sempurna.
Vote dan komen selalu ditunggu,bikin semangat penulis amatir ini di  cerita pertama ini ya.. Doain cepet kelar + doain bsk senin UTS lancar.
Thanks for all. See you next chap.

DitinggalkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang