"Jangan baper dulu, Emang Lo yakin dia suka sama lo juga? "
***
Senja menatap pantulan dirinya di cermin yang ada di dalam toilet sekolahnya. Tangannya bergerak lincah merapikan rambutnya dengan jari. Setelah selesai ia keluar dari kamar mandi. Bola matanya tiba-tiba tertuju pada seorang gadis yang sedang berjalan sendirian sembari tersenyum. Ya, Senja mengenali gadis itu. Gadis yang ia temui di UKS waktu itu, kalian masih inget kan cewek dengan penampilan seperti gembel amburadul yang Senja temui di UKS kala itu?
Bibirnya tergerak membentuk lengkungan sampai satu lesung pipi yang ada di pipi kanan nya ikut muncul. Senja melangkahkan kakinya mengikuti gadis itu. Terpaut jarak yang lumayan jauh ia terus mengamati gadis itu sampai akhirnya ia tersadar gadis itu memasuki kelasnya. Hah?
"Dia satu kelas denganku?"Batin Senja dalam hati. Senja masih mengikutinya. Ia juga ikut masuk. Dugaan nya benar, gadis galak itu ternyata benar sekelas dengannya. Duduk di barisan paling belakang larik ke tiga. Tapi mengapa ia baru tahu? Padahal mereka satu kelas.
Tampaknya gadis itu tidak sadar jika sedari tadi diperhatikan oleh Senja. Gadis itu justru malah menenggelamkan wajahnya di atas tangannya yang sengaja ia jadikan bantal diatas meja. Sesaat Senja merasa ragu, hampiri tidak?
"Ah kamu ini payah banget. Masa menghampiri gadis yang kamu cari sedari kemarin saja kamu tidak berani. Cemen!" Entah setan darimana yang membisikinya seperti itu. Tapi benar juga, ia kan cowok harus Gentle man jangan seperti ini. Dengan langkah mantap ia mendekati gadis itu. Senja memilih duduk di kursi yang ada di depan gadis itu. Posisinya yang berada pas di depan gadis itu membuatnya dengan leluasa dapat menatap wajah tenang gadis ini sepuas yang ia mau. Tidak tau kenapa Senja berharap agar waktu bisa berhenti sekarang juga, ia ingin menatap wajah gadis ini lebih lama. Sungguh.
Tanpa sadar tangannya menyingkap rambut gadis itu secara perlahan, mungkin semesta sedang tidak ingin diajak berkompromi dengannya. Perlahan gadis di depannya terbangun dari tidurnya, membuat Senja gelagapan sendiri dibuatnya. Gadis itu membuka matanya, selang beberapa detik matanya membulat sempurna melihat Senja ada di depannya dengan wajah yang sulit diartikan.
"Loh.. lo ngapain disini?" tanya nya dengan nada ketus.
Mendengar nada ketusnya entah mengapa kegugupannya yang sedari tadi menyelimutinya tiba-tiba hilang begitu saja. Aneh memang. Baru saja hendak mengeluarkan suaranya, Senja kalah cepat dengan Siti yang tiba-tiba duduk dikursinya disusul oleh Deva dan Tiya membuat Senja mau tak mau harus berdiri karena kursi yang ia duduki ini adalah tempat duduk cewek yang memakai jilbab namun kepalanya juga ditutupi oleh hodie kuning. Yang tak lain adalah Deva. Cewek misterius yang cueknya luarbinasa.
"Ahh Rin gila tadi gue berangkat di kejar-kejar Satpam edan di depan gerbang!!" Fokus Rindu yang tadinya ke arah Senja, pindah ke Siti, temannya itu masih menerocos panjang lebar dengan nada yang masih ngos-ngos an. Siti baru mau berhenti nyerocos saat salah satu teman kelasnya yang bernama Mei yang memberitahu teman sekelasnya agar segera menuju ke lapangan, untuk melakukan apel pembukaan MPLS.
KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA[SUDAH TERBIT]
Teen FictionPerpisahan akan mengajarimu tentang banyak hal. Tentang rasa yang tak mudah hilang, tentang cerita yang tak bisa di akhiri walau sudah berakhir, tentang rindu yang datang tanpa kau minta, juga tentang kenangan yang menjadi alasan mengapa kau masih s...