SELAMAT MEMBACA BAB LIMA BELAS
JANGAN LUPA VOTE SEBELUM BACA,
KOMENT SETELAH SELESAI BACA.
SEMOGA SUKA DAN MENYENANGKAN!
***
11 Mei 2019.
Pernah dengar pepatah ini?
Saat kamu ingin menghindari seseorang, namun semesta justru malah mempertemukanmu dengan orang itu.
Semakin kamu menjauh, orang yang kamu jauhi malah semakin mendekat.
Semakin kamu berusaha mengabaikannya, semakin berusaha pula orang itu mencari perhatianmu.
Contohnya seperti sekarang, Bintang yang akhir-akhir ini sering muncul di depannya walau Rindu sudah berkali-kali menghindarinya. Bintang yang selalu berjalan di belakang Rindu saat ia berada di koridor waktu pagi, begitupun saat pulang sekolah.
Meskipun Bintang hanya diam. Tidak berkata apa-apa, namun Rindu tau cowok yang akhir-akhir ini selalu mengikuti setiap ia berjalan itu selalu memperhatikannya.
Seringkali ia memergoki Bintang yang ketauan suka mencuri pandang kepadanya ketika Rindu sedang berada di kantin.
Hal yang semakin lama membuat Rindu jengah sendiri. Memang Bintang sudah menepati janjinya tidak akan mengganggu hidupnya.Tidak berbicara padanya lagi. Menjauhinya, maybe. Mungkin gak menjauhi karena sampai sekarang ia masih suka memperhatikan Rindu diam-diam.
Rindu menghela nafas, menatap Siti yang tengah tertidur pulas dengan tangan sebagai bantal diatas meja. Siti bilang semalam ia begadang tidak tidur cuma buat ngurus anak ayamnya yang sedang terserang flu. Benar-benar baik hati sekali kan.
Bel istirahat berbunyi lima menit yang lalu. Seharusnya Rindu sekarang berada di kantin, membeli siomay dengan Tiya dan Deva yang tadi mengajaknya ke kantin namun ditolak Rindu dengan alasan tidak lapar.
Padahal sejujurnya sih lapar, cuma lagi mager aja jalan ke kantinnya. Males juga jika harus melihat Bintang.
Jadi Rindu memutuskan untuk menahan laparnya saja. Lagian kan nanti masih ada istirahat kedua, jadi ia bisa ke kantin saat istirahat kedua bersama Siti. Kasian kan Siti kalo ditinggal sendirian. Gini-gini juga Rindu peduli dengan Siti. Walau terkadang nyebelin sih minta di tabok pake sendal.
Saat Rindu memutuskan untuk tidur saja untuk menahan lapar, mengikuti Siti namun niatnya jadi ter urungkan saat melihat seorang cowok masuk ke dalam kelasnya. Sontak membuat kedua mata Rindu membelalak, rasa kantuknya sirna begitu saja.
Bintang berjalan di depan rentetan meja terdepan, tanpa sadar tatapan keduanya bertemu membuat Rindu memegang dadanya sendiri dengan sebelah tangannya.
Tatapan keduanya terputus saat Bintang duduk di salah satu meja terdepan deretan ketiga. Rindu mengerjap.
Tunggu.
Tadi ia tidak berharap Bintang akan datang ke mejanya untuk menemui dirinya, kan?
Tolong kalian bilang iya.
Because, it's impossible.
he won't walk towards you.
Ralat. Bukan ia tidak akan berjalan kearahmu.
Tapi memang dia never walk toward you.
Rindu menggigit ujung bibirnya sendiri, mengumpat bodoh karena sudah merasa ke ge'er an. Rasanya melihat punggung Bintang dari belakang sini membuat ia menjadi badmood.
"Pacaran kok dikelas. Kaya gak ada tempat lain aja. "celetuk seseorang membuat Rindu memutar kepalanya dengan cepat kearah sumber suara.
Senja yang berjalan dari belakang kursinya membuat Rindu tidak mengetahui keberadaan cowok itu. Seperti zelangkung. Datang gak diundang. Pulang sendirian. Eh apaan sih. Gak nyambung ehe.
Senja menarik kursi di sebelah kanan Rindu, kursi nya Suparjo. Untuk berada lebih dekat ke kursi yang di duduki oleh Rindu. Gak izin gapapa ya. Kan orangnya juga lagi sibuk ngecengin cewek-cewek dikantin tuh.
Tangan kanan Senja terulur ke depan wajah Rindu, membuat cewek itu mengerutkan keningnya. Tidak mengerti.
Merasa Rindu tidak kunjung menerima, Senja menarik pergelangan tangan kanan Rindu,"Ambil. "ucapnya menaruh plastik hitam itu di telapak tangan Rindu.
"Ini apaan? "tanyanya sambil membuka isi dalam plastik hitam yang tadi diberikan Senja. Seulas senyuman muncul di bibir Rindu.
"Aku tau kamu nggak ke kantin. Jangan suka nahan laper, nanti kalo kena maag susah. "
Sesederhana itu.
Satu bungkus siomay, satu botol air mineral berukuran sedang dan obat maag mampu membuat hati Rindu menghangat seketika.
Well, kadang mulut kita cenderung mengucapkan kalimat kita benci dia. Kita gasuka sama dia. Kita risih sama dia.
Disaat pertama -- kedua--ketiga kali melihatnya.
But, nggak akan seterusnya juga mulut kita akan berucap seperti itu. Bisa jadi saat kita udah berkali kali melihatnya, tau karakter dan sifatnya, semua bisa saja berubah. Presepsi kita kepadanya.
Dari mulai kalimat kita benci dia. Perlahan akan berubah kita nyaman sama dia.
Kita gasuka dia makin lama makin tak terasa. Bahkan mungkin bisa jadi kita suka sama dia. Enjoy sama dia. Karena ternyata dia nggak seburuk apa yang kita presepsikan sebelumnya.
MOHON MAAF SEBAGIAN CERITA DIHAPUS KARENA PROSES PENERBITAN. UNTUK INFORMASI SELANJUTNYA BAKAL AUTHOR INFO IN LEWAT WATTPAD DAN JANGAN LUPA FOLLOW IG KU : dollphin7_ UNTUK MENGETAHUI INFORMASI SEPUTAR NOVEL SENJA YANG SEBENTAR LAGI SELESAI PROSES EDITING. SEE YOU😘🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA[SUDAH TERBIT]
Novela JuvenilPerpisahan akan mengajarimu tentang banyak hal. Tentang rasa yang tak mudah hilang, tentang cerita yang tak bisa di akhiri walau sudah berakhir, tentang rindu yang datang tanpa kau minta, juga tentang kenangan yang menjadi alasan mengapa kau masih s...