SELAMAT MEMBACA BAB 8
SEMOGA MENYENANGKAN.
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENT YA.
LOPE U BEE..
***
Di kodein secara Tersurat aja gak peka. Apalagi yang secara Tersirat?
-Senja Mahardika-
"ARTI kata suka itu banyak, Rin. Lo gabisa main nyimpulin gitu aja. Lo kan belum lama kenal sama kakak kelas itu, dan bisa aja dia bilang gitu cuma iseng mau php-in lo doang."Sudah kesekian kalinya Rindu mendengar Siti mengulang kalimat itu. Sahabatnya ini tidak bisa kali ya liat Rindu senang sedikit dengan harapannya.
Pagi ini Rindu sengaja berangkat pagi, memaksa Siti juga berangkat pagi untuk menceritakan kejadian kemarin ya kecuali tentang ia menangis karena mantan gebetannya,Mikailo yang brengsek itu.
Dalam ekspetasi Rindu, setelah ia menceritakan ini kepada Siti,cewek itu akan mendukungnya, Namun namanya juga realita, berbanding terbalik. Siti justru malah menceramahinya. Katanya Rindu jangan dulu terlalu cepat berasumsi, katanya arti suka yang diucapkan cowok itu banyak maknanya. Bisa saja hanya ingin main-main dan ia hanya jadi korban php. Dasar Siti menyebalkan. Padahal semalam ia sampai tidak bisa tidur memikirkan kejadian kemarin bersama Bintang yang begitu manis. Ditambah semalam cowok itu juga mengirimnya pesan mengajak pulang bareng. Kalo digituin terus, gimana Rindu gak baper coba.
Bel masuk berbunyi nyaring mengakhiri sesi ceramah Siti. Nampak dari raut wajahnya, sahabatnya ini sedang kesal karena Rindu yang ngeyel tidak mau mendengar nasehatnya dan terus membela Bintang.
Pak Parjan, guru pelajaran Seni Musik masuk ke kelas. Dari semua pelajaran, Rindu paling sebal sama yang satu ini. Dan sialnya ia masuk ke SMA yang memasukan pelajaran ini ke muatan lokal. Bagi Rindu,pelajaran ini nyusahinya naudzubillah. Rindu harus disuruh mempelajari cara bermain beragam alat musik, baik yang tradisional maupun modern. Demi ferguso yang gak pernah tobat, Rindu kesal setengah mati dengan pelajaran ini. Pelajaran yang ia tidak bisa sama sekali. Waktu dulu disuruh praktek memainkan suling saja bukannya memainkan dengan nada yang sesuai ia malah melenceng parah sehingga bunyi sulingnya jadi amburadul.
Materi kali ini, Pak Parjan mengajarkan cara mengkolaborasi alat musik dengan diiringi lagu yang harus sesuai dengan entah apa namanya. Rindu lupa. Yang jelas ini sangat ribet dan membuat pusing lebih dari mengerjakan soal Matematika.
Rindu mendengkus lelah,frustasi. Rindu melirik jam yang terpasang manis ditangannya. Tiga puluh menit lagi bel istirahat baru akan berbunyi, terasa sangat lama bagi Rindu. Membuatnya mual seketika.
"Pelajaran hari ini, susah?" Pak Parjan bertanya setelah berkeliling melihat pekerjaan tiap anak yang memainkan dua alat musik per anak. Sudah pasti gurunya ini paham bahwa semua anak merasa kerepotan. Bayangin aja satu anak harus memainkan dua alat musik sekaligus. Satu saja sudah pusing bagaimana kalau dua? Rindu akan mengibarkan bendera putih ke atas dengan tinggi-tinggi. Menyerah.
"Susah banget, Pak." Jawab semua murid kompak.
Bukannya prihatin, Pak Parjan malah tertawa. "Baiklah ada berita baik buat kalian. Karena bapak ini baik,rajin menabung dan tidak sombong---
KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA[SUDAH TERBIT]
Teen FictionPerpisahan akan mengajarimu tentang banyak hal. Tentang rasa yang tak mudah hilang, tentang cerita yang tak bisa di akhiri walau sudah berakhir, tentang rindu yang datang tanpa kau minta, juga tentang kenangan yang menjadi alasan mengapa kau masih s...