Sebuah cahaya terang yang tadinya menyinari, tiba - tiba dalam sekejap redup. Atmosfer cerah yang mengelilingi dirinya beberapa detik lalu kini berubah hitam. Menjadi atmosfer gelap yang mengelilingi tubuhnya.
"Wuahhh anak baru itu masih ke kelas hari ini? Wah.. Wah... Wah!!" Sebastian bertepuk tangan. Dirinya cukup tercengang dengan apa yang dilihatnya. Seorang wanita yang baru saja ditindas habis - habisan bahkan diancam dengan menggunakan orang terdekatnya, hanya dalam hitungam kurang dari dua puluh empat jam sudah bisa kembali beraktivitas. Bahkan wanita itu tampak berjalan dengan tenang menenteng tasnya menyaru kerumunan siswa - siswi lain. Seolah tak peduli apapun bahwa hampir sebagian besar murid di sana juga turut bekerjasama merencanakan penindasan.
Anak baru itu seperti seekor kelinci yang berjalan - jalan ke sarang singa. Tetapi seolah kelinci itu tidak peduli untuk dimakan.
"Wahh Leon, bagaimana menurutmu?" Sebastian menoleh, ingin mengetahui reaksi temannya. Dan dirinya tertegun.
Leon hanya terdiam tak menanggapi. Raut wajah yang tadinya tampak sumringah tiba - tiba berubah suram seperti ada warna hitam yang memancar di wajahnya. Leon hanya menipiskan bibirnya tanpa ekspresi menatap target penindasannya dari kejauhan.
Dan gadis yang bernama Cecil itu, sebelum melangkah masuk ke dalam kelasnya sempat menghentikan langkah. Seolah sudah tahu ada orang yang mengawasinya, lalu dengan santainya gadis itu menoleh, menatap Leon dan kawan - kawannya dengan bibir mengembang membentuk senyum.
Tidak ada kata - kata yang gadis itu ucapkan. Hanya sebuah senyuman lebar sebelum kemudian masuk ke kelasnya.
Senyuman itu adalah senyuman ejekan?
Raut wajah Leon benar - benar menggelap sekarang. Lelaki itu menggertakkan giginya sebelum kemudian berbalik pergi tanpa menjawab pertanyaan Sebastian.
"Leon, kau mau kema~." Seruan Trinity sontak terhenti ketika lelaki yang dipanggilnya menoleh memberi sorot tajam. Bahkan Leon dengan kasar melepas gelayutan manjanya hingga perempuan itu nyaris jatuh.
Sebastian hanya terkekeh lalu berjalan mengikuti Leon di belakangnya. Sementara Maxwell sudah lebih dulu menghilang dan dalam satu kedipan mata sudah berada di dalam kelasnya. Duduk tenang dengan mata terpejam sembari bersendekap tak menghiraukan apapun yang terjadi di dalam kelas. Seperti biasa, ia sudah berada di dalam dunianya sendiri.
***
Hah? Dia.....
Mata Sherly melebar, bibirmya ternganga tampak terkejut sekaligus tak menyangka. Dia bahkan mengerjapkan mata beberapa kali sebelum kemudian yakin bahwa apa yang dilihatnya tak salah.
Seseorang yang tidak pernah ia lihat sebelumnya di kelas ini, secara mengejutkan duduk di sana dan juga.....
Berada di bangku tepat di sebelahnya.
Ini bukanlah ilusinya kan? Lelaki yang menjadi alasan utama dirinya berada di tempat ini, pria brengsek yang menghancurkan lukisan serta rumahnya.
Pria yang ia cari - cari akhirnya ketemu dan sekarang ia tak perlu susah - susah untuk mendekat karena pria itu sudah ada di sini dengan sendirinya.
Hmmmm.... Itu bagus atau mungkin tidak juga. Mengingat para siswa di sini menargetkannya dan lelaki itu pasti juga akan ikut menindasnya bukan? Malah mungkin lebih parah.
Sherly masih ingat bagaimana gilanya pria itu memberondong Daemon dengan tembakan bak psiko sembari tertawa puas. Bahkan ketika Sherly ingin bicara untuk meminta pertanggung jawaban, pria itu hanya menatapnya dengan malas lalu berkata,
"Ohh... Itu bukan salahku." Lalu pria itu melesat pergi dengan entengnya.
Ketika mengingat hal itu, hati Sherly menjadi panas.
![](https://img.wattpad.com/cover/93789976-288-k790302.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Military
ФэнтезиDaemon adalah sebutan bagi monster bermacam bentuk yang menyerang negara Avalon. Dan Black Milliter merupakan pasukan khusus yang dibentuk pemerintah untuk melindungi penduduk dari serangan Daemon. Karena wajahnya yang terlihat lebih muda dari umurn...