31. Bersembunyi (B)

304 60 2
                                    

"Cecil, ada apa denganmu? Mengapa kau sungguh ceroboh?" Sabin seketika menghampiri begitu barisan dibubarkan. Sebagai teman yang baik, dia tentunya mencemaskan sahabatnya itu.

Sherly langsung menghela nafas lega lalu mendudukkan dirinya ke tanah. Demi apapun, kakinya terasa seperti jelly sekarang saking syocknya.

"Aku terkejut." Gumam Sherly yang sebenarnya tak menjawab pertanyaan Sabin.

Sabin mengerjapkan mata dua kali lalu menenlengkan kepala bingung. Temannya yang tampak begitu semangat tadi berubah menjadi tak fokus. Bahkan ia bisa melihat mata Cecil tampak kosong.

"Terkejut kenapa?"

'Karena aku tak menyangka dia adalah seorang jenderal.' Tentu saja jawaban itu hanya ia katakan dalam hati.

Sherly tak pernah mengira bahwa akan ada orang yang pernah bersinggungan dengannya berada di Distrik ini. Masuk ke dalam akademi ini dan menjadi bagian dari Black Militer.

Ohh ya ampun. Dia benar - benar tak menyangka.

Sherly menyapu wajahnya dengan punggung tangan sebelum kemudian dia merebahkan punggungnya di tanah begitu saja tak peduli debu akan mengotori.

"Aku terlalu lelah tadi. Jadi tak fokus." Imbuhnya kemudian menjawab pertanyaan pertama Sabin.

Sabin diam sejenak. Tetapi sepertinya dia mengerti akan kondisi perempuan di sampingnya. Ya, bagaimanapun Cecil adalah gadis biasa yang tak memiliki kekuatan apapun dan harus menjalani pelatihan ala kemiliteran tadi, tentunya benar - benar akan menguras tenaganya.

Jika fisik orang itu lemah, tes kemiliteran yang dilakukan sejak jam setengah tiga pagi sampai matahari telah terbenam pasti membuat orang akan pingsan. Beruntung Cecil mungkin termasuk perempuan dengan fisik kuat sehingga yang dia rasakan hanya lelah saja.

"Baiklah aku mengerti!" Sabin memberikan sebotol air mineral yang langsung diterima dan diteguk Sherly dalam terlentangnya itu.

"Tapi lain kali ku harap kau tidak mengulangi kecerobohanmu itu. Yang kau hadapi itu adalah Jenderal Aiden." Sabin menunduk, berkata sungguh - sungguh.

"Biar aku beritahu seperti apa jenderal Aiden. Beliau adalah ornag yang sangat menakutkan."

"Dia dijuluki iblis es dan api."

"Di satu sisi dia akan sangat dingin, tapi di satu sisi lagi dia akan menjadi orang yang sangat hangat." Saat membicarakan kata hangat, Sabin tampak memasang ekspresi memuja membuat Sherly yang melihatnya mengernyit.

"Tapi juga dia bisa menjadi sangat panas hingga mampu membakar siapapun yang telah menyinggungnya." Ekspresi Sabib kembali serius, "Seperti yang kau lakukan tadi."

"Beliau tidak suka murid yang bodoh, lemah, ceroboh, teledor apalagi lemot."

"Bisa - bisa kau dihukum."

"Beruntung tadi jenderal ada urusan sehingga sepertinya kau bisa selamat dari hukuman Cecil." Ujar Sabin.

Sherly hanya menyimak dan enggan menanggapi perkataan Sabin. Penjelasan dari bocah ini sudah cukup membuatnya tahu seperti apa reputasi si Aiden sialan itu.

Dan dia benar - benar harus berhati - hati.

"Tapi jangan membencinya Cecil! Meskipun terlihat galak dan dingin, tetapi sebenarnya Jenderal adalah pria yang baik." Jeda sejenak Sabin menatap Sherly yang tampak mengernyit.

"Ohh, kau harus percaya apa yang aku katakan Cecil! Percayalah, aku sudah lama berada di akademi ini jadi aku, ahh bukan hanya aku, tapi seluruh siswi di sini juga sangat tahu bagaimana Jenderal Aiden sebenarnya." Jelas Sabin menggebu saat melihat Sherly tampak tidak percaya.

Black MilitaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang