Dua mandat sudah terselesaikan.
Grey menghela nafas. Berjalan ringan lantaran dua bebannya telah terangkat. Kini dia hanya tinggal mencari gadis bernama Maria.
Jika besok perempuan itu tidak mengikuti pelajaran lagi, maka dengan terpaksa dia akan memeriksa di asrama wanita. Mencari informasi mengenai gadis itu.
Dia tentunya sudah mencoba bertanya pada teman - teman perempuan di kelasnya. Namun tak seorangpun dari mereka mengetahui tentang gadis itu.
Wajar. Karena sejak pertama kali, gadis itu benar - benar tidak terlihat. Hanya namanya saja yang masuk ke dalam daftar absensi. Tapi ngomong - ngomong....
Grey mengerutkan kening. Maria Wenberg. Wen.... berg. Nama itu entah kenapa terasa tak asing.
***
"Ahh ya ampun. Aku malas sekali masuk kelas."
Suasana di kelas itu hari ini terlihat berbeda. Beberapa anak asing yang terlihat mencolok dengan penampilannya yang unik langsung menjadi pusat perhatian.
Lelaki berambut kribo duduk di bangku nomer dua dari belakang. Bangku yang beberapa hari yang lalu kosong kini terisi. Rambut remaja itu keriting kribo seperti permen kapas, bila dipegang akan terasa empuk. Lucu sekali.
Teman sebangkunya yang melihat temannya menguap tampak hendak tidur lagi langsung menjambak rambut si kribo dengan sadis.
"Heh. Kau mau tidur lagi sialan? Aku susah - susah membangunkanmu tahu."
Sebastian berjengit, "Dasar Leon brengsek." Gerutunya sembari memegangi rambutnya yang dijambak rekannya.
"Uhh, rambut indahku jadi berantakan kan." Gumamnya. Mengambil sisir dan merapikan rambut iconiknya. Walaupun sebenarnya sisir itu tak terlalu berguna. Tak disisirpun rambutnya akan selalu seperti itu.
Lalu di kursi belakang ada siswa lain yang penampilannya tak kalah unik. Malahan sejak pertama kali muncul, seluruh mata akan langsung tertuju padanya.
Bukan karena tampan tak tertolong. Melainkan penampilannya yang benar - benar sangar.
Tatoo di seluruh tubuh, rambut ala punk yang di cat merah, lalu tindik di hidung, telinga bahkan ada yang di sebelah alisnya. Pria itu juga terlihat garang. Sejak pertama kali masuk, sudah tampak marah - marah.
"Apa lihat - lihat bajiingan. Mau ku pukul?" Robin melotot marah saat sadar beberapa orang tampak memperhatikannya.
Mereka langsung memalingkan wajah. Menunduk dan enggan menatapnya lagi.
Menyeramkan. Anak bernama Robin benar - benar seperti preman.
"Cih. Brengsek." Umpat Robin. Dia ingin beberapa hari lagi membolos. Namun dengan terpaksa mengikuti kelas. Semua itu karena....
Robin buru - buru memalingkan wajah menatap ke luar jendela saat pandangannya tak sengaja bertemu dengan Grey.
Dia tak akan bersinggungan dengan lelaki itu lagi, sang ketua kelas.
Tangan dan lehernya masih sakit gara - gara dia.
***
Grey menghela nafas lega. Memindai bahwa beberapa hal yang menjadi tanggung jawabnya di kelas sudah selesai. Dua anak yang tidak mengikuti pelajaran, kini telah masuk. Kalau dipikir - pikir....

KAMU SEDANG MEMBACA
Black Military
FantasiaDaemon adalah sebutan bagi monster bermacam bentuk yang menyerang negara Avalon. Dan Black Milliter merupakan pasukan khusus yang dibentuk pemerintah untuk melindungi penduduk dari serangan Daemon. Karena wajahnya yang terlihat lebih muda dari umurn...