WIN…
Layar itu bersinar kemudian menampilkan tulisan ‘WIN’ besar dengan wajah seorang perempuan berambut lurus yang di Zoom ketika pertandingan The Duel kali ini dialah pemenangnya.
Maria Wenberg dari Kelas Grand B Vs Ruthdiyath (Dari kelas Grand A)
Meski pertandingan itu berlangsung menegangkan dan bisa dikatakan seimbang dengan masing - masing peserta mengalami cidera, baik Maria maupun Ruth tetap bertanding dengan fair.
Berkali - kali mereka sama - sama mengalami kejatuhan, tumbang kemudian bangkit lagi melawan hingga keduanya nyaris kehabisan tenaga. Namun pada akhirnya pertandingan yang sangat menegangkan itu dimenangkan oleh siswi dari kelas Grand B, dialah Maria Wenberg.
Tentu saja hal ini menjadi perdebatan sekaligus membuat kelas unggulan yakni kelas Grand A dibuat malu. Namun beberapa diantara mereka sudah paham betul mengapa Marialah yang bisa memenangkan pertandingan ini.
Bagaimana pun para master memang sudah mengelempokkon ujian the Duel ini berdasarkan tingkat kemampuan dan kekuatan mereka. Dengan kata lain, bukan berarti siswa dari kelas Grand B memiliki kemampuan di bawah kelas Unggulan. Beberapa anak di kelas Grand B bahkan juga sudah ada yang menjadi pasukan inti. Para guru atau mereka sendirilah yang mempunyai alasan masing - masing untuk tidak memasuki kelas unggulan. Seperti halnya Maxwell Fringer. Lelaki itu seharusnya sudah berada dalam satu kelas bersama dua temannya yang lain yaitu Leon dan Sebastian. Tetapi ketika tahun kedua saat pembagian kelas berlangsung, Maxwell sendirilah yang menolak berada di kelas unggulan dan lebih memilih berada di kelas Grand B.
Pun dengan Maria. Jika gadis itu tidak memiliki banyak absensi yang kosong, dia sudah pasti akan berada di kelas unggulan. Namun perempuan tujuh belas tahun yang memiliki paras cantik dengan kulit halus nan elegan serta terlihat seperti siswi kaya yang pintar dan rajin, siapa yang menyangka bahwa gadis inilah yang menjadi peringkat teratas dalam hal membolos dari akademi. Bahkan Maria juga kerap melarikan diri dari asrama entah untuk apa dan beberapa kali menerima hukuman karena tindakannya tersebut.
Suara alarm serta tepuk tangan dari siswa - siswi lainnya membahana. Maria berdiri dengan nafas terengah - engah. Dadanya naik turun, darah mengalir dari sudut bibirnya pun di keninganya. Rambut lurus Maria berantakan nyaris menutupi wajahnya. Dia menatap Ruth yang duduk terkapar dengan tangan yang terangkat menyerah.
Pandangan Maria lalu bergulir ke depan menatap layar yang menampilkan namanya sebagai pemenang. Lalu telinganya mendengar suara tepuk tangan serta sorakan dari para siswa - siswi Black Militer. Tapi suara yang ia dengar tak begitu jelas. Suara ini dibarengi sebuah suara yang seperti mic konslet. Atau seperti lebah yang berdengung di telinganya.
Nging.....
Maria mengernyit. Pandangannya mulai buram. Ia seketika mencengkeram perutnya yang begitu perih.
Luka jahitannya yang belum sepenuhnya sembuh kembali terbuka.
Pasti. Jahitannya terbuka lagi. Rasanya seperti kulit yang diiris pisau.
Maria menggigit bibirnya. Darah kembali merembes di sana. Mengucur deras di balik pakaian hitamnya. Kakinya yang sedari tadi berusaha sekuat mungkin untuk tetap berdiri, pada akhirnya goyah. Dan sedetik kemudian gadis itu limbung tak sadarkan diri.
Suara sorakan seketika menjadi kepanikan. Seorang siswa laki - laki segera melesat cepat ke atas arena menggapai tubuh Maria yang sudah jatuh ke lantai.
"Maria, Maria! Sadarlah Maria!" Laki - laki itu panik kemudian menggendong Maria membawanya ke ruang perawatan.
***
"Maria, kau sudah sadar?"
Sapaan itu yang pertama kali ia dengar begitu Maria perlahan membuka matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Military
FantasiDaemon adalah sebutan bagi monster bermacam bentuk yang menyerang negara Avalon. Dan Black Milliter merupakan pasukan khusus yang dibentuk pemerintah untuk melindungi penduduk dari serangan Daemon. Karena wajahnya yang terlihat lebih muda dari umurn...