38. Daemon tingkat tinggi (B)

277 68 8
                                    

"Ku rasa kita harus berpencar." Gadis itu berseru ketika sudah hampir enam puluh menit mereka berjalan tetapi satu Hide Daemon pun tak kunjung mereka temui.

Jika sampai lima jam dia tidak bisa menemukannya, bisa - bisa Hide Daemon yang disebarkan ke hutan ini yang jumlahnya hanya tiga puluh ekor telah ditangkap oleh kelompok lain. Dan dirinya otomatis menjadi kelompok yang gagal dalam misi dan tidak mendapat poin. Terlebih bisa saja ada satu kelompok yang menangkap lebih dari satu Hide Daemon untuk mendapatkan poin berlipat.

Dia hanya berharap menangkap satu Hide Daemon saja agar bisa melaju ke ujian selanjutnya, mendapat pin dan juga....

Maria memejamkan mata, menggigit bibirnya ketika rasa nyeri di perutnya kembali menerjang. Meski tidak telalu sakit seperti sebelum - sebelumnya, akan semakin waktu terus berjalan, efek obat pereda nyeri itu lama kelamaan akan menghilang dan dirinya tidak ingin tumbang sebelum mendapat Hide Daemon.

"Aku akan ke arah sana! Kita bisa berkomunikasi melalui telepat."

Telepat adalah nama sebuah alat komunikasi berbentuk jam tangan bak sebuah telepon. Masing - masing grup mengenakan Telepat untuk komunikasi antar rekan sekaligus digunakan sebagai sinyal deteksi kalau - kalau ada siswa yang tersesat, mengalami marabahaya dan sebagainya. Sinyal tersebut sudah terhubung ke para pembimbing yang tengah mengawasi di ujung Start.

Tanpa menunggu jawaban dari rekannya, Maria membelokkan kakinya ke arah tempat yang tadi dituju. Maxwell mengikuti di belakangnya.

"Maxwell, kita harus berpencar!" Maria menghentikan langkah dan berbalik menatap lelaki yang masih mengikutinya dari belakang.

Maxwell tampak acuh tak acuh dan enggan menuruti perintah rekannya. Pria itu hanya balas memandang adik tirinya yang menatapnya kesal.

"Maxwell...!"

"Kita tetap bersama. Kau terluka." Ujar Maxwell pada akhirnya. Pria itu menurunkan pandangannya ke perut Maria sejenak sebelum kemudian kembali membuka suaranya, "Lagipula kita tak perlu berjalan jauh." Manik kelam Maxwell melirik ke samping tepatnya di antara semak - semak belukar yang menghiasi sepanjang jalan.

Di sana, ada satu Hide Daemon yang bersembunyi dengan tenang dan dalam diam. Selama ini, seberapa banyak anak - anak lain yang melewati tempat ini, tidak ada yang menyadari keberadaan Hide Daemon itu. Tetapi Maxwell berbeda. Dan jika ada yang bertanya siapa di antara para murid akademi yang berpuang besar dengan mudah dan cepatnya menemukan Hide Daemon, hal itu pastilah Maxwell Fringer.

Pria itu memiliki kemampuan Animal Power. Dimana dia bisa menggunakan kemampuan segala macam binatang apapun dan bisa mengevolusinya. Termasuk dalam hal penciuman dan pendengaran.

Penciumannya sangat tajam. Setajam anjing pelacak dan matanya bagai mata serangga yang bisa melihat sesuatu yang tak kasat mata sekalipun. Apalagi musuhnya hanyalah Daemon tingkat rendah seperti Hide Daemon. Tentu saja dengan kemampuannya itu, ia bisa dengan mudah menemukannya.

Tak perlu susah payah. Hanya perlu....

Netra kelam Maxwell sontak berkilat kala mencium aroma lain yang mendekat. Pria itu seketika menggerakkan tangannya dan menangkap sebuah benda runcing yang tiba - tiba dilesatkan nyaris mengenai belakang kepala Maria.

Maria terkesiap saat Maxwell tiba - tiba memeluknya dengan tangan lelaki itu terangkat ke belakang.

"Rupanya ada Daemon lagi di sini." Gumamnya ketika melihat makhluk berwarna putih bersih dengan mata merah menyala berdiri di antara pepohonan di belakang Maria.

Black MilitaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang