5. Cewek Jutek

7.2K 776 18
                                    

**🌹**

"Dara Zahrania, apa Dara sudah mengerti yang saya jelaskan tadi?" Tanya seorang pengurus begitu selesai menjelaskan peraturan asrama kepada Dara.

"Sudah." Jawab Dara singkat, sedikit menarik senyum di bibir.

"Tunggu sebentar... saya panggil pengurus komplek yang akan Dara tempati." Ucap pengurus. Di balas anggukan oleh Dara.

Ngiiiiiing.....

Bunyi Speaker di bunyikan. Terlihat pengurus mengambil Mikrofon.

"Panggilan kepada... Nuriyah Amin. Fatimah Husni. Elmira Cinta As-syauqi. Di harapkan untuk segera datang ke kantor pengurus." Setelah mengulang panggilan tiga kali Speaker itupun di matikan.

**🌹**

"Assalamu'alaikum...." setelah kurang lebih 15menit. Tiga gadis masuk, mengucapkan salam. Dua diantaranya terlihat familiar, pikir Dara.

'Itu kan.... cewek yang tadi sore tabrakan sama gue.' Batin Dara.

"Wa'alaikum salam.... silahkan duduk." Sopan pengurus kepada ketiganya. Sedang Dara hanya memperhatikan dan mendengarkan dengan baik.

"Fatimah, di komplek B masih ada tempat kosong tidak?" Tanya pengurus setelah ketiganya duduk di sebelah Dara.

"Sudah tidak ada, mbak. Kemarin sudah di tempati anak baru, dari Riau." Ungkapnya.

"Kalau.... Nuri, Elmira. Di komplek A masih ada? Soalnya Dara ini dari jakarta. Kalau misal di baur dengan komplek yang lain. Pasti akan sulit untuk ber adaptasi, mengingat kebanyakan dari mereka berasal dari jawa tengah." Ucap pengurus di sertai penjelasannya.

"Kalau, di kamar anak-anak semuanya penuh, mbak Puji. Tapi, kalau di kamar pengurus komplek A, masih ada tempat." Ujar gadis yang tadi bertabrakan dengan Dara. Ia lalu menoleh ke arah Dara dan memberi senyum tulusnya.

'Emang bener kan tu anak kayaknya gagu. Gak ada suaranya sama sekali...' bukannya membalas senyum gadis tadi. Malah matanya justru sibuk memperhatikan gadis di sebelahnya.

"Berarti, bi--" ucap Puji. Tapi sebelum kalimat itu terangkai sempurna, sudah di potong.

"Maaf mbak Puji, bukan maksud saya memotong kata-kata mbak... tapi kalau di isi satu anak lagi, sepertinya perkakasnya tidak lengkap. Almari pakaian tidak ada dan---"

'Kagak sopan, main potong aja! But, suaranyaaa.... merdu! Eh..' hati Dara bergosib.

"Itu gampang El... sekarang kalian antar Dara ke kamar."

"Iya mbak Puji... kami permisi dulu. Assalamu'alaikum." Entah mengapa gadis yang di panggil El itu terlihat tidak nyaman jika harus satu kamar dengan Dara.

"Wa'alaikumsalam... oh ya Dara, selamat datang semoga kamu betah di sini dan bisa cepat beradaptasi, ya..." senyum ramah Mbak Puji mengembang, mengulurkan tangannya pada Dara. Dara menyambutnya dengan sopan.

Setelah mengucapkan salam ketiganya pun berdiri, dan gadis yang bernama Fatimah sudah terlebih dulu meninggalkan ruangan. Sisanya masih tinggal dan menunggu Dara bersiap.

"Terima kasih..." ucap Dara kepada pengurus. Kemudian mengikuti dua gadis yang sudah menunggunya di depan pintu ruang pengurus.

**🌹**

DARA POV

'Hah!.' Dan disini lah sekarang gue harus  terdampar buat kesekian kalinya!

Karna ini emang bukan yang pertama buat gue. Sudah empat kali gue di asramain, di masukin Peaantren dan tentu aja, dengan sukses gue permalukan orangtua gue dan bawa nama buruk tentunya. Dan gue bangga!! Catet! Gue bangga!!. Supaya mereka tuh sadar diri gimana rasa sakitnya di kecewain gitu aja, dan mereka harus tau gue kaya gini karna siapa. Huft...

Tapi...

Buat asrama yang berbasis Pesantren. Ini pertama kali buat gue. Orangtua gue kayaknya emang bener-bener niat banget pengen hukum gue. Coba aja liat sekarang tempat ini, bener-bener kayak penjara.

Tapi gue gak tau kenapa, otak dan hati gue? Kagak sependapat sekarang. Otak gue bilang, ya kayak di tempat sebelumnya... '7hari dari sekarang loe harus bisa minggat dari tempat ini.' Tapi... hati gue justru bilang. 'Akan ada sesuatu yang ngebuat gue tahan disini. Betah disini.' Entahlah,  apa itu? Arrrgghh.

"Hei! Ngelamun aja anak baru..." Ah kayaknya dari tadi cewek ini manggil gue. Gue noleh ke arahnya yang sedari tadi manggil. "Kenalin, gue Nuriyah Amin. Hmmm... tepatnya si Nuriyah Cantiiik Aaamiiiin. Panggil saja Nuri." Lanjutnya sambil cengingisan ngajakin gue kenalan. Tapi gue gak gitu respon karna mungkin dasarnya gue gak gitu mudah deket atau mau kenalan sama orang lain.

Nuri ini gadis kerudungan yang sore tadi tabrakan sama gue. Dia gak putih, gak kuning juga, gak item gak juga coklat. Oh ayolah apa nama warna kulit yang cocok buat dia? Tingginya hampir sama kayak gue mungkin 165-an dan dia manis. Matanya kayak  isyaratin kalau dia tuh anaknya tulus. Dan catet sepertinya dia supel, cerewet dan lucu, mungkin juga akan nyebelin nantinya. Keliatan banget dia jail.

Ku jabat tangan dia yang sedari tadi di arahin ke gue. "Gue... Dara" jawab gue datar saja. Gak nanggepin senyumnya yang masih ngembang. Mungkin ini efek dari gue yang memang anti sosial.

"Oh... Dara to? Dara manisku, ku cinta padamu..." katanya yang buat gue ngeryit dahi karna kaget sama ulah dia. Ngebuat nama gue seperti di lagu Koes Plus. Jangan salah usia boleh muda tapi selera musik gue emang sedikit purba. "Tenang Dara tenang... aku bercanda kok. Lagian muka kok di tekuk gitu, Dara manisku bisa jadi nggak manis lagi dong! Iya kan? Haha..." Terusnya sambil jawel-jawel pundak gue. Hah! Dasar SKSD(Sok Kenal Sok Dekat) tapi kayaknya Nuri asik di ajak temenan. Dan ya... Buat pertama kalinya gue tertawa bareng orang yang baru gue kenal karna sok dekatnya Nuri.

Sedang di sebelah Nuri, cewek cantik itu. Cuma dikit senyum. Tapi gak tau kenapa mukanya slalu jutek kayak gitu apalagi pas kebetulan mata aku sama dia ketemu, why? Dan cewek jutek itu kayaknya emang gak ada niatan buat kenalan sama gue. Oke fix! Dia gak cuman gagu tapi juga jutek dan sombong!...

TBC
**🌹**

CINTA DARA (gxg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang