14. Nembak

7.2K 725 154
                                    

**🌹**

Masih seringkali singgah,
Di jendela kenang terbesit lagi-lagi dan lagi.

Di bawah naungan malam,
Bintang seakan ikut berbisik, kenapa kau dan aku hanya diam? Menatap luasnya hitam langit, kala itu...

Berpangku tangan di atas table bundar yang kau buat dari bongkahan kayu albasia, ku pandang kau tiada jenuh...

Di bawah bulat sempurna, bulan purnama, sorotnya membuat mata birumu berkilauan, kau tau? Itu sangat indah.

Apalagi saat kau meraih secawan Qohwah Arabiya, menenggaknya perlahan, seakan tiada hari esok dapat kau nikmati...

Aku tertegun...

Kau tau apa yang hatiku katakan saat itu?

"Bahkan aku rela setiap saat berjalan di atas pohon pilan, pohon penuh duri dari hutan rimba, yang hanya terdapat di belahan Eropa sana, asal itu bersamamu!"

Kala itu, pertama kali hatiku tersadar aku telah jatuh cinta, dan itu denganmu.

Lalu,

Ku coba tanya pada hati, tentang makna cinta yang terkandung didalamnya, apa yang hatiku inginkan tentang cinta itu?

Adakah cinta yang terbesit di hati, cinta yang membawa kemalangan atau kebaikan,

Bisakah ku pertanggung jawabkan makna cinta itu, setelah hati menyimpulkan jawabnya?

Jika cinta telah terlafazd melalui lisan, lugas dengan maksudnya.

Atau bahkan jika cinta hanya mampu tersimpan rapi di kedalaman relung hati.
❤♥
Seperti aku...

"Aku mencintaimu, layaknya api tak bermuka,  memaksa terus berkobar di dasar lautan."

Dan kini aku harus bertanggungjawab.

♥Happy milad blue eyes.. 5 Des semoga waktu setelah ini memperindah segalamu.❤
-Syannan-

*****
Back to story.
Enjoy reading ya...
*****

**Cinta🌹Dara**

Author Pov

Malam jum'at sudah menunjuk pukul 22.05 WIB. Cukup lama, menunggu memang hal menjenuhkan. Nuri dan Sikembar, sesekali terlihat menguap, lalu berjalan mondar mandir, sudah persis seperti suami yang menunggu istrinya melahirkan.

Sedang Elmira, yang sedari satu jam di tunggu tidak juga terlihat batang hidungnya. Masih asyik duduk mengerjakan tugas-tugasnya di dalam perpustakaan.

Thalia= Kak Nui, susulin aja atuh kak, bisa bengkak ni kaki lama-lama...

Thania= Ya kak, dah pegel banget ni kaki aku juga.

Nuri= Hah! Oke...

Bhuk... bhuk... bhuk.

Bunyi suara langkah Nuri di hentakkan. Karena si empunya begitu kesal.

"El! Lagi ngapain sih! Lama banget!" Ucap Nuri. Seketika ia masuk ke dalam perpustakaan. Spontan membuat anak-anak di sana menoleh ke arah Nuri, termasuk juga Elmira. Tidak berlangsung lama, mereka langsung kembali dengan kesibukkan masing-masing.

Nuri, langsung saja mengambil tempat duduk di sebelah Elmira. Dengan muka sempurna kusut.

"Apa'an sih, Nui. Dateng-dateng kebakaran jenggot, pak Jenggot aja diem." Keluh Elmira melihat kelakuan sahabatnya, menggunakan nama penjaga perpus yang biasa di panggil pak Jenggot.

CINTA DARA (gxg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang