5. sakitnya teh in here

689 98 16
                                    

Pagi-pagi buta dihari Minggu, Reza dan Ilham sudah berada di depan pintu kamar Shilla sembari membawa puluhan buket bunga dan cokelat. Kedua cowok tengil itu sedang berusaha mendapatkan maaf dari Shilla akibat kejadian tempo hari dimana mereka mempermalukan Shilla dihadapan pria yang disukainya.

Sudah tiga hari semenjak kejadian itu, Shilla tidak pernah lagi bertukar sapa dengan Reza dan Ilham. Dan tentu saja, itu sangat menyiksa batin keduanya. Terutama Ilham, dia yang diam-diam menyukai Shilla harus menerima kenyataan bahwa Shilla menyukai cowok lain yang tak bukan adalah kakak kelas mereka sendiri, belum lagi ditambah Shilla mogok bicara kepadanya. Hampa sudah hidup Ilham saat ini.

Untuk bisa berteman baik dengan Shilla kembali, dan untuk meminta maaf atas kesalahan fatal yang mereka lakukan, Reza dan Ilham inisiatif sendiri membeli bunga dan cokelat dari jajan sebulan yang orangtua mereka berikan. Tekor, tekor dah. Yang penting Shilla maafin kita. Begitulah persepsi mereka. Bahwa uang, tidak ada apa-apanya dibanding pertemanan.

Reza dan Ilham sendiri sudah dikenal baik oleh keluarga Shilla. Baik oleh Hanin---bunda Shilla--- serta keempat kakak Shilla yang lain.

"Yailahhhh ni bocah bedua bukannya ngetuk malah saling nyolak-nyolek." Ujar Daffa yang memang sengaja melintas dari depan pintu kamar Shilla.

"Duh, kak. Bantuin dong! Kita gak berani nih." Ilham menarik tangan Daffa.

"Gentle dong lu!" Daffa melepaskan kaitan tangan Ilham dilengannya. "Buat sedih aja berani, minta maaf malah tekewer-kewer."

"Gara-gara lu sih, Za. Coba lu ga keceplosan kemaren." Ujar Ilham.

"Ya Allah, Ham, kita udah bahas ini seribu kali, dan gue udah minta maaf sejuta kali. Sebesar itu kesalahan gue dimata lo?"

"Ya bukan gitu. Ya lo inisiatif kek minta maaf duluan, ngomong duluan kek ama Shilla, atau apa kek, tanggung jawab dong lu!"

"Emang lo liat gue sekarang lagi apa? Lagi nyor semen mau jadi kuli? Ini gue juga lagi usaha peak!"

"Ya lo jangan nungguin gue duluan dong. Yang salahnya paling fatal kan elo."

"Udeh udeh!" Daffa melerai kedua teman dekat adiknya itu. "Lo bedua kesini sebenarnya mau ngapain sih? Mau minta maaf apa mau sidang perceraian? Ya kalo lo berdua belom siap buat pisah ranjang, yaudah balik lagi noh kerumah. Lo bicarain dah baek-baek disana."

"Kak Daffa mah malah becanda!" Sungut Ilham.

"Ya buruan dong lo berdua ketuk pintunya, terus ngomong, minta maaf, jelasin semuanya. Yaolohhh udah kaya guru Paud gue ngajarin lo bedua." Daffa menghela nafasnya.

"Yaudah, Za, lo yang ngetok."

"Ogah, lu aja."

"Kan yang salahnya paling banyak elu!"

"Pokoknya ogah!"

Daffa membuang nafasnya dengan kasar. Kemudian, ia maju selangkah agar bisa menjangkau pintu kamar Shilla.

Tok tok tok!

"KAK DAFFA!"

"Urus dah tuh masalah lo." Daffa pergi begitu saja setelah mengetuk pintu kamar Shilla tanpa beban.

Crush On YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang