8. pelukan beraroma senja

578 76 13
                                    

"Jadi----" mulut Doni kaku. Mendapati kenyataan pahit yang membuat ia memukul dirinya sendiri dengan brutal karena merasa tidak bertanggung jawab.

"Kak Doni, udah stop!" Shilla melerai tangan Doni yang memukuli wajahnya sendiri. "Ini salah aku juga."

Doni tidak mau diam, ia bergerak kesana kemari seperti cacing kepanasan, rasa gelisah, rasa bersalah, semua bergemuruh bersatu padu membuatnya tidak bisa bernafas dengan tenang. "Terus sekarang Vrill dimana?"

"Vrill ga masuk sekolah, dia sakit." Jawab Shilla.

"ARRRGHHH!" Doni mengeram kuat. "Kok gua bisa sebodoh ini?"

"Maafin gue juga Don, karena gue ga jujur sama lo." Alka menatap teman sekelasnya itu dengan perasaan bersalah.

"GUE YANG BODOH! GUE YANG GABISA MAHAMIN DIA!" Doni meninju sebuah pohon yang ada dihadapannya.

"Don," Alka menarik tangan sahabatnya itu. "Lo gabakalan nyelesaiin masalah dengan berbuat kaya gini."

"Gue malu, Ka! Gue malu mengaku sebagai orang yang menyayangi Vrill tapi gue gatau apa-apa tentang dia!" Teriak Doni. "Gue malu! Gue mengaku sebagai orang yang pantas untuk Vrill tapi nyatanya gue ngebiarin dia ngadepin semua permasalahan ini sendirian."

"Kak Doni yang tenang, semua pasti ada jalan keluarnya." Ucap Shilla sembari mengelus punggung pria berbadan tinggi itu. "Aku sama kak Alka bakalan bantu kakak."

"Iya, Don, lo tenang aja." Timpal Alka.

Doni menatap kedua makhluk itu secara bergantian. Sampai manik matanya berhenti menatap lekat kearah Alka. "Maaf, gue udah salah sangka sama lo."

"It's okay. Gue paham kok perasaan lo." Jawab Alka.

"Gue harus nemuin Vrill sekarang."

"Tapi ini masih jam pelajaran, kak."

"Ka, lo tolong amanin absen gue," ucap Doni memohon. "Kali ini aja plis lo bantuin gue."

Dengan penuh pertimbangan, Alka mengangguk. Ia tahu bagaimana resiko yang akan ia terima, namun demi teman karibnya Doni, ia rela bertanggung jawab.

"Thanks, man. Gue cabut."

"Hati-hati."

***

Pelukan beraroma senja. Menghangatkan, namun hanya sesaat.

Ini adalah patah hati terburuk yang pernah Vrill alami. Bahkan ketika Alka dan Shilla selalu berada disisinya, ia masih menganggap bahwa tidak seorangpun yang mengerti posisinya.

Vrill merasa ia sendirian. Semua orang yang berusaha mengukir senymnya, semua palsu. Mereka sebenarnya tidak peduli dengan Vrill, mereka hanya sok-sok simpati agar Vrill tidak kehilangan kewarasannya.

Pikiran Vrill sudah dipenuhi aura negatif. Ia merasa bahwa ia tidak berguna. Kalaupun ia hidup, untuk siapa hadirnya ia persembahkan?

Kepada Shilla yang selalu ada untuknya? Atau kepada Alka yang selalu berhasil meredam keputusasaannya? Apakah kepada Doni yang tidak mau memahaminya? Atau justru untuk kedua orangtuanya yang bahkan tidak pernah mau tahu tentang dirinya?

Crush On YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang