Shilla dan Reza sedang bermain catur batu. Papan caturnya terbuat dari kertas buku tulis, lalu diatasnya digambar sebuah persegi panjang dengan garis selang-seling menggunakan tinta hitam. Mereka menggunakan anak caturnya adalah batu. Makanya namanya catur batu.
"Buset dah! Curang lu, Shill! Woy gaboleh gitu dong!" Pekik Reza sembari menghalangi anak catur Shilla menerkam anak caturnya.
"Dih apaan ihh cemen takut kalah!" Caci Shilla. "Yaemang lintasannya ke anak catur lo yaudah terima nasib ae ngapa!"
Reza menghela nafasnya kasar, "eh mata lo sengklak apa gimane hah?" Reza menunjuk garis yang dilintasi anak catur Shilla. "Lintasan anak catur lo kesini, bukan malah kepunya gue!"
Ilham yang masih dalam keadaan berduka akibat hatinya yang tidak terima bahwa Shilla mengagumi pria lain hanya diam seribu bahasa. Berharap Shilla mengerti perasaannya dan menyembuhkan lukanya.
"Ancur ah!" Shilla menghempas catur-caturan mereka itu ke lantai kelas.
"Jangan gitu dong lu! Jadi kotor nih!" Reza langsung memungutnya, kemudian membuangnya ke tong sampah.
Shilla hanya cengengesan memamerkan deretan giginya yang dipagar.
"Malah nyengir," Reza memelaskan wajahnya. "Eh, eh, kaya ada yang aneh nih!" Reza tak sengaja melirik kearah Ilham yang sedang bertopang dagu.
"Aneh paaan?" Shilla bertanya.
"Noh!" Reza menunjuk kearah Ilham.
Shilla tertawa kuat melihat mimik wajah Ilham yang sudah seperti anak kingkong ga dikasih makan sewindu.
"Woy! Ngapa lu tong!" Shilla menggebrak meja Ilham dengan keras.
Ilham yang tersadar dari lamunannya langsung tersenyum lebar ketika menyadari Shilla datang menghampirinya. Namun, sedetik kemudian, ia menggeleng kuat.
Enggak! Gue gaboleh nunjukin didepan Shilla kalau gue baik-baik aja. Batin Ilham.
"Lo ngapain sih, Ham?" Shilla menatap aneh kearah teman semprul nya itu.
"Engga."
"Yailahhh buseddd dah singkat bener jawabnya."
Reza yang merasa terundang untuk menggoda Ilham, langsung menghampiri kedua temannya itu. "Cieeeee ada yang ngambek nih."
"Ngambek? Siapa juga!" Jawab Ilham dengan acuh.
"BHAHAHAHAK!!!" Tawa Reza dan Shilla pecah mendengar ucapan Ilham barusan.
"Paan si lo bedua malah ketawa, emang gue ngelawak apa?"
"Lo tuh sebenernya kenapa sih, Ham? Aneh banget, ga kaya biasanya. Lo balas dendam sama gue? Lo mau ngambek juga sama gue?" Tanya Shilla.
"Enggak juga."
"Biasa Shill, tamu mingguannya dia lagi dateng." Kekeh Reza.
"Udah deh Za gausah ikut-ikutan deh lo."
"Tuh, liat kan Shill, dia mah sensian kalo lagi dapet."