R.07 Opan bisa galau

159 45 14
                                    

"Lo hidup jangan kaya Bintang Jatuh, Bisa membuat harapan di awal. Lalu jatuh Diakhir"

****

Pagi ini cerah sekali. Iyah cerah senyum yang terletak pada bibir Reina.

"Bang harish. Biasa ye, jemput" ucap reina sambil mengambil roti dimeja makan.
"iye. Sms aja klo perlu miscall gue" ketus bang harish. Bang Harish memang seperti itu sejak dulu. Tapi anehnya ada saja yang demen dia.

Reina pun bergegas keluar dari mobil, hari ini dia diantar oleh Evan, ayah reina.

Reina berjalan melewati koridor perpustakaan.

Dia melihat secarik kertas yang bertuliskan

Gue tau lo masih kejebak sama orang dari kenangan masa lalu. Tapi setidaknya biarin gue masuk dalam dunia lo, walau cuma 1 cm pintu yang lo buka buat gue. Biarin gue tau perasaan apa yang sedang bergumam pada hati lo untuk saat ini"

Tertanda Orang ganteng.

"Siapa yang nulis ini sih, keknya anak sastra deh" Reina pun mengambil secarik kertas tersebut. Dia masih berfikir apa arti dari tulisan itu. Dia berfikir kata-kata itu seperti peramal bagi Reina. Dalam kertas tersebut seperti halnya apa yang dirasakan oleh Reina saat ini.

Gue emang enggak bisa mengontrol perasaan gue saat ini. Tapi tolong biarin gue untuk sejenak berfikir bahwa semua ini hanya rekayasa yang gue buay sendiri. Reina bergumam yang sedari tadi memikirkan kata tersebut yang disepadankan dengan wajah Ayel.

Reina berjalan sambil membaca ulang kertas tadi, hingga ia lupa caranya berjalan sambil melibat kearah depan.

"Woi kalo jalan make mata dong, ga liat apa cogan disini. Apa mata lo picek?" suara tersebut mengagetkan Reina yang sedang membaca ulang kertas itu.

"Klo jalan pake Baju Angga bukan make mata. Mata lo noh mata nafsu dasar" dengus Reina. Sambil melangkah ke arah kiri. Namun Angga berhubung kesal dengan apa yang dibicarakan Reina. Angga pun mengerjai Reina.

"Kok make baju sih lo engga waras najis, pantes aja lo jomblo. Btw lo tau dari mana nama gue Angga. Bukannya setiap lo ketemu gue. Lo sok ga kenal gitu? Munapik ye lo najis" ucapan Angga membuat Reina kesal hingga ia menurun kan kertas itu lalu menatap Angga.

"Lo jalan ga make baju kesono kesini. Lo ga malu apa codot? Ya tau lah, siapa sih yang enggak tau Angga rivaldo. Anak codot yang engga punya malu gini hihh. Lo tuh yang munapik, awas minggir" Menyingkirkan badan Angga, agar memberi jalan buat Reina.

"Gue tau lo Na. Lo lagi flashback kan? Galau ye lo? Cewek kek lo bisa galau juga ye ternyata" teriak Angga dari jauh. Reina tidak memperdulikan suara Angga yang begitu keras karena koridor sei jadi suara Angga walau jauh tetap terdengar jelas.

Dikelas ✅

Baru saja berjalan melewati depan kelas 10 Mipa 1, Reina sudah mendegar suara speaker dari kelas nya.

Sayang Opo kowe krungu jerit e ati ku
Mengharap engkau kembali
Sayang Nganti memutih rambutku Rabakal luntur tresno ku.

Wes tak cobo ngelalekne jenengmu soko ati ku
Sak tenan e ra ngapusi isih tresno sliramu
Duko pujane ati nanging koe ora ngerti
Kowe wes tak wanti wanti
Malah jebul sak iki koe mblenjani janji
Jare sehidup semati nanging opo bukti
Kowe medot tresno ku demi wedoan liyo
Yowes ra popo insyaallah aku isoh, lilo
Yowes ra popo insyaallah aku isoh lilooooooo......
"Yihaaaa goyangnya boss kuu" sambil menggoyangkan tangan dan badannya.

Ya tau lah siapa lagi kalo bukan Opan. Dia emang penggemar lagu dangdut. Apalagi dangdut yang galau-galau. Udah aja dia kan lagi engga bisa move on dari Mantannya. Mikaela vea A. Ya dia mantan dari Opan, udah lama memang menjalin hubungan dengan Opan. Ya tau sendiri lah Mikael kan cantik siapa sih yang tidak suka cewek cantik?

"Lo tuh ya Pan, bisa ga sih gausah pagi-pagi gini setan." dengus Reina. Reina bukan kesal dengan lagunya tapi waktu. Pagi-pagi denger dangdut mana suaranya besar yang membuat pusing.

"Biasa lah Rei. Galauu" kekeh Natnat.

***
Gimana kak bikin penasaran sama surat-surat dari Angga? Atau penasaran sama lagu yang bakal dibawain Taufan? Tunggu chapter selanjutnya yahh.
Jangan lupa Votmment yah kakk :)

Reina's SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang