R.09 Jalan

146 39 3
                                    

"Cinta akan datang dengan sendiri nya kok, sama seperti pantulan cahaya pada sebuah cermin"

"Cinta datang seperti saraf Parismatik, yaitu dalam keadaan tidak Sadar" -Angga Rivaldo

***

Pulang sekolah...

"Na lo tunggu di gerbang samping gue lewat situ kok" Ucap Angga sambil pergi meninggalkan kelas. Kan siang ini Angga mengajak Reina Pulang bareng.

"Lo balik bareng sama Angga Rei? Sejak kapan lo deket Angga? Oh lo nikung ya Rei nikungg hahahah" kekeh Natnat.

Natnat emang sejak kelas 10 Suka dengan Angga. Hanya sekedar kagum saja tanpa ada rasa ingin memiliki. Wajar saja jika Angga mungkin suka dengan Reina, diakan cantik. Ya cantik lah kan dia cewek

"Lama amat najis ini codot kemana cobaa" Dengus Reina kesal. Sambil mengecek notif pada ponselnya

2 menit kemudian..

"sorry na gue telatan dikit hehehe" ucap Angga sambil membuka kaca helmnya.

Angga memberikan helm kepada Reina.

"Pegangan Na. Ntar lo jatuh, mending kalo jatuhnya ke hati gue. Coba kalo diaspal, heh nambah jelek tuh muka lo. Hahaha. Tapi gapapa gue suka lo apa adanya kok, bukan kena lo cantik. Tapi gue suka lo luar dalem Na" ucapan Angga membuat Rona merah pada pipi Reina.

"Gausah modus lo Ga. Buru jalan dah keburu sore." menepuk bahu Angga. Dan Angga pun menurut apa kata Reina.

"Mau langsung balik apa jalan-jalan Na?" tanya Angga disela mengendarai motornya.

"Lo mau ajak gue jalan? Ayo aja sih. Mau kemana emang? Makan Ga gue laper hehehe" kekeh Reina.

Jam itu sudah menunjukan pukul 3 sore. Tidak terlalu siang dan tidak terlalu sore. Dan untungnya keadaan Kota Cirebon lumayan Adem dan rengang tidak padat seperti biasanya.

Angga memakirkan ke warung makan pinggiran yaitu Nasi Jamblang.

"Lo gapapa kan gue ajak makan dipinggiran kek gini Na?" tanya Angga
"Hah? Yaelah Ga gapapa kali kalem aja. Malah gue sukanya sederhana gini. Gue engga terlalu suka sama tempat makan kek Cafe gitu" ucap Reina sambil meletakan helm di jok motor Angga

Mereka berdua pun masuk mencari tempat untuk makan.

Selang beberapa menit ...

"Na," Suara Angga yang memulai pembicaraan.

"Iyah?" jawab Reina, yang masih memainkan ponselnya.

"Klo lagi jalan sama gue. Jangan mainan ponsel." Angga langsung menarik ponsel Reina.

"Ga ihh apaan sihh lo tuh yah ngeselin tau Ga" dengus Reina. Angga memang seperti itu kepada Reina suka menjahili hingga membuat Reina Badmood.

"Suruh siapa mainan ponsel pas lagi jalan sama gue." Angga langsung menyembunyikan ponsel Reina ke dalam saku celananya.

"Tau dah kesel gue sama lo" dengus Reina hingga membuang muka dari tatapan Angga

Angga tertawa melihat ekspresi kesal Reina. Na lo lucu kalo lagi ngambek begini. Nambah bikin gue jatuh berkali-kali tapi gapapa. Gue bahagia kalo jatuh di hati lo terus. Batin Angga sambil tersenyum menatap Reina.

"Apaan lo liat-liat. Gue Lo ga balaan (temenan) ye awas lo.." sambil menunjuk-nujuk Angga layaknya Anak kecil yang sedang berantem.

"Hahahaha. Lo tetep kek gini yah Na. Gue suka" kekeh Angga.

Reina terdiam memikirkan apa yang diucapkan oleh Angga. Memang gue beda Ga, gue beda. Gue engga kaya Reina yang seceria dulu. Gue tau gue berubah. Hati gue udah kaya Hati pada eksperimen percobaan Enzim Katalase. Di ibaratkan Cinta itu seperti senyawa H2O2. Hati akan berkecamuk, bergelombang mengeluarkan gelembung bahkan bisa mengeluarkan Bara Api. Itu hati gue Ga. Jika lo tau.

***
Bagaimana kak :) masih penasaran dengan jalan cinta Angga dan Reina? Tetep tunggu chapter selanjutnya yahh :)
Jangan lupa Vote dan commentnya

Reina's SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang