Sembilan

7.5K 916 9
                                    

Jungkook POV.

"Kau tidak ingin menikah denganku?" Tanyaku pada Yeri yang masih berada di pelukan ku. Yeri pun menjauhi tubuhnya dan menghadap padaku.

"Bukan tidak ingin aku hanya—"

"Apapun alasan mu kita tetap akan menikah." Ucapku tegas memotong ucapan Yeri. "Kau meragukan ku? Apa karna aku yang melakukannya denganmu?"  Tanyaku mengernyitkan dahiku bingung, aku tidak mengerti dengan pikiran wanita.

"Tidak usah di bahas. Aku akan mengambil makanan untukmu." Aku pun bangun dari ranjang Yeri menuju pintu kamarnya untuk keluar. Aku pun melihat V tengah tertidur pulas di sofa. Aku selalu merepotkan nya, walaupun dia asisten ku tapi aku selalu memikirkan nya sebagai sahabat ku.

Aku pun memanaskan makanan yang tadi koki ku buat untuk Yeri, aku juga menyuruh koki ku membuat kan makan malam untuk ku dan V, jadi tinggal memanaskan nya saja. Aku pun menaruh beberapa makanan ke meja makan yang tidak jauh dari dapur lalu menghampiri V untuk menyuruh nya makan malam.

"Apa Yeri sudah bangun?" Tanya V yang menghampiri ku di meja makan, ia mengacak rambut nya yang masih setengah sadar lalu duduk di meja makan. Aku pun mrnganggukan kepalaku menjawab pertanyaan nya.

"Dan aku ingin memberikan ini padanya. Kau makan lahh, kau bisa pulang jika kau mau. Aku akan menjaga Yeri sendiri disini." Ucapku pada V, dan ia hanya menatap ku dengan senyuman jahil nya lalu ia tertawa kecil.

"Kau ingin menjaga nya atau kalian ingin berbuat yang tidak-tidak tanpa ada aku?" Aku pun hanya berdecak kesal lalu aku membawa nampan berisi semangkuk bubur dan air mineral ke kamar Yeri. Dan ia tidak berada di atas ranjang nya lagi, aku pun mendengar suara pintu terbuka, aku menatap nya dengan pakaian yang sudah berbeda, ia memakai dress piyama.

"Makanlah." Ucapku lalu menaruh nampan yang ku bawa ke meja dekat sofa yang berada di kamarnya. Ia pun menggantung handuk yang baru saja ia pakai lalu menghampiri ku dan duduk di sofa. Aku melihat kegugupan nya ia hanya menatap ku tanpa menyentuh makanan yang sudah ku bawa.

"Kenapa? Kau ingin aku suapi?" Tanyaku menatap nya datar, ia pun hanya menggigit bibir nya dan memainkan jemari nya. Aku pun menghembuskan nafas lelah lalu mengambil bubur yang tadi ku panaskan, lalu mengarahkan sendok kearah nya dan ia menggelengkan kepalanya.

"Jungkook bagaimana jika aku hamil?" Tanya nya menatapku sendu.

"Aku menikahi mu, kau tidak hamil pun aku akan tetap menikahi mu." Ucapku datar lalu menyuruh nya untuk membuka mulutnya untuk menerima suapan ku.

"Kenapa kau setenang ini? Kau pikir menikah itu tidak sulit? Melamarku saja kau belum melakukannya." Gerutu nya kesal dengan mulut yang masih penuh dengan suapan yang aku kasih.

"Teruslah kesal denganku, kau yang pendiam membuatku pusing." Ucapku lalu menyuapi nya lagi dan ia menerima nya dengan kesal.

"Aku tidak sakit kenapa kau membuat bubur?"

"Kau tidak sakit tapi kau demam." Ucapku datar lalu tak lama aku merasakan pipi ku memanas dan sakit.

"Kau menampar calon suami mu?"

"Yaa kenapa? Kau memang pantas mendapatkan nya, kau sudah menodai ku." Ucap Yeri kesal menatapku tajam lalu ia bangkit dari duduk nya menuju ranjang nya lalu terbaring disana menyembunyikan tubuhnya dengan selimut. Aku pun tertawa kecil melihat tingkah nya. Benar-benar bocah sekali wanita ini.

"Kau yang menggoda ku tapi kau yang marah padaku. Seriously Kim Yeri?" Aku pun melihat nya yang semakin menyembunyikan dirinya, bisa malu juga ternyata dia.

Aku pun menghampiri nya dan duduk di tepi ranjang, aku pun mencoba membuka selimut yang ia genggam erat untuk menutupi tubuhnya. Aku pun tersenyum lebar mendengar nya yang terus mengusir ku.

"Cepat keluar dari selimut Cinderella kekananakan mu ini dan makan bubur mu lagi atau aku akan mencium mu dengan paksa." Yeri pun langsung menyingkirkan selimut nya dan duduk di samping ku menatapku kesal dan terus menggerutu.

"Jangan terus membuatku khawatir, makanlah." Ucapku lalu menyuruh nya untuk makan sendiri karna aku ingin menghampiri V yang berada di ruang makan, ia pun menurut tapi terus menggerutu kesal padaku. Aku pun keluar menghampiri V yang masih melahap makanan nya.

"Kenapa aku mendengar suara grasak grusuk dari kamar Yeri? Kalian melakukan nya lagi?" Aku pun menjitak kepalanya lalu mengambil minum untuk ku sendiri.

"Wanita itu hanya terus merajuk padaku. Aku seperti memberi makan anak kecil yang susah diatur."

"Siapa suruh kau memperkosa nya, dia jadi seperti itu. Aku juga akan melakukan hal yang sama dengan Yeri." Ucapnya dengan tenang tanpa menatap kearahku.

"Kau yang akan memperkosa wanita, bukan wanita yang memperkosa mu bodoh." Ucapku dan ia seperti memikirkan ucapanku dengan wajah bodoh nya lalu ia tertawa kecil padaku, aku pun hanya menggelengkan kepalaku saja melihat tingkah V yang semakin aneh.

.
.
.

Yeri POV.

Pagi harinya Jungkook menyuruh ku untuk bersiap-siap karna Ibu nya menyuruhku untuk datang kerumah keluarga Jungkook yang berada di Seoul. Aku pun memakai celana jeans panjang dan blouse berwarna hitam, di padukan dengan high heels 7cm berwarna hitam. Baru saja aku menyelesaikan make up ku dan ingin mengambil tas yang berada di atas ranjang pintu kamarku terbuka dan Jungkook muncul dengan pakaian yang berbeda dan tentunya dengan pakaian formal nya. Aku risih lama-lama melihat nya hanya memakai kemeja, dasi dan jas nya.

"Kau cantik seperti biasa." Ucap nya membuat pipi ku memerah karna ucapan nya, ia pun menghampiri ku dan berdiri di hadapan ku.

"Jangan mengucapkan kata-kata yang membuatku sakit perut Jungkook." Ucapku menatap wajahnya kesal dan ia hanya tersenyum kecil. Aku pun mendorong dada nya lalu berjalan melewati nya menuju pintu keluar.

"Aku melupakan sesuatu." Ucapnya membuatku menghentikan langkah ku, lalu aku merasakan tanganku di tarik olehnya dan dalam sekejap juga aku merasakan bibirku menempel dengan bibirnya, ia melumat bibirku lembut lalu menarik tubuhku terus mendekati nya hingga tubuhku menempel padanya. Aku pun tanpa sadar mengalungkan tanganku ke leher nya dan membalasnya dengan pelan karna terbuai dengan lidah nya yang menggoda ku. Ia pun mengecup bibirku saat ciuman kami terlepas dan mengusap bibirku lembut menghilangkan air liur bekas ciuman kami tadi.

"Morning kiss. Kau harus terbiasa dengan itu."

TBC

I Choose To Love You [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang