Part 24 - Wanita hebat

6.7K 306 5
                                    

Katakanlah kepada ibumu. Bahwa beliaulah wanita terhebat di dunia. Karena telah melahirkan Bidadari sepertimu, wahai istriku.
- Ahmad Fatih -

^FatihPov

Indonesia I'm Comeback!
Aku berseru dalam hati. Melangkahkan kakiku melewati keramaian orang yang sedang sibuk mengambil tasnya.

Ku percepat langkahku keluar dari bandara. Tak sabar ingin menemui istriku tersayang. Setelah selama beberapa hari aku mendapat tugas dinas di negeri kincir angin. Akhirnya aku segera bisa menghirup aroma tubuh istriku yang dapat menghipnotisku dalan sekejap.

Mungkin kalian akan mengatakan aku berlebihan. Atau tepatnya lebay. Ah, aku tidak peduli. Karena mungkin kalian tak pernah merasakan rindu yang teramat dalam. Boleh aku beritahu sesuatu.

Karena sesungguhnya yang namanya Mendem Kangen. Tak seenak Mendem Duren.

Kini aku telah berada didalam taksi menuju rumah bunda. Selama aku dinas di luar negeri, aku menitipkan istriku kepada ayah bunda. Aku tak tenang meninggalkannya sendiri di rumah.

Mataku melihat keluar jendela. Memindai keramaian kota. Hingga berhenti pada suatu tempat.

"Ada yang bisa saya bantu, Mas?" Ucap seorang wanita yang aku yakini pelayan di toko ini.

"Saya mau beli bunga mawar putih"

"Mau setangkai atau sebucket, Mas?"

"Bucket deh mba. Buat yang cantik ya, Mba" kataku.

"Sepertinya untuk orang yang sangat spesial ya Mas?"

"Wanita yang hebat" jawabku menarik sudut bibirku.

***

^NadzifaPov

Sudah beberapa hari ini suamiku pergi ke Belanda. Tugas dinas sungguh tidak pengertian. Masa istrinya sedang hamil tua. Dia malah membawa suamiku jauh.

Kehamilanku sudah menginjak usia 7 bulan. Perutku sudah mulai membuncit. Nafsu makanku makin bertambah. Tapi tidak jarang aku mengeluarkan isi perutku. Memang tak separah saat kandunganku masih muda.

Ah, aku sungguh membutuhkan suamiku saat ini. Suami, aku kangen sangat.

Tokk.. tokk.. tokk.

Kudengar ada yang mengetuk pintu rumahku. Ralat, rumah bunda.

"Dzifaa tolong bukakan sayang. Bunda sedang kerepotan ini" teriak bunda dari dapur.

"Baik bun" teriakku balik.

Begitulah anak dan ibu. Hobinya sama. Yaitu teriak haha. Tak jarang ayah memarahi kami.

Kuputar knop pintu dan saat aku lihat siapa yang ada dibalik pintu. Aaaaaaaa... Suamiku tertampan. Dengan segera kuraih punggung tangannya setelah itu kucium. Dia pun mencium keningku seperti biasanya.

Kulihat dia membawa sebucket bunga mawar putih kesukaanku. Romantisnya suamiku ini. Kutarik keatas kedua sudut bibirku membentuk senyuman manis. Tapi dia malah melewatiku begitu saja. Apa maksud???

"Mas" panggilku. Entah mulai dari kapan aku memanggilnya dengan sebutan itu. Dia sendiri yang memintanya. Katanya sih biar so sweet kaya orang-orang.

Dia pun berbalik menghampiriku. Ah mungkin saja dia lupa. Aku pun tersenyum kembali. Ayolah cepat berikan bunganya.

Dia pun memberikan bunga itu untukku. Tapi, apa kalian tahu? Hanya setangkai? Terus bertangkai-tangkainya untuk siapa?

"Ini untukmu" ucapnya dengan senyum yang membuatku berdecak hebat.

"Lho, Fatih anak bunda sudah tiba, Nak. Sampai jam berapa?" Ucap bunda pada menantu kesayangannya.

"Iya bun. Baru saja tiba"

"Oh iya bun. Ini untuk bunda?" Menyerahkan sebucket bunga.

Dan aku hanya melongo bingung. Kulihat di tanganku hanya ada setangkai. Sungguh tak romantis.

"Awas ada lalat masuk" ejek bunda padaku.

Aku segera mengatupkan bibirku sebal.

"Terima kasih putra shalih bunda"

"Fatih yang seharusnya berterimakasih pada bunda. Karena bunda telah melahirkan bidadari untukku. Bunda adalah wanita terhebat di dunia" katanya yang membuatku merona kaya kepiting rebus.

"Bidadari manja yang ceroboh dan merepotkan" kata bunda.

Hei, mana ada seorang ibu yang membicarakan anaknya seperti itu.

"Bundaaaaa" teriakku manja.

Bunda dan Fatih pun tertawa so hard.

"Ada apa ini ribut-ribut? Fatih kau sudah pulang, Nak?" tanya ayah.

"Iya ayah. Baru saja tiba" jawab Fatih mencium punggung tangan ayah.

"Lho, putri kesayangan ayah kenapa cemberut gitu kaya ikan aligator?" Tanya ayah padaku.

Isshh, itu bertanya apa mengejek. Tapi lupakan. Aku harus mendapat bantuan agar Fatih dan bunda berhenti menertawaiku.

"Ayaaahhhh, masa Dzifa di bilang manja dan merepotkan" aduku manja pada ayah dengan bibir yang mengerucut.

"Masa anak ayah di bilang manja. Yang benar saja" bela ayah. Yeayy, akhirnya ada yang membelaku juga.

"Putri ayah ini bukan manja. Tapi belum dewasa" tambah ayah.

"Ayahhhhh"

Aku pun menghentakkan kaki sebal. Kemudian meninggalkan mereka yang tertawa keras.

Haiii, kaliaaann.. Readersku tersyang😘

Maaf karena aku jrang update🙏 aku sangat sangat disibukan dengan tugas skolah😥 Jadi bru smpet update😁

💜Selamat Membaca💜

Antara Aku, Kau dan QabiltuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang