Part 14 - Aku kecewa

6.3K 319 2
                                    

Kebohongan akan tetap menjadi kebohongan. Jujurlah padaku. Karena kebohonganmu menghancurkan aku
- Ahmad Fatih -

^FatihPov

Mendengar penuturan Rafa membuatku terkejut. Jujur aku sangat geram mendengarnya. Tapi aku juga sangat penasaran. Ada apa sebenarnya? Ada apa dengan masa lalu Nadzifa? Kulihat istriku Nadzifa sedang menangis menundukan pandangannya. Berani sekali kau Rafa membut istriku menangis seperti ini.

"Tenanglah sayang. Aku percaya padamu" ucapku menangkup wajahnya dan menghapus air matanya dengan ibu jariku.

Kudengar Rafa terkekeh sinis memandangku.

"Kau bodoh Fatih. Kau salah karena telah mempercayai wanita rendahan seperti dia. Lihat ini" kekeh Rafa menunjukan foto seorang wanita dengan rambut panjang sebahu memeluknya dari samping dan mencium pipinya mesra.

Tunggu..

Wanita itu seperti Nadzifa. Tidak mungkin. Itu bukan Nadzifa. Aku tidak percaya. Bisa jadi itu hanya editan. Bukankah teknologi sudah berkembang dengan pesatnya.

"Nadzifa, aku percaya padamu. Katakanlah  bahwa wanita itu bukan kau Nadzifa, ayo katakan. Kenapa kau diam saja?" ucapku memastikan.

Bukan jawaban yang aku dapatkan. Tapi tangisan yang semakin meledak-ledak. Apa maksud dari semua ini?

"Nadzifa sayang katakanlah wanita itu bukan kamu" ucapku mengguncang bahunya pelan.

"Itu aku Fatih" jawabnya dengan tangisan yang semakin meledak.

Mendengarnya aku melepaskan bahunya pelan. Tak ada kata yang keluar dari lidahku. Aku terlalu bodoh untuk mencerna jawabannya.

"Bagus sekali kau wanita rendah. Kau telah membantuku untuk membuka penutup mata sahabatku" tukas Rafa.

"Jangan panggil aku sahabat. Karena kau telah kehilangan hakmu untuk memanggilku sahabat" tukasku meninggalkan mereka.

"Fatiiihhhh" teriak Nadzifa mengejarku.

Sepanjang perjalanan pulang aku terus berdiam diri. Aku butuh waktu untuk mencerna apa yang terjadi.

"Fatih, dengarkan aku sebentar saja" mohon Nadzifa saat kami sudah berada di apartement.

"Apa yang harus aku dengar? Kebohongan lagi?" Ucapku meninggalkannya.

Aku benar-benar kecewa. Aku kecewa padamu Nadzifa. Aku kecewa.

Kuhempaskan tubuhku ke kasur. Semua perkataan Rafa memenuhi kepalaku.

Apa yang harus aku lakukan Yaa Allah?

Antara Aku, Kau dan QabiltuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang