Chanyeol menaiki pelataran rumah dengan menenteng gitar di bahunya. Setelah memasukkan password, ia langsung memasuki rumahnya yang lampunya sudah dimatikan. Sungguh tak biasa.
Biasanya kalau ayahnya sedang berada di rumah, orang itu duduk dengan laptop dan kopi hitam di meja, tak lupa televisi yang menyala. Dan sialnya, orang itu juga akan menceramahinya yang suka pulang malam. Tapi kalau diingat-ingat, ayahnya kan sudah punya istri baru. Mungkin mereka ada di, ehm, kamar.
Pemuda jangkung itu menuju lantai dua dan mendapati kamar adik barunya yang jelmaan setan itu menyala. Ia mengurungkan niat untuk melewati saja kamar itu setelah pintu dibuka oleh si empunya kamar.
"Mereka pergi bulan madu sehabis makan malam tadi," ucap Sehun sambil menggaruk kepala, "apa tak ada pembantu?"
Chanyeol mengernyit dua kali atas pernyataan dan pertanyaan Sehun. "Berapa lama? Dan well, kau sedang menawarkan diri jadi pembantu dengan cara antimainstream?"
"Kurasa kau punya handphone."
Chanyeol menahan amarahnya yang sepertinya mulai akan bangkit lagi. Tapi omong-omong handphone-nya, ia memang tak menghidupkannya karena baterainya yang tinggal sedikit.
Ia merogoh handphone yang ia letakkan di saku jaket kulitnya dan menyalakannya. Ada beberapa pesan masuk dari ayahnya.
Ayah dan ibu akan pergi berlibur mungkin sekitar dua minggu. Jaga adikmu.
Semoga jiwa anak muda liar-mu itu menghilang dan kau berubah jadi Chanyeol yang manis.
Jika kau sukses aku akan memberikanmu hadiah.
Mulai sekarang, Sehun itu tanggung jawabmu, lagipula dia anak yang baik.
Baiklah-baiklah. Semuanya terlihat salah. Memangnya ia babysitter?
"Yang benar saja dua Minggu. Kuharap mereka tak lupa sudah punya anak."
"Aku lapar."
Chanyeol tersenyum paksa. Bocah setan itu benar-benar. "Pintalah dengan sopan Oh Setan."
Chanyeol menyedekapkan tangannya sambil menatap Sehun malas. Uh, wajah ini lagi. Sama seperti pertemuan pertama mereka. Datar.
"Perkataanmu barusan, dimana letak sopannya, huh." Sehun berujar sambil mengangkat alisnya dan meniru gaya Chanyeol. Chanyeol megangkat bahunya dan kembali menenteng gitarnya yang sedari tadi disenderkannya ke tembok lalu beranjak pergi.
"Ayahmu tak segan menyekapmu berhari-hari."
Chanyeol berbalik, "aku bisa pergi kapan saja."
"Memangnya apa yang tak bisa ayahmu lakukan."
Chanyeol melambaikan tangannya dan pergi ke kamarnya yang tepat berada di sebelah kamar Sehun. Ia meninggalkan Sehun yang berdecak pelan.
Sehun kembali duduk di meja belajarnya yang penuh dengan buku. Kalau tak salah, akan lebih fokus jika belajar dengan keadaan lapar. Baiklah. Ia akan membuktikan kebenarannya.
Tapi, sepertinya teori itu tak berfungsi pada dirinya.
Sehun melirik jam dinding yang menunjukkan pukul sepuluh lewat empat puluh menit. Itu berarti kurang lebih dua puluh menit lalu Chanyeol tiba. Orang itu sepertinya memang tak ada niatan memberinya makan barang sesuap. Itu berarti, tak lama lagi ia akan mati kalau hanya terkurung bersama si Yoda jadi-jadian itu.
"Kau mengenaskan." Chanyeol yang tiba-tiba muncul di balik pintu melayangkan tatapan mengejek begitu melihat wajah nelangsa Sehun. Bocah itu memperhatikannya yang sudah berpakaian santai. Dua puluh menit lalu, ia habiskan untuk mandi tentu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stepbrother [Chanhun Brothership Story]
Fanfic[11-8-2018 s.d 26-3-2020] Chanyeol mendapat adik tiri yang merepotkan. Bahkan sejak interaksi pertama, ia tanpa ragu menjuluki anak itu 'Bocah Setan'. . . . This is brothership and friendship story. Not yaoi. Cerita ori dari otak sendiri :v