9 - Liburan

2.1K 279 20
                                    

Mereka baru sampai sekitar jam 5 sore. Salahkan Kris dan kawan-kawan yang baru pulang siang tadi.

Kini Chanyeol memarkirkan mobil Luhan di halaman depan kakeknya yang luas. Chanyeol hampir lupa kalau orang yang suka gratisan seperti Luhan juga punya mobil bagus.

"Tenangnya," ucap Luhan yang sedang melihat-lihat sekitar. Udaranya segar dan tak banyak lalu lalang kendaraan. Dia jadi rindu masa kecilnya saat di desa. Bisa main bola di lapangan tanpa alas kaki, berenang di sungai, memancing, bahkan naik pohon untuk mencuri buah mangga tetangga.

"Bermain di tempat seperti ini pasti lebih menyenangkan dari pada di game center kan bocah?" Tanya Yixing, Sehun mengangguk sambil menguap. Ia tak bisa tidur di mobil. Luhan dan Yixing kalau dipertemukan ternyata bisa menimbulkan keributan juga.

"Ayo masuk."

Chanyeol tanpa salam langsung memasuki rumah yang pintunya terbuka itu. Ia melihat ke belakang, yang lain masih berdiri dekat pintu.

"Tak sopan." Luhan menggeleng. Pemuda itu lantas mengetuk pintu yang sudah terbuka dan bersuara nyaring. Tak berselang lama, kakek Chanyeol datang dari arah dapur.

"Kakeknya Chanyeol terlihat lebih muda dari ayahku." Yixing bergumam.

"Kukira kalian datang lebih pagi. Ayo masuk." Kakek tersenyum. "Sehun terlihat mengantuk."

Sehun mengangguk belakang kepalanya dan tersenyum kikuk.

"Sebaiknya kalian ke kamar. Taruh barang kalian." Nenek bersuara dari dapur. Beliau baru saja mengeluarkan bahan makanan dari kulkas.

Mereka semua bergegas ke kamar. Kyungsoo memukul punggung Chanyeol yang tengkurap di sofa sambil berlalu.

"Istirahatlah juga, nanti berkumpul lah saat makan malam," seru Kakek.

***

Sehun bagai kehilangan jiwanya saat berdiri di depan pintu. Ia menyadari mereka semua berdiri di depan satu pintu yang sama. Artinya-

"Satu kamar bersama?"

Mereka mengangguk hampir serempak. Luhan terlalu yang bersemangat membuka pintu dan menyusuri kamar tempat mereka tidur kalau menginap di sini itu.

"Kamarnya besar, bahkan kita bisa menampung Kris, Tao, atau bahkan pelatih Yunho."

Sehun bergidik mendengar ucapan Yixing. Baiklah. Sehun mulai 'agak' ikhlas kok kalau harus sekamar dengan mereka daripada ditambah Kris, Tao, dan yang lain.

Sehun masuk ke kamar mereka. Jejeran kasur lipat sudah tergulung rapi. Suasananya nyaman. Dan semoga, orang-orang ini tidak merusak kenyamanan itu. Masa iya Sehun tidur di ruang tamu.

"Sini ranselmu."

"Eh?"

Sehun menyerahkan ranselnya pada Kyungsoo. "Makasih, Hyung."

Setelah merapikan isi ransel Sehun, Kyungsoo keluar kamar.

"Mau ikut membantu nenek di dapur?"

Sehun mengangguk. Walau agak ngantuk, tapi ia juga ingin mengenal keluarga ayah barunya. Tidurnya nanti saja sehabis makan.

"Kalian pasti lelah." Nenek tersenyum.

"Kalau kami tidak membantu, kami akan lebih merepotkan kalian." Ah, Kyungsoo memang benar-benar baik dan tentunya lebih dewasa dari yang lain.

"Ayah ibumu sudah pulang?"

Sehun menggeleng. "Mungkin Senin. Aku bersyukur Chanyeol hyung merawatku cukup baik."

Stepbrother [Chanhun Brothership Story]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang