Sehun melakukan kegiatan tipikal orang malas. Ya, setidaknya tidak malas-malas sekali karena masih ada kegiatan yang dilakukan, kan?
Ia telentang di sofa sambil mengangkat tangan di udara dan memutar-mutar gantungan kunci kura-kura yang diberi Yixing. "Hyung, bawakan selimut." Mumpung Chanyeol lagi naik ke lantai atas dia nitip saja. Sehabis mandi tadi ia memutuskan untuk memakai celana selutut dan kaos oblong saja, tau-tau cuaca dingin begini.
"Kenapa tak ke kamar saja?"
"Malas."
Tanpa ingin beradu argumen, Chanyeol memasuki kamar bocah itu dan membawa selimut putih dan menutupi tubuhnya itu.
"Makasih," ucap Sehun dari dalam selimut.
Chanyeol duduk di sisi sofa panjang yang masih bisa di duduki setelah menyalakan televisi. Acara kartun memang yang terbaik untuk menenangkan dirinya yang lelah karena ulah Luhan dan kawan-kawan, yah kawan-kawannya juga sih sebenarnya.
"Mereka pulang berapa jam lagi?"
"1 jam, mungkin."
"Hmm."
Chanyeol mengamati gundukan di belakangnya. "Kau sakit?"
"Dingin."
"Ingin tidur?"
"Tapi ayah dan ibu mau datang."
"Nanti ku bangunkan"
Chanyeol melihat jempol Sehun menyembul dari selimut. Orang itu, mau tidur saja susah.
"Hyung, kenapa Sandy memilih tinggal di Bikini Bottom?"
Chanyeol mengernyit sambil melihat layar televisi yang menampilkan Sandy si tupai, "kau nampak bodoh. Yixing membawa pengaruh bagimu ya, bocah?"
Mengeluarkan sebatas leher dari selimut, Sehun menggeleng. "Tidak, sih. Hanya hampir. Lagipula bosan."
"Mau makan? Pesan saja, ya."
"Nanti."
Tak sempat 1 jam seperti kata Chanyeol, orang tua mereka sudah datang. Wajah mereka tidak selelah yang Chanyeol perkirakan. Setelah memeluk mereka, ibu langsung bergegas mandi sedang ayah duduk di sofa sambil meregangkan badan.
"Aku numpang mandi di kamar mandi mu ya, Chan."
"Boleh saja, asal bersihkan sisa sabun mandi setelahnya." Chanyeol berucap setengah kesal, ia pernah hampir terpeleset akibat lantai kamar mandinya yang licin.
Ayahnya beranjak untuk mandi sambil membawa tas bawaannya. Dasar tak punya rasa bersalah.
"Di paper bag itu ada makanan. Nanti kita makan bersama," ucap ayah kemudian."Ayo siapkan makanannya." Sehun berujar semangat sambil membawa makanan tadi diikuti Chanyeol yang berjalan lebih pelan. Ia tahu betul bocah itu kelaparan sejak tadi.
Kue beras, ayam, kimchi, sup dan beberapa makanan lain yang tidak cocok untuk di makan bersamaan Sehun keluarkan. Mungkin beberapa bisa di makan besok dan dipanaskan.
"Aku mau susu hangat."
"Ini belum jam 10."
"Tak perlu tunggu jam 10, kok." Sehun nyengir-nyengir kuda. Sayangnya wajah Sehun sedikitpun tak ada mirip-miripnya dengan hewan yang memproduksi susu itu. Huh, Chanyeol berharap bocah itu tak cepat dewasa biar tampannya Chanyeol tetap tak tersaingi.
"Dulu katanya setiap jam 10 kau harus," omel Chanyeol yang akhirnya membuatkan bocah itu susu hangat. Ia rasanya seperti ibu-ibu beranak satu, deh. "Susunya mau di taruh di gelas atau dot?"
![](https://img.wattpad.com/cover/116005842-288-k134541.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Stepbrother [Chanhun Brothership Story]
Fanfiction[11-8-2018 s.d 26-3-2020] Chanyeol mendapat adik tiri yang merepotkan. Bahkan sejak interaksi pertama, ia tanpa ragu menjuluki anak itu 'Bocah Setan'. . . . This is brothership and friendship story. Not yaoi. Cerita ori dari otak sendiri :v