7 - Besok Liburan

2.8K 352 35
                                    

Memang sudah memasuki musim gugur, namun cuaca masih hangat di siang hari. Kalau malam, biasanya hujan dan seperti yang sudah kalian tahu, Sehun takut hujan berpetir. Bukan takut sih, lebih tepatnya jantungnya berdetak lebih cepat saat mendengar gelegar itu. Apa ia jatuh cinta dengan petir? Ah, pertanyaan bodoh.

Ngomong-ngomong jatuh cinta, Sehun penasaran seberapa cintanya orang di sampingnya ini dengan boneka putih yang sedari tadi menyembul di ranselnya. Beberapa saat yang lalu, pemuda tertinggi di klub basket Chanyeol itu seenaknya saja memasuki rumah dan memaksa Sehun jalan-jalan ke taman. Dialah Kris. Jika tidak di iming-imingi jajan gratis, Sehun sudah pasti menolak.

"Kau duduk di sini, aku akan membelikanmu makanan." Sehun menurut dan duduk di kursi taman dengan boneka Kris di sampingnya. Sehun tersenyum hambar.

Ia menatap langit yang tak terlalu cerah namun tidak juga mendung. Mataharinya kelihatan walau awan di sekitarnya tak benar-benar jernih.  Ia merasakan rileks saat setiap inchi kulitnya merasakan hangatnya cuaca hari ini. Sekali lagi ini karena Kris yang tiba-tiba menyuruh kesini saat ia hanya pakai celana selutut dan kaos.

Orang itu tiba dengan sebelah tangannya memegang dua minuman dan satunya lagi memegang plastik.

"Bakso ikan, sosis bakar, dan ada takoyaki ternyata." Kris menjawab pertanyaan yang bahkan belum dituturkannya.

"Makasih, Hyung." Sehun minum kemudian melihat ke boneka Kris, Ace. "Dia tak kau belikan makan?"

"Aish, kau kira aku segila itu?" Kris merespon dengan ekspresi sedikit terkejut. Sehun bersyukur, Kris cukup normal.

"Mau membicarakan soal basket lagi?"

Kris tersenyum, "tebakanmu tak meleset."

"Lebih baik aku malas-malasan di rumah."

"Jangan sok tak tertarik. Lagipula, apa kau tak penasaran kenapa aku begitu mengharapkan kau ikut? Sebenarnya, tak begitu sulit mengisi kekosongan di tim ku."

Sehun menggigit sepertiga bakso ikan dan menatap Kris agak serius. "Hm, cukup penasaran, sih."

"Mino itu sepupuku." Tak melihat perubahan ekspresi kentara di wajah Sehun, Kris melanjutkan bicaranya. "Sebenarnya tak ada alasan bahwa hubungan persahabatan kalian harus berakhir."

"Aku tak terlalu butuh teman. Lagipula kenapa aku harus masuk di tim kalian?"

"Mino selalu bermain kasar dan tak jarang tim lawan cedera bahkan patah tulang. Tidak beruntungnya lagi, ia hebat memanipulasi agar wasit tak melihat tindakannya itu. Kalau dia tau Chanyeol itu kakak tirimu bagaimana? Bisa habis dia. Aku pernah menonton pertandingan kalian saat aku sudah lulus dari SMA dulu. Saat itu Mino berkali-kali bermain kasar khususnya padamu." Ia memasukkan tiga takoyaki sekaligus ke mulutnya. Beberapa saat kemudian ia memegang bahu Sehun dengan mata sedikit melebar. Sehun menyeruput minuman dengan wajah bingung.

"Bukan berarti aku ingin menjadikanmu objek kekerasan lagi bocah. Maksudku, dengan berhadapan langsung, kemungkinan kalian berbaikan akan lebih banyak."

"Apa Chanyeol Hyung payah?"

Kris tergelak. "Chanyeol itu tak akan main kasar dengan orang lain walaupun sekesal apapun dia. Paling ekspresi wajahnya saja yang berubah. Dan kuakui itu menakutkan."

"Bagaimana kabar Mino sekarang."

Sehun menatap ke depan begitu pula Kris. Banyak keluarga bahagia, membuat pikiran mereka melayang.

"Mino, tak ada perubahan berarti setelah keluarganya hancur. Yang berubah hanya dia yang menjadi orang berhati keras. Bisa dibilang aku yang paling bisa bicara dengannya, tapi saat menyinggung tentang 'berdamai' dengan hatinya sendiri, dia pasti selalu emosi. Aku tak tau bagaimana jadinya dia saat aku ke China nanti."

Stepbrother [Chanhun Brothership Story]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang