Tiga

87 14 0
                                    

"Hoammmm"

"Sudah bangun tukang tidur?"

Luda mengusap matanya dan melihat sosok mirip taeyong dihadapannya.

"Hah?"

"Apa yang kau lihat"

"Kenapa kau disini?"

"Sebagai seorang wanita kau sangat berisik"

"Apa?"

"Lupakan" dia berjalan menuju pintu.

"Mau kemana?"

Blamm

"Anak itu membuatku sakit kepala saja.."

Tring

Luda?

  Iya?

Dimana?

                                       
                                                      Bukankah kau yang
                                                      membuat aku disini

Oke
tunggu aku

                                                                                Read
 
                                

Brakk

"Kau bisa mematahkan pintu itu"

"Aku mengkhawatirkanmu"

"Untuk apa..aku tidak sakit lebih tepatnya pura-pura sakit"

"Hei! apa kau lupa siapa yang menyelamatkan dirimu tadi?"

"Ck..jadi kau tidak ikhlas membantuku"

"Tak usah dipikirkan sekarang ayo pulang"

Luda turun dari ranjang dan berjalan dibelakang jaehyun mereka hampir sampai ke tempat parkir sampai ponsel jaehyun berbuyi..

ppallippalli pihae Right
Cherry bomb feel it yum~

"yeoboseyo"

"..."

"Iya"

"..."

"Huh..baiklah aku segera kesana"

Bip.

"Hei ada apa dengan wajahmu?" tanyaku.

"Maaf luda.. sepertinya aku tak bisa mengantarmu pulang"

"Sudahlah..aku bisa pulang sendiri"

"T..tap--"

"Aku bukan anak kecil jaehyun..lebih baik kau segera pergi aku tak mau kau mendapat masalah karena diriku"

"Baiklah..hati-hati di jalan dan hubungi aku kalau sudah sampai dirumah"

"Oke"

Jaehyun mengacak rambutku pelan kemudian berlari masuk tak lupa dia melambaikan tangan dan tersenyum. Aku berjalan dengan langkah setengah diseret sebenarnya aku sangat kesal karena tidak bisa pulang dengan jaehyun tapi aku tak berhak melarangnya pergi memang aku siapa?

"Kenapa wajahmu itu?"

Reflek aku menoleh ke asal suara itu betapa terkejutnya aku ketika melihat taeyong berdiri dengan gaya angkuh seperti biasa.

"Apa yang kaulakukan disini?"

Dia menyeringai.

"Tentu saja pulang memangnya apa lagi?"

Aku menunduk karena malu seharusnya aku diam saja dan pura-pura tak melihatnya sekarang aku hanya bisa merutuki segala kebodohanku tak ada waktu untuk menyesali semua,yang harus kulakukan saat ini adalah terlepas dari makhluk dihadapanku.

"Terserah" aku berbalik hendak melangkah kembali sampai seseorang mencegahnya.

"Lepaskan"

"Tidak"

"Lepaskan atau aku--"

"Atau apa?"

Aku berpikir sejenak.

"Aku akan berteriak"

"Silakan"

"Tolong ada mali--"

Grep.

1

2

3

Dia memelukku..aku berusaha melepaskan tapi dia mendekap tubuhku semakin erat.

"Kau sangat berisik tapi aku suka"

Tubuhku menegang. Aku tak tahu apa yang dipikirkannya saat ini..detik berikutnya taeyong melepaskan pelukannya kemudian menarik lenganku.

"Apa yang kau lakukan!"

"Mengantarmu pulang"

Aku menghempaskan cengkraman tangannya.

"ADA APA DENGAN DIRIMU?! APA SALAHKU SAMPAI KAU MEMPERLAKUKAN AKU SEPERTI INI..AKU BENAR-BENAR MUAK MELIHAT SIKAPMU JANGAN COBA MEMPERMAINKAN DIRIKU KARENA AKU SANGAT MEMBECINYA LEBIH BAIK KAU TIDAK MUNCUL DIHADAPANKU LAGI!!!" aku tak kuasa membendungnya detik berikutnya aku hanya dapat menangis dalam diam dan mencoba menahan air mataku yang hampir jatuh.

"Jangan membenciku" taeyong mengusap air mata luda yang terus mengalir.

"Jangan menangis..kau sangat jelek kalau menangis" ucapnya lagi taeyong melepas jaket yang dipakainya dan memberikannya pada luda. Setelah luda berhenti menangis taeyong menggendong luda ala bridal style. Untung saat itu sedang sepi jadi luda tak perlu menahan malu karena perbuatan taeyong.

"Hei! turunkan aku!"

Taeyong membawa luda menuju mobil merah kesayangannya dia membuka pintu mobil dan mendudukkan luda di bangku samping kemudi.

"Aku mau duduk dibelakang"

"Maaf nona aku bukan supir anda"

Aku mendengus kesal.Taeyong menyeringai kembali dan menjalankan mobilnya.

-TBC-





















Without YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang