f-ive

421 80 7
                                    

Ia menyesap teh hangat yang baru saja dibuatkan oleh Hoseok itu dengan pelan. Lelaki didepannya pun hanya memandangnya tanpa arti.

Lee Hyejin.

Perempuan berambut pendek sebahu itu duduk manis di kursi rodanya dengan tatapan mata yang mengarah ke lelaki didepannya. Tatapan mata yang sebenarnya hangat itu semakin membuat lelaki didepannya bingung.

"Anyeong.. "Sapa Hyejin.

"N...nuguseyo? "

Hyejin tersenyum hangat. Dan kembali menyesap teh hangatnya. Kemudian kembali memandang Lelaki didepannya itu.

"Apakah secepat itu kau melupakanku? "Tanya Hyejin. Tetapi lelaki itu hanya diam tidak menjawab.
"Arraseo.. kalau begitu, aku akan membawamu menuju mesin waktu. Lebih tepatnya menuju 4 tahun yang lalu. "

[Flashback on]

Seoul, Sekolah menengah atas Daehan Minguk.
03 Juni 2013.
02.05 KST
Kelas 3-3

Siang ini Hyejin hanya bisa duduk dibangku sekolah menengah atasnya dengan buku di hadapannya. Tidak seperti teman-teman satu kelasnya yang berlarian kesana kemari, bercanda, bahkan ada yang berpacaran. Hyejin membuang napasnya kasar dan kembali menggerakkan tangannya untuk mengerjakan soal fisika dihadapannya.

"Yak! Pecundang! Kau hanya merusak pemandangan dikelas ini! Pergilah! "Teriak salah satu murid dengan lipstik merah di bibirnya. Lee Eun Bi namanya.

"Iya betul! Hyejin-ah!! Pergilah! Jika perlu sekalian saja musnah! "Saut salah satu siswa. Hyehin pun berusaha untuk tidak mendengar perkataan mereka. Tapi percuma!

Tidak hanya itu, saat Hyejin sedang serius mengerjakan soal atau mungkin menahan emosi, tiba-tiba satu butir telur mentah sukses pecah dikepalanya.

Seketika Hyejin menghentikan pekerjaannya. Hyejin hanya diam. Meskipun sebenarnya ia ingin sekali melawan, tapi ia bisa apa?

Suara tawa pun pecah. Hyejin ditertawakan.

"Teman-teman! Apakah kita harus membuat kue? Ah.. Aku sangat ingin kue saat ini.. "Ujar Eun Bi sadis.

Kemudian, satu kantung tepung pun ditaburi diatas kepala Hyejin. Tak lupa suara tawa murid yang menjadi background nya.

Tanpa sadar, tangan Hyejin mengepal. Hyejin berusaha menahan air matanya keluar. Ia tidak ingin dibully. Tapi, takdir berkata lain. Nyatanya, bullying benar-benar ada di dunia nyata.

"Teman-teman! Sepertinya kue-nya kurang telur. Apa aku harus menambahkan satu telur lagi? "Tanya Eun Bi.

"Ya!! "

Eun Bi pun tersenyum jahat, lalu ia mengambil posisi untuk melemparkan telur mentah kearah Hyejin. Hyejin menutup matanya, ia sudah tidak kuat lagi. Dan sampai Eun Bi melemparkan telurnya.

Prak..(suara telur pecah. )

Perlahan Hyejin membuka matanya. Dan tampaklah sebuah punggung yang berdiri dihadapan nya. Hyejin mengira jika punggung itu menghalangi telur mentah itu mengenai Hyejin. Dan ternyata benar, telur itu tidak mengenai Hyejin.

"Yak! Murid pindahan!! Apa yang kau lakukan?! "

'Murid pindahan? 'Batin Hyejin.

"Menyingkirlah! Atau kau akan mendapatkan akibatnya! "Benrak Eun Bi.

Mata 'murid pindahan' itu pun dengan perlahan-lahan menatap Eun Bi. Tatapannya menunjukan jika sekarang ia sedang marah. Seketika ruangan kelas 3-3 menjadi sepi.

"Eun Bi-ssi, tidak seharusnya kau melakukan ini pada Hyejin. Kau bisa dipenjara. "Ujar murid pindahan itu.

"Ck. Dasar anak Taiwan! Pembulian di Korea tidak akan pernah dilirik oleh pemerintah! Jadi, menyingkirlah, "Eun Bi menjeda perkataannya lalu berjalan ke arah murid pindahan itu.

Reason | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang