Hyejin menuangkan teh hangat buatannya ke cangkir milik Tae Ho. Hampir setiap siang, Hyejin selalu mengajak Tae Ho untuk minum teh. Dan sampai saat ini, Tae Ho masih belum tahu apa maksud Hyejin melakukan semua ini.
"Minumlah. Teh hangat akan membuatmu menjadi semakin tenang. "Ujar Hyejin. Tae Ho pun mengangguk dan langsung meminum teh hangatnya.
"Tapi..Hyejin, kenapa kau melakukan ini semua padaku? Bukankah kau juga sudah tahu kalau aku ini--"
"Aku akan membantumu. Percayalah padaku. Aku akan memberimu terapi konseling. Apakah kau tidak tahu apa pekerjaanku sebelum aku duduk di kursi roda ini? "Tanya Hyejin. Lalu Tae Ho pun menggeleng.
"Aku seorang Psikiater. "
Mendengar itu, rasanya Tae Ho saat ini sudah aman. Sekarang didepannya ada seorang Psikiater yang dengan baik hati membantu Tae Ho menyembuhkan bipolar nya. Entah apalagi yang Tae Ho butuhkan. Seperti semuanya telah tergantikan dengan cara Hyejin membantunya.
"Psikiater? Apa aku bermimpi? Selama ini Tzuyu membawaku ke semua psikiater, dan semuanya menolakku. Dan kau secara cuma-cuma menawarkan diri padaku langsung? Apa kau tidak sedang bercanda, Hyejin-ah? "Tanya Tae Ho memastikan.
"Aku serius. Aku ingin melindungimu. Jadi, jangan pernah lupa untuk meminum teh hangat ini setiap siang. Dan seperti biasa, aku akan memberimu konseling pada malam harinya. Bagaimana? Apa kau siap? "
Dan tentu saja Tae Ho mengangguk.
Mereka berdua pun melanjutkan siang ini dengan obrolan-obrolan ringan. Sampai Tae Ho berbicara,"Ah.. Aku sangat merindukan adikku. Tapi aku bahkan tidak tahu dia ada dimana dan sedang apa dia. Aku memang kakak yang bodoh. "Ujar Tae Ho dengan senyum hambarnya.
"A-Adikmu? Tzuyu maksudmu? "Tanya Hyejin hati-hati.
Tae Ho mengangguk. "Ya, dia adalah adik terbaik didunia. Sedangkan aku kakak terburuk yang pernah ada. Lucu bukan? Pantas saja ayah dan ibuku membuangku. "
"Membuang?! O-oh, maafkan aku. Aku terlalu penasaran. Jika kau keberatan, jangan hiraukan. "Ucap Hyejin meminta maaf karena merasa terlalu banyak ingin tahu tentang Tae Ho.
"Ani, gwenchana.. Lagipula yang tadi kau katakan memang fakta. Aku pernah dibuang oleh orang tuaku karena aku seorang bipolar yang jahat(?)"jelas Tae Ho berusaha untuk tetap memasang senyumnya didepan Hyejin.
"Memang, bagaimana itu bisa terjadi? "Tanya Hyejin ingin lebih tahu. Menurutnya ini adalah saatnya untuk menggali lebih dalam informasi tentang kehidupan sehari Tae Ho, sang blackstar.
"Kalau tidak salah, kejadian mengerikan itu terjadi sekitar 4 tahun yang lalu. "
"4 tahun yang lalu? Waktu kita masih berumur 18 tahun? Berarti saat kita masih SMA?! "Tanya Hyejin memastikan.
Tae Ho pun mengangguk.
"Aku diusir oleh orang tuaku karena, "Tae Ho menjeda omongan nya dan menarik napas dalam lalu membuangnya pelan.
"- karena aku membunuh Lee Eun Bi. "
◆◆◆◆
Tzuyu duduk di bangku Taman yang ada di jalan rumah Taehyung. Siang ini Taehyung sedang berada di kantornya. Dan disinilah Tzuyu.
Tangan nya menggenggam selrmbar kertas yang beberapa hari yang lalu ia ambil. Setelah mengetahui keberadaan ruangan rahasia milik Taehyung, Tzuyu menjadi sering masuk keluar ruangan dibalik tembok itu. Rasa ingin tahu Tzuyu semakin membludak. Yang ia pikirkan hanyalah Tae Ho, Tae Ho, dan Tae Ho.
Daehan Seoul, 15/A
"Sebenarnya ini apa?? "Tanya Tzuyu pada dirinya sendiri.
"Apa ini adalah nama sebuah tempat? Daehan Seoul? Maksudnya apa? Daehan dan Seoul. Akh!! Molla! "
KAMU SEDANG MEMBACA
Reason | ✓
FanfictionMeskipun tidak dijelaskan secara jelas, alasan harus selalu ada saat kau sedang bersamaku. Tak terkecuali alasan mu merahasiakannya padaku. a taehyung×tzuyu story _______________________ Don't copy my story! 'Y'