Aku di sini melawan ketakberdayaan
Memandang dunia yang tak pernah sepi
Dari sudut jendela hati
Cakrawala masih gulita
Padang dan bongkahan tanah kering
Tersirami ceceran anyir darah bocah dan kaum wanita
Darah itu penuhi dinding dan lantai mesjid
Di sudut-sudut kota Palestina
Di sudut kota-kota kaum muslimin
Yaa Rabbal alamiin
Dunia ini takkan pernah sepi dan damai
Selama kafir zionis bebas membabibuta
Hingga tiba tak bisa sembunyi untuk mereka
Karena batu pun telah memberi warta
Hingga mereka binasa
Dengan jihad kita
Note: ini puisi ke-9 terakhir lho. Sekalian woro2 untuk antologi puisi selanjutnya. Judul antologinya masih belum fix. Tapi ditunggu aja. Sambil nunggu nggak ada salahnya readers tour ke karya yang lain. Banyak pilihannya lho. Hoho kayak jualan makanan dan minuman aja... hehe serius...
Kalau pengen kisah2 klasik yang nyata, sarat ibroh, ada 365 Hari Bersama Sahabat Nabi Season #1 dan #2. Bisa juga baca Golden Stories, kisah2nya para tabiin.
Mau yang romance tapi tetap islami, ini nih: Rumah, Taman Hati, Hari Baru, Retaslah Awan, dan masih banyak lagi.
Ditunggu touringnya ya, jangan lupa komen2 penyemangat dan bintang2nya.Syukron lakum
Jabat eratJahar
KAMU SEDANG MEMBACA
Denyar #1🌌
Thơ caDENYAR | Antologi Puisi #1 © 2016 by Jahar Longlist Wattys 2018 #36 Poetry 180817 #99 Poetry 190917 Insya Allah update SETIAP HARI. "Dalam sejarah Sastra Indonesia telah banyak penyair yang menjadikan puisi sebagai alat perjuangan dan pem...