Setangkai Epik Cinta

39 3 0
                                    

Aku di sini melawan ketakberdayaan

Memandang dunia yang tak pernah sepi

Dari sudut jendela hati

Cakrawala masih gulita

Padang dan bongkahan tanah kering

Tersirami ceceran anyir darah bocah dan kaum wanita

Darah itu penuhi dinding dan lantai mesjid

Di sudut-sudut kota Palestina

Di sudut kota-kota kaum muslimin

Yaa Rabbal alamiin

Dunia ini takkan pernah sepi dan damai

Selama kafir zionis bebas membabibuta

Hingga tiba tak bisa sembunyi untuk mereka

Karena batu pun telah memberi warta

Hingga mereka binasa

Dengan jihad kita

Note: ini puisi ke-9 terakhir lho. Sekalian woro2 untuk antologi puisi selanjutnya. Judul antologinya masih belum fix. Tapi ditunggu aja. Sambil nunggu nggak ada salahnya readers tour ke karya yang lain. Banyak pilihannya lho. Hoho kayak jualan makanan dan minuman aja... hehe serius...
Kalau pengen kisah2 klasik yang nyata, sarat ibroh, ada 365 Hari Bersama Sahabat Nabi Season #1 dan #2. Bisa juga baca Golden Stories, kisah2nya para tabiin.
Mau yang romance tapi tetap islami, ini nih: Rumah, Taman Hati, Hari Baru, Retaslah Awan, dan masih banyak lagi.
Ditunggu touringnya ya, jangan lupa komen2 penyemangat dan bintang2nya.

Syukron lakum
Jabat erat

Jahar

Denyar #1🌌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang