Bangunan kubus warisan Ibrahim telah ternoda
Oleh Latta, Uzza, Manat, Hubbal dan anak cucunya
Manusia bodoh enggan meruncingkan akalnya
Mereka pengikut setia moyangnya yang tersesat
Mengapa mereka mau menyembah benda mati
Yang diukir dan dipahat sendiri?
Sedari dulu kakek kalian, Ibrahim, Sang Pencari Tuhan
Telah mengritik habis-habisan
Nasib wanita terpelanting ke lembah derita
Mereka dianggap bukan manusia
Sama saja dengan barang yang murah harga
Bila cucu Hawa terlahir
Aiblah keluarga
Bangsa yang tak berakal!
Bagaimana Hawa tak berharga?
Bisakah kalian lahir tanpanya?
Ini puisi ke-4 terakhir lho.
Temukan work yang lain
GOLDEN STORIES, kisah para tabiin
KAMU SEDANG MEMBACA
Denyar #1🌌
PuisiDENYAR | Antologi Puisi #1 © 2016 by Jahar Longlist Wattys 2018 #36 Poetry 180817 #99 Poetry 190917 Insya Allah update SETIAP HARI. "Dalam sejarah Sastra Indonesia telah banyak penyair yang menjadikan puisi sebagai alat perjuangan dan pem...