Happy reading guys.....
***
Hari ini aku pergi ke sekolah seperti biasanya. Bertatap muka dengannya atau sekedar mengaguminya dari jauh, tidak ada yang berubah dari itu.Hanya saja aku memiliki sedikit harapan sekarang, gara-gara kejadian kemarin saat dia melihat ke arahku atau lebih tepatnya aku yang beranggapan jika dia melihat ke arahku. Padahal kenyataannya aku pun tak tahu apa dia melihatku atau melihat ke arah orang lain.
Meski begitu, aku tidak bisa mencegah diriku untuk merasa senang. Anggap aku orang yang kepedean, tidak masalah. Karena memang aku tidak bisa membohongi diriku sendiri jika aku senang, sangat-sangat senang dengan pemikiran itu.
Dan lagi karena hal itu juga, semalam aku memimpikannya untuk kesekian kalinya, hanya saja tidak seperti biasanya. Dia tidak menghampiriku, membuatku terkejut dan senang pada waktu bersamaan karena kehadirannya.
Kali ini dia sudah ada bersamaku, duduk di kursi taman dengan pemandangan yang sangat indah di depan kami. Membicarakan hal-hal yang menyenangkan dan berakhir dengan membuat kami tertawa. Rasanya menyenangkan saat bersamanya, meski itu hanya dalam mimpi tapi perasaan bahagia itu tetap terasa nyata saat aku bangun tadi pagi.
"Selamat pagi anak-anak!" Bu Merry, guru Biologi masuk kelas dan menyapa kami.
"Pagi bu." Ku ikuti jawaban serempak dari penghuni kelas.
Tidak seperti biasanya, bu Merry tidak membawa satu pun buku di tangannya saat ini. Padahal biasanya beliau pasti membawa lebih dari satu buku untuk mengajar.
Menempatkan dirinya berdiri di depan ruangan, tepat di tengah-tengah agar para siswa-siswi bisa menyimak apa yang akan ia sampaikan.
"Sehubungan dengan pembahasan kita kemarin, yang membahas tentang stomata pada daun dikotil dan monokotil. Kali ini ibu tidak akan menjelaskannya lebih lanjut, sebelum kalian melihat langsung bagaimana bentuk dari stomata itu sendiri," katanya menjeda apa yang akan dikatakan selanjutnya.
"Untuk itu kita akan melakukan praktek di laboratorium hari ini untuk melakukan pengamatan. Ibu ingin kalian membawa buku gambar serta alat tulis agar kalian bisa menggambarnya setelah melakukan pengamatan."
"Ini adalah tugas kelompok yang terdiri dari dua orang, masing-masing orang dalam kelompok akan berkerja sama menggambar stomata pada daun monokotil dan dikotil. Hasilnya nanti akan diserahkan pada ibu yang akan kita bahas perbedaannya minggu depan. Sejauh ini apa kalian mengerti?"
"Mengerti bu," jawab kami serempak.
"Jika ada yang masih tidak paham, tolong katakan sekarang! Sebelum ibu membuat pembagian kelompok," kata bu Merry mengedarkan pandangannya ke penjuru kelas. "Tidak ada pertanyaan?"
"Tidak, bu," kata kami lagi-lagi dengan serempak.
"Baiklah, ibu akan membuat pembagian kelompoknya yang terdiri dari satu laki-laki dan satu perempuan." Lanjut bu Merry.
"Ya, bu... kenapa tidak laki-laki dengan laki-laki dan perempuan dengan perempuan?" keluh salah seorang siswa.
"Iya, bu. Kami akan lebih nyaman dengan itu," tambah salah seorang siswi.
"Dan akan lebih baik lagi, jika kami bisa memilih pasangan kelompok kami sendiri bu," kata siswa yang lain.
"Diam-diam semuanya! Di sini ibu yang memutuskan siapa yang akan menjadi pasangan kelompok kalian."
"Dan tentang perbedaan gender dalam kelompok, ibu mempunyai pertimbangan sendiri soal itu," kata bu Merry mengedarkan pandangannya hampir ke semua siswa-siswi memberikan pengertian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crush Is Never Enough
Ficção AdolescenteHanya sebuah ketertarikan itu tidaklah cukup untuk CINTA, butuh sebuah usaha dan bukti nyata hingga cinta itu bisa sempurna dan memberikan kebahagiaan pada orang yang bersangkutan. Itulah yang dialami Bila, cewek yang mencintai teman sekelasnya dala...