Kau adalah orang pertama yang membuktikan padaku, bahwa cinta bukanlah hanya sebuah mitos belaka.
Tatapan mata terindah pertama yang terbias di benakku dan orang pertama yang merenggut manisnya kecup bibir ini.
Yeah... you are my first love and you are my first kiss too.
Everyday, I love you.
Puisi di atas begitu indah, bukan?
Seolah si empunya begitu mencintai orang yang ia maksud. Tapi, bagaimana bila yang menuliskan itu adalah suamimu dan orang yang dimaksud adalah wanita lain? Akankah masih terdengar indah bagimu?Puisi itu kutemukan di dalam aplikasi memo ponsel suamiku. Ternyata, ia masih berhubungan dengan mantan kekasih sekaligus wanita pertama dalam hidupnya dulu.
Puisi itu yang menyebabkan aku akhirnya berani memutuskan untuk membunuh suamiku minggu lalu.
Hal yang paling membuatku cemas bukanlah kedatangan polisi atau siapapun yang akan menanyakan keberadaan suamiku, tetapi justru putra semata wayangku, Gio. Beruntungnya aku, ia tak pernah sekalipun menanyakan di mana ayahnya.
Malam ini, setelah aku dan Gio menghabiskan waktu bersama untuk sekadar menikmati burger dan kentang goreng favoritnya, Gio bertanya padaku dengan wajah polos.
"Ma, kenapa Mama gendong Ayah di belakang punggung Mama tiap hari? Muka ayah kenapa pucet, Ma? Kayak hantu..."
~end~
Photo by : bragavsson twitter
KAMU SEDANG MEMBACA
Escape The Maze
General FictionKumpulan cerita pendek dan flash fiction yang saya tulis selama 30 hari.