Panggilan Sayang

11 0 0
                                    

"Yaaank... Maafin aku," rajuk Zidan yang mengikutiku masuk ke dalam kamar.

"Stop memanggilku seperti itu! Aku nggak suka! Kampungan!" Desisku murka setelah membanting tas ke kasur.

"Oke... Aku minta maaf karena terlambat menjemputmu dan maafkan aku karena panggilan tadi," kata Zidan mengiba.

"Kamu tahu berapa lama aku menunggu di pinggir jalan tadi? Dua jam!" Mataku melotot karena saking emosinya.

"Iya, Sayang aku minta maaf..." Zidan berusaha membujukku. Menenangkanku.

Aku menghela nafas panjang, lalu duduk di atas kasur. Menatap suamiku itu dengan masih sedikit kesal. "Tolong jangan biarkan aku menunggumu lagi. Kamu tahu kan aku benci menunggu dan benci panggilanmu tadi!"

"Iya aku tahu..." Zidan tersenyum, duduk di sampingku, mengusap punggungku lembut. "Padahal maksudku tadi ingin sedikit melembutkanmu dengan panggilan itu," katanya.

"Cari panggilan lain!" Ketusku.

"Memangnya kenapa dengan Yank?"

"Alay! Nggak enak banget di kuping!"

Zidan terbahak. "Padahal panggilan itu cukup tenar lho di kalangan anak muda sekarang. Eh, istriku ternyata nggak suka."

"Banyak panggilan lain yang lebih manis. Lagi pula, bukan suatu hal yang wajib kan untuk memanggil pasangan dengan kata-kata aneh gitu," kataku.

"Memang bukan kewajiban, tapi panggilan sayang untuk pasangan itu manfaatnya banyak lho. Salah satunya membuat ikatan makin kuat dan romantis dalam berkomunikasi," jelas Zidan sambil membelai rambutku lembut.

"Masa?" Ucapku skeptis.

"Nabi Muhammad SAW yang seorang manusia sempurna saja memanggil Aisyah dengan sangat romantis. Ya Humaira atau wahai si merah jambu. Istri mana sih yang nggak meleleh dipanggil seperti itu?" Ucap Zidan lembut.

"Nah iya, maksudku silahkan kamu panggil aku dengan panggilan unik apapun itu, pokoknya bukan Yank!" Kataku manyun.

"Uhm..." Zidan berpikir. "Boo? Bee? Mhiu? My Cherry? Snechke?"

"Snechke? Bahasa apa itu? Aneh banget!"

"Bahasa Jerman artinya siput," kata Zidan meringis.

"Yeee... Masa panggil aku siput sih?! Geli banget!" Aku bergidik.

"Lho... Di Jerman sana, panggilan ini populer banget lho karena artinya mereka lagi ingin bercinta dan bermesraan!" Zidan terkekeh.

"Yeee... Mesraan sono sama bantal!" Ujarku kesal dan meninggalkan Zidan terpingkal di kamar.

~end~

Source Pic : http://pin.it/iOfYRuL

Escape The MazeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang