Perang, perang, dan perang. Hanya itu pemandangan yang aku saksikan setiap harinya, karena memang tugasku adalah memilih para pejuang Viking yang mati dengan gagah berani di medan perang, lalu membawanya ke Valhalla, dan menjadikan mereka Einherjar. Para ksatria Odin.
Tubuhku yang terbalut jubah besi, lengkap dengan helm perang, dan pedang itu meliuk di atas kuda perangku memendarkan cahaya kehijauan yang para manusia sebut dengan "northern light" atau aurora borealis.
"Platina..." ucap seseorang yang hampir membuyarkan konsentrasiku.
Aku menatap laki-laki itu. "Platina? Aku? Kau salah," kataku bersiap bergegas kembali meninggalkannya.
"Platina. Kau seperti Platina, gadis yang kucintai beberapa tahun lalu tetapi harus meregang nyawa karena..." Laki-laki itu menghentikan ucapannya sejenak. "Rambutmu persis sepertinya. Tergerai indah dan berwarna seperti perak," lanjutnya.
Aku terhenyak. Tiba-tiba aku teringat pada mimpi yang setiap malam selalu menghantuiku. Seorang gadis kecil yang memiliki rambut berwarna perak, tergeletak di tengah taman tak bernyawa.
"Bukankah kau adalah Lenneth. Valkyrie terbaik, kesayangan Freyja sang Ratu Valhalla, dan tangan kanan Odin?" Lelaki itu masih menatapku lekat.
Aku turun dari kudaku, menariknya, membawanya bersembunyi di sebuah lorong gelap agar tak ada siapa pun yang memergoki pembicaraan kami.
"Ya, aku seorang Valkyrie. Dan bisa kau jelaskan siapa Platina, karena gadis itu terus saja muncul dimimpiku?" kataku."Namaku Lucian. Aku adalah lelaki yang mencintai Platina sejak kami masih bocah. Kami bertemu, ketika ia sedang melarikan diri dari paman dan bibinya karena mereka akan menjualnya ke para lelaki hidung belang. Selama itu aku yang terus membantunya, hingga mungkin ia tak lagi sanggup untuk menahan getirnya hidup dan akhirnya memilih untuk bunuh diri dengan menghirup serbuk bunga beracun di Taman Aiden," jelas Lucian.
Jantungku berdegup kencang. Entah mengapa aku merasa bahwa penggalan cerita Lucian tadi adalah kisah hidupku sendiri.
"Lenneth, kemungkinan kau adalah Platina yang bereinkarnasi menjadi Valkyrie. Bukankah Valkyrie dulunya adalah seorang manusia tetapi meninggal ketika dalam keadaan masih gadis?" ujar Lucian.
Kepalaku seperti sedang memutar potongan-potongan kenangan akan Platina dan Lucian. Bagiku, mereka terlihat sangat bahagia.
"Platina... Pantas saja aku begitu sulit mencarimu. Ternyata kau bereinkarnasi menjadi Valkyrie dan berbagi tubuh dengan Hrist dan Silmeria," Lucian membelai pipiku dengan tangannya yang kasar, namun tetap lembut menyentuh kulitku.
Bruk...
Suara sesuatu terjatuh mengagetkanku dan Lucian.
"Maaf aku harus pergi," ucapku tetapi Lucian memegang tanganku erat.
"Aku mohon jangan tinggalkan aku lagi, Platina." Lucian memohon dengan mata berkaca-kaca.
"Namaku Lenneth, aku seorang Valkyrie, Putri dari sang Dewa Odin. Bukan manusia lemah seperti Platina," jawabku bergegas.
Kepalaku begitu sakit dan dadaku terasa sesak ketika aku sampai di Valhalla. Bayangan Lucian dan Platina terus mengikutiku. Dan entah mengapa ada setangkup rindu yang nyata ketika aku bertemu Lucian tadi. Aku kembali memejamkan mata dan kali ini semua bayangan Platina kembali hadir. Membawaku terhanyut hingga kemudian aku yakin bahwa Lucian benar. Aku adalah Platina.
Baru saja kakiku akan melangkah turun kembali ke Bumi untuk menemui Lucian, tiba-tiba aku dikejutkan oleh kehadiran Odin dan Freyja.
"Jangan pernah berani-berani kau temui lelaki itu, Lenneth!" suara Odin menggelegar.
"Maafkan aku, Odin... Aku tak bisa memilah apa perasaan ini. Aku sadar siapa aku sekarang tetapi aku tak bisa melepas bayangan Lucian," ucapku lirih memohon belas kasih.
"Sepertinya, kita tidak menghapus ingatan Platina secara sempurna ketika membangunkannya sebagai Lenneth," ujar Freyja.
"Lenneth, terimalah kehidupanmu yang sekarang sebagai kaki tangan-ku. Valkyrie terbaik yang pernah ada. Valkyrie tidak boleh merasakan lagi cinta dan kenangannya semasa masih menjadi manusia, agar tidak mengganggu tugasmu sebagai pemilih para jiwa-jiwa terbaik Einherjar," kata Odin memperingatkanku.
Kepalaku tertunduk. Aku tahu apa yang harus aku lakukan.
"Jangan sekali-kali membangkang perintah Odin, karena bila itu terjadi maka Hrist akan dibangkitkan dalam tubuhmu itu, sedangkan rohmu akan tertidur abadi dalam lingkaran api, sehingga kau tidak akan pernah bisa bereinkarnasi lagi menjadi manusia," kata Freyja dengan nada mengancam.
Aku mengangkat dagu, menatap Odin dan wanitanya yang bersayap elang itu.
"Maafkan aku, tetapi aku tak bisa menghentikan perasaan cintaku pada Lucian!" secepat kilat aku berlalu dari hadapan mereka.
Raungan Odin yang murka membuntuti langkahku yang melesat menuju Bumi. Aku mencari Lucian dalam riuhnya perang, hingga aku menemukan tubuhnya telah mati kaku dan rohnya telah dibawa Valkyrie lain untuk menjadi Ehrenjar. Aku menangis. Aku tak ingin kembali ke Valhalla. Aku ingin kembali bersama Lucian. Mengulang kenangan indah ketika aku masih bersamanya dulu sebagai Platina. Aku tak akan mungkin bisa melupakannya begitu saja. Wajah tampan dengan rahang kokoh, rambut coklat panjang sebahu, dada bidang, dan kata-katanya yang merdu di telingaku.
Aku membelai wajah Lucian yang dingin, terpejam, merah karena darah yang telah mengering.
"Lucian, tak peduli apa pun yang telah terjadi pada kita di dunia ini, aku akan tetap mencintaimu. Meskipun takdir pada akhirnya harus memisahkan kita, tetapi setidaknya aku bahagia pernah menjadi seorang wanita yang membahagiakan hidupmu. Aku bahagia bisa menjadi wanita yang selalu hadir di dalam jiwa dan ragamu. Aku bahagia bisa menjadi wanita itu, meskipun sesaat..." ucapku terisak.
"Woi, Tha!" tubuhku hampir saja jatuh karena Doni menghantamku dengan lengannya yang kekar.
"Duh, apaan sih, Don?! Sakit tahu!" omelku.
"Siapa suruh ngelamun! Lagi main PS kok ngelamun sih kamu ini? Liat tuh si Lenneth mampus, kamu kalah!" Doni terbahak.
"Yah kok kalah sih," gumamku sambil menatap gambar seorang wanita dengan baju besi berwarna keemasan dan rambut berwarna perak. Di samping gambar itu tertulis judul permainan yang aku mainkan bersama Doni. Valkyrie Profile.
~end~
Source Pic : http://pin.it/kAPGt3D
KAMU SEDANG MEMBACA
Escape The Maze
General FictionKumpulan cerita pendek dan flash fiction yang saya tulis selama 30 hari.