Suspicious Person

659 67 4
                                    

Disclaimer

Boboiboy masih punya monsta

Warning

Small!IceBlazeThornSolar Stranger!Taufan Kind!Halilintar OOC!Elementals

And others warning that you'll discover by yourself

And the last... Happy reading... ;)

-------

Taufan tidak tau bagaimana ia bisa berakhir dalam situasi seperti ini. Duduk di salah satu kursi kayu di sudut ruangan dan dihujani tatapan oleh empat orang bocah yang sepertinya tidak suka dengan keberadaannya di rumah itu. Tidak tau harus bersikap bagaimana akhirnya remaja berusia 17 tahun itu hanya tersenyum canggung sambil sesekali mengirimkan kode pada Gempa untuk menyelamatkannya. Namun yang diberi kode hanya bisa tersenyum minta maaf seolah ia tidak bisa membantunya. Oh tidak. Ia memang tidak bisa.

"Jadi, kau ciapa?", anak beriris kuning cerah itu mengajukan pertanyaan yang membuat Taufan gemas karena cara bicaranya yang masih cadel. Aduhh.. Andai saja ia sedang tidak dalam kondisi menjadi tersangka, mungkin saat ini ia tengah memeluk anak itu saking gemasnya.

"Aku? Namaku Taufan. Kalau kalian siapa?", tanyanya ramah berusaha meredakan kecurigaan anak-anak itu. Sebab, bagaimana pun juga ditatap layaknya orang berbahaya oleh empat orang anak kecil yang bahkan belum mencapai usia 10 tahun benar-benar membuat Taufan merasa dirinya benar-benar berdosa meski ia sendiri tidak tau apa yang sudah dilakukannya hingga membuat anak-anak ini menghakiminya seperti ini.

"Aku...kalau aku...", anak dengan mata hijau bulat yang lucu berkata dengan gugup seraya memainkan jari-jarinya. Ya Tuhan, mereka benar-benar imut!!! Jerit Taufan dalam hati.

"Jangan dijawab Ton. Dia cangat belbahaya!!", seru anak beriris kuning itu pada anak yang ia panggil Ton? Nama yang cukup aneh menurut Taufan. Apa benar namanya begitu atau anak ini tidak bisa melafalkan namanya dengan baik mengingat kalau ia cadel?

"Benar kan Kak Lez?", tanyanya pada anak yang lain. Seingat Taufan anak inilah yang tadi membukakan pintu kamar. Dan anak itu mengangguk semangat.

"Iya! Dia pasti punya rencana jahat!! Kita harus waspada."

"Tenang aja Kak, nanti biar Ice yang melindungi Kak Hali dan Kak Gempa...", Taufan menoleh pada anak lain yang sedang memeluk boneka beruang kutub yang besarnya hampir sama besar dengan tubuhnya sendiri. Dan meski ia berkata akan melindungi namun yang dilihat Taufan hanyalah anak kecil berumur sekitar 6 atau 7 tahun yang tampak mengantuk memeluk boneka beruang. Dan tentu saja ia adalah pemandangan yang sangat lucu.

"A..aku juga!", imbuh si anak beriris hijau.

"Dan kau Pan!!", tunjuk anak beriris kuning pada Taufan.

Pan? Itu maksudnya aku kan?

"Awas kalau kau belani macam-macam. Aku akan.. Uwooaa... Kak Hali! Tulunkan aku!!!"

"Apa yang sedang kalian lakukan??". Dan Taufan akhirnya dapat bernafas lega ketika Halilintar tiba-tiba saja muncul dan menyelamatkannya dari sosok-sosok kecil menggemaskan itu. Meski kenyataannya bukan begitu, namun Taufan tetap saja merasa bersyukur.

"Kak Hali! Apa yang dilakukan orang jahat ini di rumah kita?", tanya salah seorang anak.

Halilintar tampak menghela nafasnya lalu menurunkan anak cadel yang sedari tadi meronta-ronta.

"Blaze.. Ice.. Thorn dan Solar, dengarkan aku." Keempat anak itu mengangguk kompak. Ah tidak semuanya ternyata. Taufan berusaha menahan diri untuk tidak tersenyum ketika melihat anak yang memeluk boneka beruang menarik-narik celana Halilintar lalu mengulurkan sebelah tangannya yang terbebas. Seolah paham, Halilintar kembali mendesah lalu menggendong anak itu. Dan apa itu? Apa ia tidak salah lihat atau memang ketiga anak lain menatap anak itu dengan pandangan cemburu?

Missing StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang