Who is Taufan??

620 55 2
                                    

Happy Reading... 

-------

"Bodoh! Kenapa kalian masih belum menemukan keberadaan putraku? Kalian ingin kupecat, huh??!!", Katsuragi Yuusei meneriakkan kekesalan yang menggerogoti dadanya ketika orang-orang yang ia suruh untuk menemukan putranya yang menghilang kembali dengan tangan kosong. Orang-orang mengatakan kalau ia adalah tipe pria dewasa yang tegas namun ramah. Namun Yuusei yakin setiap orang tua akan melakukan hal yang sama dengannya jika putra yang ia sayangi menghilang dan belum bisa ditemukan hingga saat ini.

Yuusei kembali meneriakkan kalimat berisi perintah yang lebih terdengar sebagai ancaman sebelum mematikan ponselnya dengan kesal. Ia menoleh ke samping begitu merasakan elusan lembut di pundaknya dan mendapati sang istri yang ia nikahi belasan tahun silam tengah menatapnya penuh kelembutan. Padahal di antara semua orang pastilah wanita itu yang paling terpukul dengan menghilangnya putra mereka, namun ia masih tegar dan berusaha menguatkannya. Menyadari hal itu membuat Yuusei merasakan sesuatu dalam hatinya terasa retak.

"Anata...(1)"

Yuusei menggenggam erat tangan sang istri. Kali ini berusaha meyakinkan kalau ia akan menemukan putra mereka. "Percayalah padaku. Aku akan membawa Sena pulang dengan selamat..."

Mata Katsuragi Mia berkaca-kaca, namun ia memaksakan sebuah senyum berusaha menguatkan dirinya dan sang suami. "Um! Aku percaya padamu. Arigatou(2), Anata...."

Sebuah pelukan dihadiahkan Yuusei untuk sang istri. Berusaha menguatkan padahal nyatanya ia tengah menyakinkan dirinya sendiri akan kekuatan yang ia harapkan benar-benar ada. Kekuatan yang membantunya percaya kalau ia akan menemukan putra mereka. Kalau Katsuragi Sena tidak akan pernah meninggalkan mereka.

-------

"Twinkle twinkle little star, how I wonder what you are.....Up above the world so high, like a diamond in the sky..... twinkle twinkle little star.. how I wonder what you are..."

Prok...prok...prok....

"Wahhh Blaze ternyata pintar menyanyi ya....", kata Taufan seraya bertepuk tangan dengan heboh. Membuat Blaze yang dipuji tersenyum lebar dengan pipi yang memerah malu. "Um! Laze suka nyanyi.... Kata Kak Hali suara Laze bagus.. Jadi Laze harus sering-sering latihan biar nanti bisa jadi pernyanyi terkenal kaya di TV.", ceritanya dengan bersemangat. Bahkan Gempa yang memegangi sebelah tangannya pun sampai kewalahan karena kebiasaan sang adik yang selalu menggerakkan seluruh tubuhnya ketika sedang bercerita.

"Blaze, hati-hati kita masih di jalan..", tegur Gempa yang disambut kekehan kecil oleh sang adik. Mereka sedang dalam perjalanan menuju sekolah si kembar dan seperti biasanya Blaze akan bernyanyi sepanjang jalan sementara Ice hanya akan diam di sebelahnya. Yang berbeda hari itu adalah keberadaan Taufan yang tiba-tiba didaulat untuk menemani mereka. Mungkin saja karena Halilintar tidak benar-benar membutuhkan bantuan Taufan di kedai atau karena tak banyak yang bisa dilakukan oleh Taufan tanpa membuat kekacauan.

"Jadi cita-cita Blaze jadi penyanyi ya??", tanya Taufan penasaran.

"Uuumm...", anak itu menggeleng. "Sebenarnya Laze ingin jadi pemain sepak bola.". Taufan mengerutkan dahi. "Lalu?"

"Laze tidak mau membuat Kak Hali dan Kak Gempa khawatir.", jawab anak itu singkat. Namun begitu Taufan tau ada hal lain yang belum disampaikan anak itu.

"Souka...?(3) Nanti kapan-kapan Kak Taufan akan mengajarimu bermain sepak bola, mau?". Blaze sontak menatap Taufan dengan mata berbinar. Dan hal itu mau tidak mau membuat Taufan spontan menganggukkan kepala tak kalah semangat. "Tapi janji sama Kak Taufan kalau Blaze akan jadi anak baik."

"Um! Laze janji!!"

"Terbaik....", kata Taufan seraya mengusap kepala Blaze.

"Ice! Ayo nyanyi bareng Laze!!", Blaze menarik tangan Ice yang sedari tadi tak bersuara lalu melangkah dengan riang.

Missing StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang