Can I be Egoist?

708 63 10
                                    

Disclaimer: 

Boboiboy still Monsta's

Happry Reading....

-------

Manusia adalah makhluk yang egois. Egois dalam arti mementingkan diri sendiri, membahagiakan diri sendiri dan melakukan apapun demi diri sendiri. Namun egois itu sendiri nyatanya didefinisikan secara berbeda bagi tiap manusia. Ada yang mengartikan egois sebagai kepuasan diri, egois sebagai kepentingan bersama atau egois atas dasar kebahagiaan orang lain. Untuk Halilintar sendiri, egois berarti mengusahakan kebahagiaan adik-adiknya apapun yang terjadi. Ia hampir tidak pernah memikirkan dirinya sendiri. Segala hal ia lakukan atas dasar adik-adiknya, untuk adik-adiknya dan karena adik-adiknya. Mungkin hal itu bisa disebut sebagai keegoisannya sendiri. Halilintar tidak tau dan tidak pernah memikirkannya. Baginya selama adik-adiknya masih bisa tersenyum, selama mereka masih ada di sisinya maka itulah arti keegoisan yang ia pertahankan. Meski bukan berarti ia benar-benar tidak pernah mementingkan dirinya sendiri. Hanya dirinya sendiri. Dulu sekali ia pernah melakukannya. Memohon, meminta dan menangis ia lakukan agar apa yang ia inginkan bisa ia dapatkan. Namun pada akhirnya, yang ia dapatkan adalah kata selamat tinggal, salam perpisahan dan punggung yang berjalan meninggalkannya. Itu adalah kali pertama ia ingin menjadi egois untuk dirinya sendiri. Pertama dan ia yakin itu adalah yang terakhir. Ia tidak pernah melakukannya lagi, entah karena takut atau tak lagi mau mencoba. Hanya saja, pemikiran bahwa ia akan ditinggalkan lagi membuat Halilintar berpikir bahwa tak seharusnya ia egois kala itu. Andai saja ia bisa merelakan, mengiklaskan dan berhenti menjadi egois, mungkin rasanya tidak akan semenyakitkan ini. Rasa sakit yang bahkan tak bisa disembuhkan oleh waktu. Rasa sakit yang masih membekas meski ia mencoba melupakan. Rasa sakit yang masih ada meski kini apa yang hilang kembali padanya tanpa ia pernah meminta. Apakah kini masih berarti?

Suara dari air yang mendidih membangunkan Halilintar dari lamunannya. Ia menoleh sebentar, mematikan kompor dan menghela nafas. Tidak biasanya ia begini. Ia sangat yakin kalau ia telah menghilangkan bayang-bayang masa lalu itu dari benaknya. ,Ia juga telah memutuskan untuk maju ke depan dan bukannya terpaku di masa lalu. Tapi kenapa sekarang ia malah kembali memikirkan masa-masa itu? Apakah ini ada kaitannya dengan keberadaan Taufan? Ah, tentu saja. Semua hal mulai berubah semenjak kedatangan anak itu. Halilintar tidak akan mengartikannya sebagai perubahan yang negatif, bahkan ia merasa suasana rumahnya menjadi lebih ceria semenjak kedatangannya. Hanya saja, ia cukup yakin kalau keberadaan Taufan memberikan efek negatif pada dirinya.

"Halilintar! Aku pesan satu coklat hangat dan pancake pisang!", sekali lagi Halilintar tersentak. Namun kali ini karena keberadaan salah seorang pelanggan yang datang. Ia menggelengkan kepala lalu menghela nafas sekali lagi. Ia harus bekerja. Tidak ada waktu untuk memikirkan hal-hal yang tidak penting.

"Oh iya, ku dengar-dengar ada seorang turis yang sekarang tinggal di rumahmu?", tanya si pelanggan itu padanya. Pagi itu kedai sedang sepi karena sebagian orang telah memulai aktivitas mereka masing-masing. Biasanya kedai coklat peninggalan kakeknya itu akan ramai di jam-jam makan siang dan mendekati sore ketika anak-anak pulang dari sekolah.

"Begitulah..", balas Halilintar seadanya. Karena ia bukanlah Gempa yang bisa bersikap ramah pada semua orang, jadi setiap pelanggan yang datang ke kedainya sudah memaklumi hal itu. Bahkan ada gosip yang beredar di kalangan tetangga yang menyebutkan kalau Halilintar tersenyum pada orang selain keluarganya, maka itu pertanda sebuah bencana besar yang akan datang melanda. Ok, itu berlebihan namun Halilintar memilih untuk tidak peduli.

"Bagaimana bisa? Maksudku dia bukan keluargamu kan?", pria yang merupakan mahasiswa tingkat akhir yang setiap pagi datang ke kedainya itu bertanya penasaran. Pasalnya ia sudah mengenal Halilintar cukup lama dan tentu ia tau apa yang terjadi pada keluarga anak itu selama ia tinggal disana. Karena itulah ia merasa penasaran.

Missing StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang