HunKai
Happy Reading ^^
Sang pangeran pulang dengan hati gembira. Entah mengapa setelah bertemu dengan si pemuda tampan tadi ia terbayang-bayang wajah dan perlakuan lembutnya.
"Ya Tuhan, apa ini yang dinamakan jatuh cinta ?. Seumur hidupku baru kali ini aku merasakannya ". Sang Pangeran saat ini sedang terduduk di taman istanah. Menikmati angin malam yang berhembus ringan. " aku ingin bertemu dengannya lagi ". Harap sang Pangeran.
" siapa yang ingin kau temui, Pangeran ?". Suara berat menyapa pendengarannya. Sangat familiar, itu suara sang Raja. "Yang Mulia Raja !". Sang Pangeran segera memberi hormat.
" siapa yang ingin kau temui diluar sana ?, apakah dia seseorang yang spesial ?". Tanya sang Raja. " hanya seorang teman, Yang Mulia ". Jongin memilin ujung hanboknya untuk menutupi kegugupannya. " benarkah ?". Jongin menjawab dengan lirih. Sungguh ia takut jika Sang Raja tahu, maka ia tak bisa keluar dari istanah walaupun dengan sembunyi-sembunyi.
" baiklah, ku harap kau berkata jujur padaku Pangeranku ". Sang Raja mengulas senyum terbaiknya. Ia tahu jika sang Pangeran menyembunyikan suatu hal. Tapi ia tak akan memaksa Pangeran untuk jujur saat ini. Ia akan mencari tahu kebenarannya sendiri.
" besok jangan lewatkan belajarmu, Pangeran. Kau tahu ?, hanya dirimu yang ayah miliki sebagai penerus tahta. Jadi ayah mohon jangan kecewakan aku dan juga ibumu ". Jongin mengangguk samar. Ia tak dapat melayangkan bantahan apapun pada sang Raja jika dalam ucapannya membawa sang ibu juga. Ibunya adalah kelemahannya. Ia berani melawan Rajanya namun tidak dengan ibu yang sudah melahirkannya.
" segera masuklah, udara semakin dingin dan tidak baik untuk tubuhmu, Pangeran ". Ucap sang Raja. " iya, Yang mulia ". Jongin membungkuk hormat kala sang Raja dan para pengawalnya pergi. Kemudian Jongin pun kembali ke paviliunnya.
Sehun membaringkan tubuhnya, ia menerawang. Membayangkan wajah manis namja yang seharian tadi bersama dengannya. Masih ia ingat senyum manis sang namja.
Tubuh yang semampai dan lekuknya yang sexy. Kulit tan bersih dan lembut mengundang Sehun untuk menyentuhnya lebih dan lebih. Katakan saja ia seorang yang memiliki hormon berlebih. Memang benar itu kenyataannya.
" Kai, tunggu saatnya aku menjadikanmu milikku. Kau harus jadi milikku ". Ucap Sehun penuh ambisi. Walaupun ia bukan seorang yang berasal dari keluarga bangsawan. Tapi ia memiliki ambisi yang tinggi dan mutlak. Tak boleh ada yang melawannya.
Pagi menjelang. Jongin sudah terlihat rapi dengan hanbok merahnya yang terdapat sedikit sentuhan sulur bunga berwarna emas. Sebenarnya ia merasa sedikit keanehan. Pagi-pagi sekali ia dikejutkan oleh sang ibunda yang datang membangunkannya dan ditambah lagi sang ibunda memilihkan hanbok merah itu. Padahal hanbok itu seharusnya hanya dipakai jika ada acara penting atau resmi kerajaan.
" ibu~ aku tidak nyaman menggunakannya. Bisa hapus saja riasannya ". Jongin merengek. Ia tak mau berpenampilan seperti saat ini. Bagaimana ia mau jika wajahnya harus dipoles sedemikian rupa oleh perias istanah.
" hei sayang, kau manis dengan itu. Ibunda suka melihatmu seperti ini, kau tampak begitu mempesona, pangeranku ". Jongin mencebikkan mulutnya mendengar ibundanya berkata seperti itu. " tapi aku ini namja ibunda ". Jongin merengek lagi. " iya ibunda tahu. Tapi tolong turuti ibunda, sehari ini saja ya. Ibunda ingin melihat kau yang seperti ini ". Mohon sang Selir. Jongin pun mau tak mau ia terpaksa menuruti ibundanya.
" nah sudah selesai, ayo ikut ibu sayang ". Taemin membawa sang putra ke balai kerajaan diikuti oleh para pengawalnya. " ibu~ ada apa ini sebenarnya ?". Jongin terheran-heran melihat kesibukan berarti di balai kerajaan. Sepertinya akan ada acara yang penting. " nanti kau akan tahu sayang. Sekarang duduklah disini dengan baik ". Taemin membantu putranya duduk. " ibu~ aku mau pergi belajar saja !. Disini aku tidak nyaman ". Rengek Jongin. " ibu menemanimu, Pangeran. Kau bukan anak kecil lagi, ok !". Jongin mengangguk kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince Moonlight (HunKai)
FanfictionDendamnya sudah mendarah daging. Tak satupun bisa menghalangi niatnya untuk balas dendam dan merebut cintanya. Hatinya sudah tertutupi kabut hitam, sehingga ia tidak sadar bahwa itu melukai sosok cantik tak bersalah. 'kau milikku !. dan selamanya...