HunKai
Happy Reading^^
Jongin terduduk lemas setelah turun dari kudanya. Ia telah sampai di depan gerbang kerajaan Joseon. Nampak sepi dan berantakan, ada beberapa tubuh prajurit istana yang tergeletak tak sadarkan diri. Tak ada bau anyir darah disana yang dapat Jongin cium. Jongin masih merasa bersyukur prajurit-prajurit tersebut tidak mati.
Ia berdiri, menguatkan hatinya untuk masuk kedalam istana. Ia harus mencari Sehun dan menghentikan tindakan gilanya sebelum terlambat. Kakinya berlari menuju kekediaman sang ayah. Sesampainya disana tak ada satupun orang, yang ia dapatkan hanyalah bekas darah tercecer dekat tempat duduk sang ayah sampai pintu keluar.
" hikss.. ayahanda !". Tangis Jongin pecah dan tubuhnya ambruk begitu saja. Ia bersimpuh sambil meremas dada kirinya, tangannya mengepal erat diatas lantai bercecer darah sang ayah.
" aku akan hikss.. membalasmu Sehun !!". Ia mengepalkan tangannya erat-erat hingga buku-bukunya memutih.
Luhan begitu gelisah dalam perjalanannya menyusul Permaisurinya ke Joseon. Ia memacu kudanya dengan cepat tidak ingin hal buruk terjadi pada Permaisurinya.
" percepat pacuan kalian !. Aku tidak ingin jika Permaisuriku sampai terluka ".
" baik Yang Mulia !".
Suara belasan tapal kuda membelah kesunyian malam itu.
Sehun dan Chanyeol serta kaki tangannya telah berada di tengah hutan yang berdekatan dengan anak sungai. " buat ia bangun !. Aku ingin membunuhnya hidup-hidup ". Desis Sehun sambil menatap nyalang sang panglima Jung yang terikat tak berdaya dibatang pohon mahoni.
Chanyeol bergegas, mengeluarkan sebuah sapu tangan dari lengan hanboknya dan membekapkannya pada hidung Panglima Jung. Selang beberapa menit setelahnya, Panglima Jung tersadar.
Pandangannya langsung bersitatap dengan netra tajam Sehun yang semakin berjalan kearahnya.
" k-kau !". Ucapnya tergagap.
" senang melihatmu masih hidup, Panglima Jung. Bukankah kau juga ? senang melihatku masih hidup hmm ?".
" cihh.. lepaskan aku rakyat jelata !. Kau tidak pantas menyentuhku seujung jari pun ". Geramnya.
" kau bukan lagi Panglima di Joseon Jung Hoseok !. Kau sekarang hanyalah sampah yang harus ku musnahkan. Aku Raja di negeri ini sekarang ".
" bedebah kau Oh Sehun !. Aku bersumpah selamanya kau tidak akan mendapatkan kebahagiaan dalam hidupmu !. Dewa akan mengutukmu wahai manusia biadap sepertimu ". Sumpah Hoseok dengan kilatan amarah di kedua matanya. Sehun tak gencar, Sehun tak takut sama sekali. Ia melakukan semua ini semata hanya ingin membalaskan dendamnya dan dendam ayahnya. Jika Dewa ingin mengutuknya, kutuklah dulu orang-orang yang telah lancang menghancurkan kebahagiaan keluarganya.
" simpan sumpahmu, Jung Hoseok. Sebelum kutukan itu terjadi padaku, keluargamu sudah mengalaminya ". Sehun tertawa sinis.
" beraninya kau Oh !. Apa yang kau lakukan pada istri dan anakku ?! ". Hoseok tersulut emosinya. Ia mencoba memberontak ingin melepaskan diri dari talian rotan pada tubuhnya. Tak perduli jika tubuhnya terasa sakit akibat talian rotan tersebut.
" ingatlah dulu, apa yang kau lakukan pada keluargaku supaya aku menjauh dari kehidupan Kai ku. Kau dengan teganya membakar rumah kami setelah kau mencoba membunuhku waktu itu ".
![](https://img.wattpad.com/cover/109387071-288-k841580.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince Moonlight (HunKai)
FanfictionDendamnya sudah mendarah daging. Tak satupun bisa menghalangi niatnya untuk balas dendam dan merebut cintanya. Hatinya sudah tertutupi kabut hitam, sehingga ia tidak sadar bahwa itu melukai sosok cantik tak bersalah. 'kau milikku !. dan selamanya...