HunKai
Happy Reading ^^
Taemin menunggu dengan cemas. Pasalnya sudah sepetang ini Pangerannya belum kembali. Tak biasanya sang Pangeran mengabaikan pesannya untuk pulang sebelum mendekati malam.
" Pangeran, kau dimana nak ?". Gumamnya sambil menatap langit yang tak henti mengeluarkan tetesan air. " jangan khawatir, Nyonya. Yang Mulia Pangeran pasti baik-baik saja ". Ucap sang kepala dayang. " tidak mungkin aku tidak khawatir jika Pangeranku sendiri diluar sana ". Sang selir tak kuat lagi menahan tangisnya.
Bagaimanapun ia adalah seorang ibu. Memiliki perasaan yang mudah rapuh dan lembut. Ditambah hujan yang belum juga mereda dan malah bertambah dengan adanya kilatan petir. Ia yakin Pangerannya merasakan ketakutan sekarang.
Jongin terdiam menyamankan tubuhnya dalam dekapan Sehun. Wajahnya memerah mengingat apa yang baru saja ia dan Sehun lakukan tadi. Entah kenapa ia bisa semudah itu memberikan hartanya pada orang lain walau sama-sama mempunyai perasaan yang sama.
Hatinya bergemuruh sekarang. Entah apa yang akan ia katakan pada ibundanya nanti. Malam semakin larut dan ia tak mungkin bisa pulang jika hujan diluar sana dapat disebut mengamuk dengan kilat-kilat petir yang mengerikan.
" Kai, kau tidak tidur hemm ?". Sehun bertanya karena sedari tadi namja manisnya ini masih betah membuka matanya. " kau memikirkan sesuatu ?, apa yang sedang kau fikirkan ?". Jongin menggeleng pelan. " aku belum ingin tidur dan aku tidak memikirkan sesuatu, Sehun ". Jawabnya. Sehun mendongakkan kepala Jongin agar ia bisa menatap manik indah itu kemudian memberikan kecupan pada bibir sexy yang tadi sudah ia rasakan.
" cepatlah tidur, sayang. Kau tak kelelahan eoh ?". Sehun mengusap bibir basah yang baru saja ia kecup itu. Jika harus jujur, ia sudah terbangun lagi saat ini. Bagaimana tidak jika Kainya hanya memakai pakaian tipis dan tampak memperlihatkan lekuk tubuhnya.
" tapi, Sehun. Eum.. boleh aku bertanya sesuatu dulu ?". Sehun mengangguk sebagai jawaban. " apa kau akan meninggalkanku setelah ini ?". Ragu-ragu Jongin berucap. Entahlah, ia hanya ingin Sehun tak meninggalkannya seorang diri.
" tidak, sayang. Aku sudah menandaimu, bagaimana mungkin aku meninggalkanmu ?". Sehun tak mungkin berbuat sebrengsek itu setelah ia merenggut milik Jongin. " benarkah ?, terimakasih, Sehun ". Ia kemudian memeluk Sehun. Terselip rasa bahagia setelah mendengar jawaban Sehun.
" jaljayo, Baby ". Dan merekapun sama-sama menjemput mimpi.
Sang Raja menatap tajam Pangerannya. Setelah semalam tak kembali ke istanah dan memilih kembali pagi hari. " apa yang kau lakukan diluar sana sampai-sampai kau lupa pulang, Pangeran ?". Sang Raja mendesis tajam. Jongin hanya terdiam, menunduk tak berani bertemu dengan netra tajam milik ayahnya sekarang.
" JAWAB PANGERAN !". Bentak sang Raja. " ma-maaf yang Mulia ". Jongin terbata. " apakah ini sikap seorang Pangeran ?. Dimana jalan fikiranmu, aku mendidikmu dengan sangat baik dan sekarang apa ini ?. Kau mempermalukan kami semua ". Ucap sang Raja tegas.
" hikss.. ampuni hamba, Yang Mulia ". Jongin mendongak, menatap sang ayah dengan manik yang berair. " tak ada gunanya kau minta maaf, Pangeran. Perbaiki semuanya, jangan kau ulangi lagi kejadian ini ". Sang Raja mulai melembut.
" sebagai hukumannya kau tidak di ijinkan keluar kamar kecuali jika kau ada jadwal belajar bersama guru Shin. Itu berlaku untuk selamanya. Tidak akan aku ijinkan juga kau keluar dari lingkungan istanah, apalagi jika kau berkunjung ke pasar ". Putus sang Raja. " tapi Yang Mulia, ku mohon jangan lakukan itu ". Mohon Jongin, bagaimana dengan Sehun jika mulai sekarang ia tak bisa lagi menemuinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince Moonlight (HunKai)
FanfictionDendamnya sudah mendarah daging. Tak satupun bisa menghalangi niatnya untuk balas dendam dan merebut cintanya. Hatinya sudah tertutupi kabut hitam, sehingga ia tidak sadar bahwa itu melukai sosok cantik tak bersalah. 'kau milikku !. dan selamanya...