Mataku terpejam sebentar, namun aku sudah melihat wajahmu mengukir senyum.
Dengan baju batik dan sarung kesukaanmu, kau hadir dalam mimpiku. Pria yang selalu kusebut dalam doa untuk kebaikan disisi-Nya, memintakan surga istimewa untukmu, dan menghadiahkan satu untaian surat agar kau tak merasakan rindu sepenuhnya. Kau adalah Ayah tercintaku.
Sudah tugasku sebagai putrimu, untuk membuatmu tak merasakan keresahan dan hanya kebahagiaan yang selalu menyelimutimu tiap melihatku. Beribu maaf, jika aku belum menjadi sholehah untukmu Yah, hingga kini aku selalu berusaha. Berusaha membalas segala yang pernah diberikan olehmu untukku, yang tak bisa kuhitung meski dengan jangka waktu seribu tahun pun.
Aku melihat matamu mengerjap, sama persis kala kau melihatku sewaktu dulu, mata yang menyiratkan keteduhan, manik-maniknya yang memancarkan cahaya dan siapapun yang melihatnya seperti sebuah bulan datang di senja hari, indah dan menenangkan.
Tanganku coba meraihmu, aku takut dadaku kembali sakit saat kau pergi untuk kesekian kalinya didalam mimpi.
Aku takut, aku takut kehilanganmu, Yah.
Aku takut, wajahmu yang bersinar tidak lagi bisa kulihat,
Aku takut, matamu yang meneduhkan menghilang dan menghancurkan ketenanganku,
Aku takut, senyummu yang terukir indah sirna begitu saja.
Aku takut. Aku terlalu takut tiap kau hadir dalam mimpiku. Airmataku, isak tangisku, aku takut menyakiti dan membuatmu kecewa karena masih belum sempurna percaya bahwa kau sudah pergi.
Entah kenapa, meski didunia nyata aku tetap merasakan kehadiranmu. Walaupun tidak bisa melihatnya secara langsung seperti dalam mimpi. Tapi aku merasa kau sedang menjagaku, seperti sewaktu dulu.Oh ya Ayah, kemarin aku main kerumah temanku. Ayahnya keluar dari rumah mengenakan baju kokoh dengan sarung dan pecinya. Tiba-tiba aku mengingat kala itu, dimana kau keluar dengan wajah yang berseri. Ah, tidak ada waktu tanpa wajah berserimu, tidak pernah kutemukan wajah muram durja kebanyakan orang didirimu, tidak pernah kutemukan kepayahan kebanyakan orang dibadanmu. Senang, bahagia dan ceria yang selalu kau tampakkan, dan itu membuat semua orang merindukan kehadiranmu.
Ingatkah? Jika sudah memakai sarung dan baju kokohmu itu Yah? Aku berlari kearahmu, dengan polosnya langsung duduk dipangkuanmu, tapi bukan itu yang aku mau. Aku selalu memintamu untuk mengayunku dengan sarung, dan kau melakukannya, tidak lupa sholawat demi sholawat diajarkanmu, ah itu adalah hal yang paling membahagiakan sekaligus sangat kurindukan.
Andai, itu terulang kembali. Akan aku abadikan segala momen tersebut.
Namun, sekarang aku hanya bisa menantimu dalam mimpi, meski tidak jarang aku selalu ketakutan untuk bangun, karena saat itu juga aku harus kehilangan senyummu.Ayah, aku akan terus berusaha menjadi sholehah sebagai putrimu.
Sebentar lagi, adalah hari aku dilahirkan. Dimana aku mendapat hadiah paling indah untuk pertama kalinya, yaitu nama yang kau berikan.Gresik, 03 September 2017
![](https://img.wattpad.com/cover/51573283-288-k562684.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mimpi Diujung Senja (Kumpulan Cerpen)
NouvellesBermimpi adalah caraku mengingatmu. happy reading :*