Dulu, ketika suaramu menjadi alunan terindah ketika mata terlelap,
Kini tak lebih menyisakan petir dalam malam yang gelap.
Berharap memiliki akhir yang bahagia,
Kini yang kudapatkan hanyalah perih yang mendera.
Mengapa ketika kutunjukkan kesungguhan,
Kau pergi tanpa alasan.
Janji yang kala itu kau ucapkan, membuatku sadar bahwa itu semua hanyalah bualan.
Andai aku bisa membaca sirat matamu, aku tidak akan sejauh ini memperjuangkanmu.
Seseorang yang selama ini ada dalam harapanku,
Ternyata takut akan waktu.
Lalu menyerah Bersama dukaku.
Terimakasih Tuan,
Mungkin kali ini tak ada lagi aku yang berjuang, ataupun aku yang menangisi keadaan.
Karena seseorang yang pernah memelukmu, kini akan mengikhlaskanmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mimpi Diujung Senja (Kumpulan Cerpen)
Short StoryBermimpi adalah caraku mengingatmu. happy reading :*