Chapter 4

24 7 0
                                    

Brendon membawaku ke apartment yang dimilikinya di Paris. Dari luar sudah tampak gedung itu terlihat besar dan megah.

Design interiornya sangat mewah, batinku.

"Kapan aku punya rumah seperti ini?" aku bergumam pelan, rupanya Brendon mendengar gumamanku "Jika kau mau, kau bisa tinggal disini," timpalnya santai.

"Tinggal disini? Dengan siapa? Yang benar saja!"

Brendon menghentikan langkahnya, ia berbalik ke arahku "tentu saja denganku tapi dengan 1 syarat."
Aku mengerutkan alisku, menatapnya tidak paham, Brendon sadar dengan kebingunganku "menikah denganku."

Deg!

"Tapi aku masih belum menyelesaikan kuliahku dan aku masih berumur 21tahun,"

"Memangnya kau pikir aku ini umur berapa?"

"Dilihat-lihat sih, 40tahun."
Brendon diam, tapi dengan sekejap ia langsung menggelitik perutku hingga aku tidak dapat berhenti tertawa
"Hey, aku masih 23tahun," katanya sambil menghentikan gelitikannya diperutku.

23 tahun? Tapi dia sudah memegang perusahaan orang tuanya?

"Orang tuaku mulai memberikan perusahaannya saat umurku 18 tahun, kemudian aku kuliah di Australia selama 3 tahun dan saat aku kembali ke Los Angeles, aku langsung melanjutkannya dengan bekerja di perusahaan ini sampai sekarang" Brendon menjelaskan seolah - olah dia tau apa yang aku pikirkan, punya kekuatan membaca pikiran kali ya? Aku hanya bisa menganggukkan kepala tanda aku memahami apa yang dia katakan.

"Nah kita sudah sampai di depan kamarmu, kamu boleh menggunakannya sesukamu. Jangan tidur terlalu larut, Good night. I love you, Nala."

"I love you too"

Perasaan ini terlalu nyata, aku terlalu bahagia, bahkan jantungku berdetak dengan cepat saat menatapnya. Lebih baik aku tidur sekarang karena hari esok pasti sangat melelahkan.

***

"Maafkan aku, tolong jangan pergi" teriak Kevin, tapi suara teriakannya tergantikan oleh suara mesin yang menderu kemudian dari kejauhan ada cahaya mobil, ia reflek menginjak rem, nihil.

Brakkk

Aku terbangun dari mimpi buruk itu lagi. Tubuhku berkeringat, diikuti oleh perasaan hampa di dada. Tiba - tiba pintu kamarku terbuka, Brendon langsung masuk ke dalam. Dia menangkup pipiku, menatapku tajam, "kamu kenapa? Kamu berteriak dalam tidurmu. Mimpi buruk?" Aku hanya menganggukkan kepala, "aku mimpi tentang Kevin lagi, tepatnya saat Kevin kecelakaan." Brendon langsung memelukku, aku menangis dalam dekapannya.
"Mau kutemani?"
Kubalas dengan anggukan kepala. Brendon lalu duduk di sisi kiri kasurku, kepalaku diatas dadanya dan tangannya melingkar di tubuhku. Aku mencoba memejamkan mata, Brendon mengusap kepalaku. Aku pun kembali tidur.

Cahaya matahari membuat kamarku terang benerang saat aku membuka mataku dan menyadari bahwa Brendon tidur di sebelahku sambil memelukku. Aku mencoba melepaskan diri dari pelukannya. Ia malah terbangun dari tidurnya. "Selamat pagi," ia mengecup keningku. "Pagi," aku tersenyum melihatnya.
Brendon menyuruhku untuk segera mandi. Hari ini kita akan menuju Pont des Arts. Jembatan yang berisi gembok cinta.

***

"Tunggu disini jangan kemana-mana" kata Brendon sambil mengecup pipiku. Aku hanya melihat - lihat sekeliling dan membidikam kameraku ke beberapa objek yang kuanggap menarik.

Kemudian Brendon datang sambil membawa gembok berbentuk hati dengan tulisan Brendon & Nala. Dia menggandeng tanganku untuk menguncikan gembok. Ia memberikan kunci tersebut kepadaku dan memberiku aba - aba untuk membuangnya ke sungai. Saat aku melempar kunci itu, Brendon mengarahkan kameranya padaku.

***

"Aku bosan," keluh wanita itu. Selagi aku di Paris, aku ingin bernostalgia. Kemudian wanita itu mengendarai mobilnya menuju suatu tempat.
Aku melihatnya lagi.
Wanita itu melihat sesosok pria yang ia cari. Bersama gadis yang sama. Wanita itu memberanikan diri untuk mendekati sepasang kekasih itu yang sedang berciuman.

Aku tidak salah lihat.
Wanita itu segera mendatangi Brendon, ia sangat yakin bahwa itu adalah Brendon, pria yang ia tunggu - tunggu selama ini.

"Brendon!" Teriak wanita itu sambil memeluk Brendon dengan erat.

PetrichorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang