22 - Rapat

1K 44 13
                                    

Suka-suka kamu aja. Selama kamu suka aku, aku juga suka.

- Revano Rifaldi -

Beberapa minggu setelah ijinnya Revan karena luka tembak, sekarang ia telah kembali bersekolah. Menghirup udara segar dan bisa bersosialisasi dengan teman kelasnya membuat Revan tak hentinya terus tertawa.

"Wah gila, susternya cakep-cakep banget."

Teriakan Revan terdengar sampai tempat duduk Manda, padahal Revan berada di pojok belakang berkumpul menjadi satu bersama teman-temannya. Semenjak Revan dirawat dan tak masuk sekolah, Manda duduk seorang diri dan terkadang Aldo-lah yang menemaninya.

"Masa sih? Betah dong lo di rumah sakit?"

Revan cekikikan tidak jelas. "HAHAHA, ya jelas enggak lah!"

Eh buset dah si babi!

"Anjir-anjir. Gue kira betah, kenapa gak betah bro?"

"Kurang semok coy." Revan mengatakannya tanpa disaring terlebih dahulu.

Yang lain hanya manggut-manggut tak jelas. Jam istirahat akan berakhir lima menit lagi, tapi justru Revan beranjak dari tempat duduknya dan mulai melangkah menuju kantin. Dasar anak nakal.

Di setiap koridor tak jarang banyak siswi yang menyapanya karena sudah beberapa minggu lebih belakangan ini lelaki yang suka bikin onar tak terlihat.

"Hai! Revan ganteng di sini."

Revan terus melangkah setelah mengatakan kalimat tersebut untuk menghargai siswi yang terus menyapanya, lalu ia tak menggubris apa saja yang disahuti oleh perempuan-perempuan aneh itu.

Sampai akhirnya, langkah kaki tersebut terhenti karena ada yang menghalangi jalan untuk menuju kantin.

"Van? Lo udah sembuh?"

"Hmm." gumam Revan

"Lo mau ke kantin? Gue temenin yuk."

Revan menolak ajakan gadis yang ada di depannya sekarang. Ia pikir, lebih baik sendiri daripada harus bersama dengannya lagi.

"Makasih. Tapi gue bisa sendiri, Feb."

Decakan dari mulut Feby terdengar seperti ia sangat kesal kepada Revan. Revan tak ingin ambil pusing, walaupun kabar tentang Feby dan Malvin ternyata sudah putus sudah ia ketahui hari kemarin.

"It's okay, bye."

Lalu Revan mengendikkan bahunya acuh tak acuh, melanjutkan aktivitas jalannya agar cepat sampai di kantin.

Suasana kantin masih terlihat ramai, walaupun satu persatu sudah mulai balik ke kelas karena waktu istirahat segera berakhir.

Revan memesan satu batagor beserta es teh, lalu mencari tempat duduk untuk segera menyantap makanan yang telah dibeli.

"Huah, laper banget."

Baru tiga sendok batagor Revan makan, tiba-tiba piring yang berisi batagor itu berpindah tempat secara misterius.

My Perfect Bodyguard Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang