8 - Penjual Sate Ayam

1.6K 169 128
                                    

Aku memilih diam. Sebab, saat aku terlalu berharap, aku tidak bisa menerima jika nyatanya kamu tidak merasakan hal yang sama. -Revano

Merasakan hal yang membuat degup jantung tidak terkontrol itu memang mengasyikkan. Tetapi untuk apa jika itu semua akan berakhir dengan luka? -Amanda

-My Perfect Bodyguard-

"Revannn!!! Sekolah di sini itu harus tertib. Masukkan baju kamu!" teriak bu Rita padahal suasana masih pagi.

"Salim dulu bu, biar berkah." Revan menyalami Bu Rita dengan cengengesan.

"Masukkan baju kamu!"

Revan menaik turunkan alisnya sejenak. Lalu tersenyum kembali. "Ini namanya kekinian bu, biar banyak yang suka."

"Gak ada yang suka sama kamu,"

"Ibu tau darimana? Belakang ibu liat coba ada apa, siapa tau ada arisan ibu mau ikut gitu?" Revan menunjuk segerombolan perempuan dibelakang Bu Rita menggunakan dagunya.

Bu Rita menoleh kebelakang lalu mendapatkan bergerombolan siswi sedang berkumpul untuk menatap Revan. Bahkan ada yang sampai mengeluarkan handphonenya demi memotret adegan tersebut, lebih tepatnya memotret Revan.

"Kalian!! Kembali ke kelas kalian, jam pelajaran segera dimulai!" usir Bu Rita geram.

"Jangan galak-galak bu, nanti cepet tua!" teriak Revan tiba-tiba.

Kembali menatap Revan lalu menjewer telinganya dengan keras.

"Aww bu ampun bu Revan salah apa, emang ya laki-laki selalu salah dimata wanita," cerocos Revan menampilkan wajah sok sedih.

"Kembali ke kelas! Masukkan baju kamu!"

Revan mengangguk patuh. Sambil berhormat, "Siap bu!"

Revan menaruh tasnya diatas meja, dengan meletakkan kepala di atas tas lalu menghadap kesamping melihat Manda yang sedang berkutat dengan potongan kukunya.

"Berangkat jam berapa tadi Man?"

"Jahat banget gue ditinggal." Lanjut ucapnya.

"Gue tau kalo lo bakalan telat lagi," ujar Manda masih fokus dengan kukunya.

"Sok tau si badak ih, nyatanya gue gak telat." ucap Revan membanggakan dirinya sendiri. "Guru dimana?"

"Gak dateng, sakit. Free class mungkin."

"SERIUSS??"

Manda diam tak menjawab. Berganti membuka handphonenya dan memasang earphone. Membuka novel dan masuk kedalam kehidupan cerita tersebut.

Revan menarik satu earphone dan dipakainya. "Anak galau."

Manda menoleh kesamping mendapati Revan sedang asik mendengarkan lagu yang sedang diputarnya.

"Usil banget sih lo!"

"Ehh jangan dilepas, bagus tau lagunya. Galau,"

"Rese banget lo, minggir sana!" usir Manda kasar.

"Dih macan ngamuk. Bentar ya Man, gue keluar dulu. Jangan kemana-mana ok?" pesan Revan seketika dan setelah itu ia berlari keluar kelas.

Manda hanya menatapnya jengah lalu melanjutkan membaca novelnya.

Di koridor suasana sepi karena murid lain sedang pelajaran. Revan melangkah menuju kantin, tak disangka ia bertemu dengan sosok perempuan berambut ombre merah, tersenyum manis ke arah Revan.

My Perfect Bodyguard Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang