26 - Beating Heart

879 49 4
                                    

Pinter-pinter bedain mana perhatian mana kasihan. Kurang-kurangin baperan, siapa tau cuma pelampiasan bosan.

- My Perfect Bodyguard -

"Dan orang yang gue suka adalah sahabat lo, Kayla."

Ah mungkin telinga Manda belum dibersihkan sampai-sampai ia salah mendengar apa yang diucapkan Farel barusan, atau malah lelaki yang saat ini di sampingnya sedang melantur?

Lagian mana bisa Farel menyukai sahabatnya sendiri, sedangkan kalau dilihat-lihat, Manda tidak pernah menemukan gerak-gerik Farel jika dia menyukai Kayla. Malah yang sering ia temukan adalah perhatian khusus yang selalu datang untuknya.

Tapi, perhatian saja belum tentu mewakilkan kalau dia suka, bukan?

Baru saja Manda ingin melontarkan pertanyaan, Kenapa deketinnya gue? Bukan Kayla aja?

Mobil yang berisikan dua orang itu telah sampai di depan rumah Manda dengan selamat. Manda segera turun sembari menggendong tasnya, tak lupa ia berucap terimakasih.

"Hati-hati kak," ucapnya dengan secarik senyum yang tulus.

Setelah perginya mobil tersebut, Manda segera melangkah masuk ke dalam rumah dan di sambut tidak hangat dengan Malvin.

"Lo sekolah apa dugem, jam segini baru pulang?"

Amanda memutar bola matanya malas. "Gue anak sibuk, gak kaya lo."

Ia segera naik ke lantai atas untuk sekedar berganti baju, mandi, dan beristirahat.

"Amanda, kalau gue ngomong tuh di dengerin." Malvin ikut melangkah ke atas mengejar Manda.

"Revan tadi nyariin lo, dia khawatir karena tau kalau lo belum sampai rumah!"

Amanda memberhentikan aktivitasnya yang saat ini tengah mengeluarkan buku dari dalam tasnya. "Tadi Revan ada di rumahnya Sasha, jadi lo gak perlu mengada-ngada deh!"

"Gue udah tau kalau lo lagi jauhan sama Revan, kan? Dan lo lagi deket sama kakak kelas yang namanya Farel kan?"

Amanda tersenyum sinis. "Oh ya baguslah kalau lo udah tau."

"Oke, di sini gue bakal ngasih tau untuk pertama kalinya kepada Amanda Raisa, bahwa lelaki yang sedang dekat dengan lo atas nama Farel Saputra itu adalah anak bandel sebandel-bandelnya orang bandel."

Amanda dengan sigap mengetuk puncak kepala Malvin dengan keras. "Heh kalau ngomong yang benar dong."

"Lo gak percaya?"

"Gak! Ngapain gue percaya sama lo, dosa!"

Malvin mengangguk-ngangguk tidak jelas. "Yaudah gue juga gak percaya sama omongan gue barusan."

Rasa kesalnya sudah mencapai di ubun-ubun. Malvin pandai sekali jika membuat orang kesal. Ia menggeret Malvin menuju luar kamar dan menutup pintunya dengan keras sampai terdengar sudut ruangan sekalipun.

Manda melemaskan ototnya di atas tempat tidur terlebih dahulu, setelah itu ia beranjak untuk menyegarkan badannya dengan mandi walaupun hari mulai malam.

My Perfect Bodyguard Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang