11 - Mantan oh Mantan

1.2K 104 56
                                    

Hari selanjutnya...

"Revan! Resleting celana lo kebuka aaaaakkk!!" teriak Aldo sembari menutupi wajahnya menggunakan tangan.

Revan yang baru saja memasuki kelasnya seketika menjadi perhatian banyak siswi di kelas tersebut. "WHAT?  Mana-mana?"

Dilihatnya resleting celana putih abu-abunya, Revan sudah malu setengah mati tetapi ternyata disana sudah tertutup sempurna. Menutupi masa depan miliknya. "Kampret, bohongin gue ya lo!" tutur Revan geram.

"Yahhhhhhhh." Suara tersebut berasal dari siswi kelasnya yang ternyata mendapat php dari Aldo. Sedangkan Aldo sudah tertawa terbahak-bahak.

Revan berjalan santai menuju bangkunya. Seperti biasa, Manda telah sampai terlebih dahulu.

"Coklat?" ujarnya bingung.

Revan membaca satu persatu surat, mengobrak abrik segala sesuatu yang ada di loker tetapi tak ditemukan apa yang ia inginkan. "Semua-semua dari Sasha? it's no problem, yang penting enak," cengirnya asal.

"Kok gak ada dari lo sih Man?" tanyanya dengan nada sedikit kesal. "Lo kan suka sama gue."

"Gue gak suka sama lo." tandasnya sedetik kemudian.

"Bisa gitu ya? Kemaren kan lo bilang suka sa--,"

"Gausah dipaksain, gausah berharap. Dia gak suka sama kamu," timpal Ucup tiba-tiba, menyela pembicaraan antara Manda dan Revan.

"Mending sama gue Man. Abang Revan kan udah banyak gebetan sana sini, bahkan sampai kaya kos-kosan putri,"ucap Radit antusias, digebraknya meja seolah menemukan sesuatu. "Berarti Revan playboy ya!"

"Oh iya juga ya!" Aldo mengangguk setuju begitupun dengan Ucup.

"Ghibah mulu lo bertiga. Gue denger woi!" Revan memalingkan wajahnya kearah tiga temannya.

"Lo udah ngerjain PR Van?"

Revan melongo, memikirkan apakah ada PR untuk hari ini. Sontak, ia merebut buku yang sedari tadi ditatap oleh Manda. "Pinjem dulu. Urgent!"

Direbutnya buku tersebut yang menyajikan beberapa kumpulan soal Matematika dengan jawabannya. Secepat kilat Revan menulis, apa daya Bu Rita sudah memasuki kelas.

"Assalamu'alaikum anak-anak."

"Waalaikumsalam bu," jawabnya serentak.

"Oke, PR minggu lalu kumpulkan kedepan." suruhnya segera.

Terdengar bisik-bisik yang membuat telinga Bu Rita tidak nyaman. Ucup, salah satu yang termasuk murid ngeyel pun mengangkat tangan kanannya ke atas. "Maaf bu, memang ada PR ya bu?" tanyanya enteng.

"Ucup! Memang kau tak tau jika ada PR? Ngapain saja kau selama seminggu?!" tutur Bu Rita menampilkan wajah kesalnya.

Ucup hanya bisa bungkam mendengar jawaban dari Bu Rita, lalu melengos lesu. Terdengar cekikikan dari beberapa siswa yang berada di kelas.

"Hei kau Revan! Sedang apa kau? Jangan menyalin pekerjaan milik Manda! Dengar tidak?!"

"Santai Bu, tarik napas dulu. I'm not copying, just doing the same thing,"  sahutnya lantang, mata dan tangannya pun masih tetap fokus dengan tulisan dibuku. Berbicara tanpa melihat bagaimana wajah Bu Rita sekarang.

"Apa perbedaannya, tolol!" bisik Manda lirih.

Bu Rita nampak kebingungan. Ia bertanya kepada salah satu murid yang duduk paling depan. Dan ternyata itu adalah Aldo. "Sutt sutt, dia bilang apa?" bisiknya pelan.

My Perfect Bodyguard Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang