13 - Ada Apa Dengan Hati?

1.2K 88 59
                                    

 Udah niat deketin perempuan apadaya ditikung lebih kejam daripada pembunuhan.
-Revano

-My Perfect Bodyguard-


Keributan dikediaman rumah Manda terdengar cukup jelas, lebih tepatnya di kamar tidur khusus tamu, karena disitu biasanya Revan menginap jika ia bermain terlalu malam.
  
Manda mendecak sebal saat ia ditarik paksa untuk ikut menonton game yang sedang dimainkan. Lainnya berteriak histeris disaat bola hampir memasukan gawangnya.

Untung saja ia mengajak Kayla untuk datang ke rumahnya, tetapi temannya yang satu itu tak kunjung data membuat mood-nya tambah dongkol.

"Anjir! Pemain lo cupu amat, Van!"

"Tendang kanan, tendang kiri. Shoot yaakkkk bangsul woy kartu merah itu harusnya woy. Gak terima gue!" teriak Revan antusias.

"Lo bukan wasitnya dodol!"

"Main secara sehat dong, Cup!" ucap Revan mulai geram.

Ucup tidak memperdulikan teriakan Revan yang membuat kupingnya mulai memanas. Aldo dan Radit hanya mencemili makanan yang sudah disediakan sembari menyaksikan ps  tersebut.

Revan mengacak rambutnya kesal. "WASIT MANA WASIT. KARTU KUNING HARUSNYA ITU WOY!"

"ASTOGEH, CUP OPER GUE KEK BOLANYA."  ucapnya lagi membuat semuanya menatap bingung.

"Woy. Lo itu bisa mainnya apa enggak sih!" decakan dari seorang perempuan terdengar jelas ditelinga Revan.

Revan membalikkan badannya dan mendapati Manda sedang menyaksikan penuh antusias walaupun terpaksa. "Eh Manda."

"GOOOOLLLLLLLLLL!!!!!!"

"ANJAY GOOOOLLLLLLLLLLL. KOK BISA SIH?"

"TOS CUP TOS. ABIS INI MAKAN-MAKAN!"

"Eh bangke, enak aja kalo ngomong!" balas Ucup.

Wajah Revan berubah kecut saat ia melihat skors berubah menjadi 4-1. Ia membanting stick ps-nya dan beranjak dari duduknya, memilih berbaring di aras ranjang sembari mengecek jikalau ada notif  dari handphonenya.

Sekarang bergantian teman-teman Revan yang bermain. Tak kalah berisiknya dari tadi, malah lebih berisik dari yang Revan ucapkan.

Manda melihat Revan yang melangkah lunglai menuju ranjangnya, ia mengambil snack  yang masih utuh lalu melemparnya tepat ke wajah Revan.

"Muka lo jelek banget, belum mandi ya?"

Diliriknya sekilas, Revan tambah merasa dongkol saat Manda mengatakan kata laknat tersebut. Manda sudah duduk manis di tepi ranjang sembari memakan snack  dan mengotak-atik handphonenya.

"Lo kok bau? Gue jadi lebih yakin kalo lo belum mandi."

Kemudian Revan menghembuskan napasnya malas, menatap Manda yang seenak jidatnya mengatai jika dirinya belum mandi.

"Gue gak mandi aja tetep bau wangi, gak kaya lo."

"NGOMONG APA LO BARUSAN?!" teriaknya lantang. "COBA ULANGI!"

"DI BAWAH ADA TEMAN KAMU NAK, BURUAN TURUN."

Suara Rina ; Bunda Manda terdengar cukup jelas dari arah luar pintu kamar, membuat Manda segera beranjak dari ranjang dan menuju ke lantai bawah, ia melirik sekilas kearah Revan, ditatapnya sejenak membuat Manda tambah dongkol perasaannya sekarang.

Manda menebak pasti yang datang si kayla, tapi biasanya temannya yang satu itu selalu langsung saja nyelonong naik ke lantai atas.

Anak tangga demi anak tangga Manda pijaki hingga akhirnya sampai pada anak tangga terakhir, ia mematung disaat melihat seorang lelaki tengah mengobrol dengan bundanya, sesekali terlihat saling tertawa satu sama lain.

My Perfect Bodyguard Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang