12

1.7K 58 1
                                    

Ainda sedang duduk di pinggir lapangan basket sekolahnya.Ya,selesai turnamen tadi mereka langsung kembali ke sekolah.Tapi mereka tetap tidak mengikuti pelajaran.

Fokus Ainda jatuh pada seseorang yang sedang latihan paskib.Beberapa hari ini anak anak paskib sibuk berlatih untuk mengikuti lomba.Siapa lagi yang akan Ainda perhatikan bila bukan Devan.Kadang juga Ainda tersenyum melihat tingkah Devan yang kocak bersama teman temannya.

"65% orang sadar klo dirinya sedang diperhatikan" Ucap seseorang yang tiba tiba sudah duduk di samping Ainda.

Ainda menoleh ke kanan,didapatinya Lingga yang sedang fokus menatap ke depan.
Ainda kembali memfokuskan pandangannya pada Devan.Diabaikan nya Lingga yang masih duduk disamping Ainda.

"Lu suka dia?" tanya Lingga.

Tidak ada jawaban.

Setelah itu Ainda pergi meninggalkan Lingga.

"Di tinggal,lagi?" batin Lingga.

Ainda pergi ke depan kelasnya dengan langkah pincang.Daripada harus mendengar kicauan Lingga yang tidak Jelas,lebih baik Ainda pergi.

Ainda mengeluarkan pulpen dan secarik kertas.Ainda mulai menulis

Hanya karna aku tak mengungkapkan,bukan berarti aku tidak memiliki perasaan yang dalam.Mungkin diamku memang tidak ada artinya untuk mu kak.Tapi dalam hati ini,sudah terisi nama mu.Tidak,kau tidak perlu tau.Aku tidak mau,hanya karna perasaan ku ini kita jadi semakin jauh.

D'

Tertanda
Ainda.

Dilipatnya surat itu,dan dimasukan ke sebuah kotak yang memang sudah berisi banyak surat beraneka warna.

Saat ini masih jam pelajaran, jadinya Ainda tidak perlu takut ada yang mengetahuinya sedang menulis surat itu.



Bel tanda pulang sudah berbunyi,Ainda mulai berjalan pelan pelan meninggalkan sekolahnya.

Sampainya di taman biasa,Ainda duduk,menunggu pulangnya seseorang yang dia nanti nantikan.Kakinya yang terkilir tadi masih terasa sakit.Butuh perjuangan bagi Ainda untuk sampai di teman ini dengan langkah terseok-seok.

Cuaca hari ini sedikit tidak mendukung.Mendung.Tapi Ainda tidak juga beranjak dari kursi taman.Ia masih setia menunggu pulangnya seseorang.

Tiba tiba di depan Ainda ada sebuah motor yang berhenti.Ainda tidak mengenal pemilik motor itu karena memakai helm dan jaket parasut berwarna ungu tua.

Seseorang itu membuka helmnya.Ternyata Lingga.

"Ayo bareng" ajak Lingga.

Ainda melihat sekelilingnya.Apa Lingga berbicara padanya?
Lingga turun dari motornya,dan langsung berdiri di depan Ainda.

"Pulang bareng gue" ucap Lingga datar.

"Ngomong sama saya kak?" Tanya Ainda polos.

"Lu yang ada di depan gue kan? Emang ada yang lain?" jawab Lingga. Kenapa wanita ini begitu polos?

"Nggak perlu.Saya bisa pulang sendiri"

"Dengan keadaan lu yang pincang kyak gini?" tanya Lingga.

Ainda hanya mengangguk

"Gue cowok.Gue masih punya hati.Gue nggak mungkin ninggak cewek di pinggir jalan yang kakinya baru aja terkilir dalam cuaca yang bentar lagi bakal hujan kyak gini" jelas Lingga dengan panjang lebar.

"Saya suka hujan" jawab Ainda.

Tidak tahan lagi Lingga segera melepas jaketnya dan di berikan ke Ainda, lalu di teriknya tangan Ainda.

Karena terkejut,Ainda melepaskan genggaman tangan Lingga padanya.Karena itu,lingga menatap Ainda.

"Kenapa?" tanya Lingga

"Mau bawa saya kemana?" Ainda mulai panik.

Lingga mendekatkan wajahnya kepada Ainda, refleks Ainda langsung menjauhkan wajahnya.

"Gue mau culik lu!" jawab Lingga dengan senyum licik yang sudah terukir di wajah tampan Lingga.

Wajah Ainda langsung memucat.

"Hahahahha......Ya nggak lah! Gila aja gue mau culik lu,gue mau antar lu pulang.Culik lu juga nggak ada manfaatnya.Yang ada gue rugi culik lu" Lingga masih saja tertawa melihat wajah tegang Ainda.Menurutnya itu sangat lucu.

"Udah yuk pulang" Lingga lagi lagi menggengam tangan Ainda.

Ainda langsung menarik tangannya.

"Kata mama saya,nggak boleh pegangan tangan sama orang yang nggak saya kenal" jelas Ainda.

"Yaelah,emang lu nggak kenal gue? Padahal kan satu ekstra.Lu juga pernah chat sama gue" Lama lama Lingga tidak tahan berhadapan dengan wanita ini.Ingin sekali ia benar benar menculik wanita ini sekarang.Lucu

"Ayo pulang,bentar lagi hujan" Lingga meninggalkan Ainda dan menuju ke motornya.

"Nggak apa apa,saya suka hujan kok" balas Ainda.Ia masih diam ditempat dengan jaket Lingga yang masih menggantung di tubuhnya.

"Seenggaknya lu main hujan bareng gue." jawab Lingga sambil menggunakan helmnya.

Ainda berfikir sejenak.Ia melihat jam yang melingkar di tangannya 16.34 hari sudah sore. Langit masih mendung.Tidak ada salahnya juga Ainda menerima ajakan Lingga.Ibu dan Ayahnya juga pasti akan marah jika saat hujan turun,Ainda belum dirumah.

Akhirnya,Ainda berjalan perlahan menuju motor Lingga.Digunakannya jaket Lingga tadi dengan baik.Dan Ainda naik ke jok belakang motor Lingga.

Diam diam,di balik helm,Lingga tersenyum senang.Rencananya berhasil. Akhirnya wanita ini luluh juga.

Yang Tak TersampaikanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang