25

1.5K 43 2
                                    

"Yeah..Sampai"

Dimana ini?

Katanya Lingga akan mengantar Ainda pulang,lalu ini dimana?

"Kak,ini bukan rumah saya"

"Udah,ayo turun.Gue kenalin sama pacar asli gue"

Pacar asli?

Lalu apa arti Ainda bagi Lingga jika sebenarnya Lingga sudah memiliki kekasih.

Ainda mengikuti Lingga masuk ke sebuah restoran.

"Ma." Lingga memanggil seseorang.

Wanita cantik yang di panggil Ma oleh Lingga itu menoleh.

"Tumben dateng" sapa wanita itu. Lingga mengecup kening wanita itu.

"Ai,kenalin. Ini pacar gue" dengan santai nya Lingga memperkenalkan wanita itu pada Ainda.

"Ih.Ngawur kamu Ngga.Jangan percaya" balas wanita itu.

"Jadi ini? Huh,pantesan tolak kamu terus.Orang cantik gini" lanjut wanita itu.

Lingga hanya menyengir.

"Ajak pacar kamu makan sana"Wanita itu berdiri dari duduknya berjalan ke arah Ainda.

"Jaga Lingga yah.Walaupun banyak godain cewek,tapi sebernya dia setia kok.Dan satu lagi,saya mamanya Lingga.Bukan pacarnya" Wanita itu tersenyum manis lalu meninggalkan Lingga berdua dengan Ainda.

"Dasar tukang bohong" Ainda mengecurutkan bibirnya.

"Hahahah...Makanya jangan negatif thinking dulu" Lingga mengacak acak rambut Ainda.

"Ayo makan dulu" lanjut Lingga.

Setelah makan,Lingga mengeluarkan sesuatu dari sakunya.

"Tadaaaa.....Nih buat lu" Ucap Lingga.

"Ya ampun kak.Kenapa repot repot sih"

"Nggak ada salahnya kan bahagiain pacar"

"Nggak ada salahnya kan bahagiain pacar"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"L untuk Lingga dan A untuk Ainda"

"Kurang sweet apa lagi coba gue"

"Sok so sweet yang ada" jutek Ainda.

Lingga hanya memamerkan deretan giginya.Kemudian ia menarik pelan tangan Ainda dan memakaikan gelang berinisial L itu pada Ainda.

"Loh,kok L" protes Ainda.

"Tandanya lu itu milik gue" Lingga kemudian memakai gelang yang berinisial A.

Ainda tersenyum melihat Lingga.

"Udah yuk pulang." Lingga menggenggam tangan Ainda berjalan menuju mobil Lingga.

"Nggak pamit ke mama kakak?" tanya Ainda.

"Nggak usah.Paling lagi romantisan sama papa" jawab Lingga.

Senin. 06.23

Pagi ini Lingga sudah berada dirumah Ainda.Ia menjemput Ainda agar berangkat sekolah bersama.

"Pagi tante.Aindanya udh bangun?"

"Pagi.Udah tuh,lagi sarapan.Yuk ikut sarapan."

"Wih..Boleh juga tan"

Lingga mengikuti mama Ainda dari belakang menuju ke ruang makan.Disana sudah ada Ainda yang asik melahap makanannya.

"Loh,ngapain disini?" Ainda bingung melihat Lingga pagi pagi sudah dirumahnya.

"Jemput lo lah.Kan lumanyan lu bisa irit ongkos" jelas Lingga.

"Yaudah yuk berangkat"

"Lah,gue belum makan"

"Saya bawa bekal kok ntar makan bekal saya aja.Mah,aku sama kak Lingga pergi yah.Assalamualaikum" Ainda mencium tanya mamanya dan langsung menarik tangan Lingga.

Mama Ainda hanya bisa tertawa melihat mereka berdua.

"Aduh Ai,gue tuh belum makan.Lu gimana sih,ntar klo gue pingsan pas upacara gimana?"

"Kan ada petugas PMR"

"Tega lu Ai.Sumpah dah."

"Mau telat? Lagian ngapain sih jemput? Tumben banget"

"Kan gue pacar lu"

Ainda tak menghiraukan Lingga,ia lebih memilih menggunakan helm saja.Berdebat dengan Lingga pasti tidak ada ujungnya.

06.52

Akhirnya Ainda dan Lingga sampai disekolah.Ainda melepas helmnya,dan berlari meninggalkan Lingga.

"Heh,lu belum bilang makasihh!" teriak Lingga.

Ainda tidak menghiraukan Lingga.Karena terlalu tergesa gesa Ainda jadi menabrak seseorang.

Brukk..

Sebuah buku sudah jatuh tepat di ujung sepatu Ainda.

"Eh maaf" Ainda mengambil buku itu dan ingin memberikannya kepada sang pemilik.

"Bukan salah lu.Gue aja yang jalan nggak liat liat"

Deg.

Suara itu.Ainda sangat mengenalnya. Ainda langsung menatap seseorang itu.Ternyata benar.

Devan.

Jantung Ainda langsung berdetak dengan cepat.

"Tolong kendalikan jantungmu Ainda." batin Ainda.

"Hey! Kenapa tegang? Gue nggak gigit lu kok."

Devan tersenyum pada Ainda.

"Uhhh,senyumnya.Siapapun tolong aku" teriak Ainda dalam hati.

"Pengunguman.Bagi seluruh siswa siswi SMA Airlangga baik kelas 10,11,12 harap berkumpul di lapangan.Upacara segera di mulai"

Mereka terdiam sejenak.Sampai akhirnya Devan membuka suara.

"Gue ke lapangan duluan.Lain kali klo ketemu gue jangan tegang lagi" Devan mengacak acak pelan rambut Ainda sampai akhirnya ia berlari menuju lapangan.

Tidak bisa dipungkiri.Ainda bahagia.Bahkan sangat bahagia.Devan tersenyum kepadanya.Devan mengacak pelan rambutnya.Ainda rasa pipinya saat ini sudah semerah tomat.

"Loh Ai.Lu ngapain masih disini? Bukannya tadi lu ke kelas lebih dulu daripada gue? Kok lu masih pakai tas? Lu lupa kelas lu dimana yah?" Karena terlalu bahagia,Ainda sampai tidak sadar bahwa Lingga sudah berada di depannya saat ini.

"Hehe,nggak apa apa kok.Kak Lingga ganteng deh hari ini.Good morning kak.Saya ke kelas dulu ya" Ainda berjalan menuju kelasnya dengan senyum yang terus terukir di bibirnya.

"Lah,salah makan apa tuh anak? Baru sadar sekarang klo gue ganteng" Lingga merapikan rambutnya.

Sampai dikelas,Ainda meletakkan tas nya.Eh tunggu! Buku siapa yang sedang ia pegang? Perasaan Ainda tidak mengeluarkan buku apapun dari dalam tasnya.Ainda berfikir sejenak.

"Astaga! Buku kak Devan!!" Ainda menepuk keningnya sendiri. Kenapa ia sampai lupa mengembalikan buku Devan.

Ah sudahlah.Selesai upacara nanti Ainda akan mengembalikan buku Devan.Lumayan ketemu Devan lagi.

Yang Tak TersampaikanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang