23

1.4K 45 3
                                    

Ainda duduk di tempat tidur UKS.Ia hanya terdiam saja saat lelaki yang tadi menariknya itu mengobati luka di kening Ainda karena terbentur cermin di toilet. Tidak ada percakapan antara mereka berdua sejak lelaki itu menyelamatkan Ainda dari seniornya itu.

"Gue udah dengar berita lu jadian sama Lingga" Yap! Itu kalimat pertama yang dikeluarkan lelaki itu setelah dari tadi hanya fokus mengobati Ainda.

Braaakkk...

Pintu UKS terbuka.Memperlihatkan Lingga yang tampak lelah.

"Ya ampun Aii" Lingga terkejut melihat pacarnya itu.Lingga berjalan cepat ke arah Ainda,dan langsung memeluknya.

"Maaf banget Aii.Maafin gue.Seharusnya gue yang nyelamatin lu.Maaf Aii"Lingga menyesal.

"Kak,nggak apa apa kok" Ainda merasa tidak nyaman Lingga memeluknya.Ini pertama kalinya seorang lelaki yang tidak memiliki hubungan darah dengan Ainda malah memeluknya.

"Ehem"

Lingga langsung melepas pelukannya pada Ainda saat sadar bahwa di UKS bukan hanya mereka berdua.

"Devan? Lu yang nyelamatin cewek Gue?"

Devan hanya mengangguk kaku.

Yup!!! Devan is super hero.Ialah yang ternyata sudah menyelamatkan Ainda.

"Makasih Van.Makasih banget.Lu boleh keluar sekarang.Gue pengen ngomong sama cewek gue burdua"

Devan terdiam. Bergantian mengamati kedua siswa siswi itu.Sampai akhirnya ia berjalan meninggalkan Lingga dan Ainda.

"Kak Devan"

Mendengar namanya di panggil,Devan memberhentikan jalannya. Melihat kearah seseorang yang memanggil nya.

"Makasih kak" Lanjut Ainda.Ainda tersenyum.Tidak ada balasan apapun dari Devan.Devan malah melanjutkan perjalanannya.

"Dihh..Masih belum move on juga" setelah melihat Devan sedah benar benar keluar,Lingga langsung duduk disamping Ainda.

"Kak,saya pengen ngomong"

"Gue juga pengen ngomong"

Ainda dan Lingga saling menatap.

"Yaudah klo gitu gunting batu kertas aja dulu." tantang Lingga.

"Siapa takut" balas Ainda.

1...2...3...

Lingga gunting... Sedangkan Aindaaaaa
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Kertas.

Siaaall!

Ainda kalah.

"Yes!" Lingga teriak gembira.

"Nggak ada romantis romantisnya.Bilang ladies first kek"omel Ainda.

Ainda hanya memutar bola matanya melihat Lingga.Lingga langsung saja mengeluarkan sesuatu dari saku celananya.

"Nih..." Lingga menyerahkan benda kecil itu pada Ainda.

"Pita?" lohh,untuk apa?Bukan kah tadi kafo kecil berisi pita yang di laci mejanya itu dari Lingga? Lanjut batin Ainda.

"Kemarin kan gue nggak sengaja jatuhin pita lu ke selokan"

Loh,terus pita yang Ainda dapati di laci mejanya itu dari siapa?

Ainda menerima pita itu.

"Iya makasih kak"

"Jangan kak dong,panggil gue sayang gitu sekali" goda Lingga.

Ainda tersenyum malu malu.

"Aduh kening pacar gue lecet nih" Lingga mengalihkan perhatiannya pada kening Ainda. Lingga meniup niup tempat luka Ainda.

Cup.

Lingga mengecup kening Ainda yang luka. Ainda tak menyangka akan menjadi sepertinya. Lingga menciumnya.MENCIUMNYA!!

"Biar cepat sembuh ya sayang" ujarnya lembut.

Ainda tak membalas ucapan Lingga.Rasanya otaknya berhenti berfungsi.Orang yang tidak memiliki hubungan darah dengannya malah menciumnya.

Lingga berjalan kearah pintu UKS.Ia melihat kanan kiri.Seperti mecari seseorang.

"Eh,Aris.Sini deh" Panggil Lingga.

Seseorang yang di panggil Aris itu berjalan mendekati Lingga.Lingga mengeluarkan selembar uang 50 ribu.

"Lu tolong ke kantin ya.Beli roti sama minuman apa kek gitu.Gue pengen temenin cewek gue.Gue minta tolong ya Ris" Aris menerima uang dari Lingga.Dan langsung berjalan menuju Kantin.

Lingga berjalan ke arah tempat tidur disamping tempat Ainda.Lingga langsung merebahkan tubuhnya di kasur itu.Matanya terpejam.

"Kak,nggak masuk kelas?" tanya Ainda.

"Masa gue harus ninggalin cewek gue?" Masih dengan mata tertutup Lingga menjawab pertanyaan Ainda.

Ada yang berdesir di hati Ainda saat ia mendengar Lingga menyebutnya cewek gue.

Sekitar 15 menit Ainda dan Lingga saling berdiam diri.Sampai akhirnya Aris datang.

"Lingga.Pesenan lu nih"

Lingga langsung bangun dari tidurnya.Sebenarnya ia tidak benar benar tidur,ia hanya ingin memandangi Ainda dalam diam dengan mata tertutup,padahal diam diam Lingga melirik Ainda.

"Oh iya Ris.Makasih.Kembaliannya ambil aja ya" Lingga kembali menghampiri Ainda.

"Nih yang,makan gih.Lu pucet" tunggu tunggu,tadi Lingga memanggilnya apa? Yang?

"Kak,nama saya tuh Ainda"

"Kenapa sih? Lu pacar gue kan? Biar keliatan so sweet gitu Ai."

"Yaudah terserah." Ya,akhirnya Ainda mengalah.

"Buka mulutnya dong yang" Lingga mengambil sepotong roti yang telah ia buka.Lingga menyuapi Ainda seperti menerbangkan pesawat.

"Yang lu sayang gue nggak?"

Yang Tak TersampaikanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang