16

1.5K 54 0
                                    

Setelah kejadian Lingga yang menembak Ainda,Lingga bukannya menjauh.Malah,sekarang Lingga makin sering mengganggu Ainda.Seperti halnya sekarang.

Ainda sedang di aula,tadi teman satu team vollynya memberitahu bahwa hari ini ada sparring antara SMA Airlangga dengan SMA Mortopuro.Tapi hanya volly putra saja,volly putri tidak.Namun,teman Ainda mengajak Ainda untuk menonton pertandingan.

Ainda sedang berdiri,asik memberi semangat untuk team volly putra sekolahnya.Baru saja di lakukan pergantian pemain antara Handanu dengan Lingga.Lingga langsung saja memainkan tutup kepala dari jaket yang Ainda gunakan.Lingga memakaikan penutup kepala itu hingga menutup mata Ainda.

"Kak,diam" ucap Ainda.

Bosan memainkan penutup kepala itu,Lingga mulai mengacak acak rambut Ainda,membuat Ainda kesal.

"Bener bener nggak bisa di kasih tau sekali doang yah" geram Ainda.

Lingga hanya memamerkan deretan gigi putihnya.




Ainda sudah duduk di kursi taman sebrang sekolah,menunggu Devan. Tiba tiba,motor Lingga sudah berhenti di depannya.Lingga turun dari motor,dan langsung menghampiri Ainda.

"Hai cewek." sapa Lingga.

Tidak ada respon.

Lingga langsung saja mengambil pita yang terjepit indah di rambut Ainda.

"Uhhh...Pitanya unyu banget" Lingga melihat pita itu dengan mata berbinar.

"Balikin kak" Ucap Ainda dengan nada datar.

"Buat gue aja deh" Lingga mencoba menggunakan pita Ainda ke rambutnya.

"Nggak lucu kak.Balikin deh" Ainda melemparkan tatapan sadisnya untuk Lingga.

"Mau ini? Ayo kejar gue dulu" Pancing Lingga.Lingga mulai berlari meninggalkan Ainda.

"Kak Lingga" Ainda mencoba mengejar Lingga.

Karena Lingga berlari sambil menghadap ke belakang untuk melihat Ainda,Lingga tidak sadar bahwa di depannya ada orang.Dan menyebabkan Lingga menabrak seseorang itu.

Cluup.

Lenyap sudah.Pita jepit Ainda kini mendarat di dalam got.

"Eh sorry" Ucap seseorang yang tak sengaja di tabrak oleh Lingga.

"Kak Lingga pita saya" Ainda yang baru saja sampai di tempat kejadian masih ngos ngosan. Keringat sudah membasahi keningnya.

"Ya ampun Ai,pita lu" Lingga langsung mengeluarkan wajah memelasnya.

"Kak Lingga...Udah saya bilang kan balikin" Ainda masih tidak rela melihat pitanya kini yang sudah jatuh ke dalan got.

"Ini salah gue" ucap seseorang

Lingga beserta Ainda langsung menatap seseorang,yang di bilang menjadi penyebab jatuhnya pita Ainda ke dalan got.

"Kak Devan" Bagaikan terhipnotis,pandangan Ainda langsung terkunci pada Devan.

Melihat Ainda yang langsung diam melihat Devan,Lingga langsung membuka suara.

"Nggak apa apa Van,gue yang salah.Tadi lari larinya gue nggak liat ke depan" jawab Lingga.

"Oh ya,gue duluan yah.Yuk Ai" Lingga langsung menarik tangan Ainda dan mengajaknya pulang.

Dengan terpaksa Ainda mengikuti Lingga.Di perjalan menuju motor Lingga,Ainda terus saja mengomeli Lingga yang menjatuhkan pita nya ke dalam got.

Tanpa di sadari,seorang Devano Rivaldi melihat semua adegan yang di lalui dua orang yang seperti kucing dan tikus itu.Kedua sudut bibir Devan terangkat.Bukan karna melihat kedekatan Lingga dan Ainda,namun Devan merasa lucu cara Ainda mengomeli Lingga. Ya,Devan memperhatikan segalanya.

Di atas motor,Lingga berusaha membujuk Ainda agar tidak marah lagi.Karena mulai perjalanan pulang,Ainda tidak mau berbicara dengan Lingga.

"Ai,maafin gue dong.Jangan diam kyak gini" bujuk Lingga.

Tidak ada jawaban.Ainda masih sangat kesal dengan Lingga.Itu pita kesayangannya.

Sampainya di halaman rumah Ainda,Ainda langsung saja turun dari motor Lingga.Bahkan Ainda tidak mengucapkan terima kasih pada Lingga.Ainda langsung meninggalkan Lingga.

Yang Tak TersampaikanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang